Gaungkan #InspireInclusion, Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP Undip Gelar Campaign dalam Rangka International Women’s Day 2024
Himpunan Mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) gelar campaign untuk merayakan International Women’s Day (IWD) pada Kamis (07/03) di selasar Gedung D FISIP Undip. Dalam campaign tersebut, disediakan berbagai properti seperti spanduk kosong untuk menyuarakan pendapat, cermin untuk mengapresiasi diri, free hugs, hingga hadiah kecil berisi berbagai pujian.
Sebagai Bentuk Dukungan dan Penghilangan Stigma Negatif terhadap Perempuan
Selaku ketua bidang Sosial dan Politik Himpunan Mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan FISIP Undip, Dian Fitri Natasya mengatakan bahwa campaign ini digelar dengan tujuan memberikan sebuah dukungan kesetaraan gender yang dilakukan baik dari perempuan ke perempuan, laki-laki ke perempuan, maupun perempuan ke laki-laki.
“Urgensinya sendiri itu gak lebih kayak dukungan saja lah dari perempuan kepada perempuan yang lainnya, dan sebetulnya bukan hanya dari perempuan ke perempuan, tetapi seharusnya juga dari laki-laki ke perempuan maupun perempuan ke laki-laki,” ujar Fifi.
Digelarnya campaign IWD adalah untuk menyadarkan beberapa stigma terhadap perempuan agar bisa berkurang dalam lingkungan FISIP terutama yang menjurus ke arah misogini dan objektifikasi perempuan.
“Dengan aksi seruan ini diharapkan untuk laki-laki tidak memarjinalkan perempuan begitu, di FISIP itu stigma seperti perempuan lebih lemah daripada lelaki bisa hilang atau berkurang mungkin. Kemudian perempuan bukan hanya barang, karena masih banyak yang berkata ‘cewek rusak, cewek rusak’ dan kita ‘kan bukan barang, rusaknya memang bagaimana?” harap Fifi.
Walaupun begitu, Fifi juga menyadari bahwa aksi ini belum mampu menyadarkan secara maksimal terhadap kesadaran mahasiswa FISIP mengenai isu perempuan yang berkembang di masyarakat luas.
“Kalau meningkatkan kesadaran FISIP, mungkin ada yang tergerak sadar, tetapi kalau meningkatkan kesadaran secara signifikan sepertinya belum bisa ya,” jelasnya.
Kurangnya Sorotan terkait Isu-Isu Perempuan
Anya (nama samaran), yang merupakan salah satu mahasiswa Ilmu Pemerintahan mengatakan bahwa apabila terdapat semacam pengetahuan untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu perempuan, campaign ini akan lebih efektif.
“Menurutku, kalau misalkan ada dari panitia memberikan insight-insight (terkait isu perempuan) bakalan bakalan berguna untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa. Apalagi di sini tadi ‘kan cuma ada tulisan di spanduk Inspire Inclusion nggak ada konteksnya, ‘kan nggak tahu itu buat cewek atau cowok. Oh, ternyata ini buat International Women’s Day,” terang Anya.
Meskipun begitu, Anya mengakui bahwa campaign ini telah berjalan dengan baik dalam mengapresiasi perempuan.
“Tapi kalau untuk masalah apresiasinya bener-bener bagus,” tambahnya.
Masih menyikapi terkait pelaksanaan campaign, Anya juga turut memberikan saran bahwa seharusnya dalam pelaksanaan campaign lebih menyorot kepada isu-isu perempuan.
“Karena dalam rangka IWD, mungkin lebih ditekankan lagi isu-isu perempuan, ini kan aku dapet permen apresiasi tulisannya focus in the good do it for you ‘kan bisa juga buat cowok. Kurang di-highlight perempuannya, apalagi tadi di awal ‘kan masih kosong tuh spanduknya tulisannya cuma kamu cantik! kamu cantik!” jelasnya.
Anya juga memiliki harapan untuk perempuan di seluruh dunia untuk lebih mencintai diri sendiri dan yakin terhadap apa yang ingin dilakukan.
“Harapannya, lebih cintai diri sendiri. Karena aku sendiri pun sekarang tidak begitu mencintai diriku sendiri. Terus, jangan ini, perempuan jangan takut ini takut itu, lakuin aja udah yang pengen dilakuin,” harap Anya.
Fifi turut memberikan pesan bahwa perempuan harus tetap semangat dalam berjuang dan melawan apa yang ingin mereka capai.
“Tetap semangat untuk seluruh perempuan yang ada di dunia, meskipun kita tahu ya, mungkin perjuangan kita bakal dua, tiga, empat, sampai sepuluh kali lebih berat daripada temen-temen cowok dalam mencapai suatu tujuan. Singkat saja sih, hidup perempuan yang melawan!” pungkasnya.
Reporter: Aulia Retno, Taufiqurrahman Alfarisi
Penulis: Aulia Retno, Taufiqurrahman Alfarisi
Editor: Alivia Nuriyani
Pemimpin Redaksi: Natalia Ginting
Desain: Izza Karimatan