Kilas Balik Sembilan Tahun Kepemimpinan Jokowi Melalui Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Se-Semarang Raya
LPM OPINI – Ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Semarang dan sekitarnya menggelar aksi unjuk rasa di halaman depan Kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah, Rabu (25/10). Aksi tersebut dilangsungkan dalam rangka mengevaluasi sembilan tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
“Jadi ini merupakan aksi mengevaluasi sembilan tahun dari kepemimpinan Jokowi yang kami rasa banyak sekali hal-hal yang tidak berpihak kepada masyarakat dan (kepemimpinannya) malah mencederai nilai-nilai demokrasi,” kata Razan Siregar selaku koordinator lapangan dalam aksi ini.
Aksi diawali dengan parade dari Gerbang Universitas Diponegoro Pleburan menuju ke Gedung DPRD melalui Jalan Pahlawan. Disela-sela parade, massa juga melakukan orasi sambil menyanyikan mars mahasiswa. Aksi parade berlangsung cukup kondusif hingga massa memasuki area luar pagar Gedung DPRD Jawa Tengah.
Namun, seiring berjalannya waktu, unjuk rasa mulai diwarnai dengan aksi saling mendorong oleh massa mahasiswa dengan aparat kepolisian dibarengi dengan aksi pembakaran ban bekas. Kondisi kian memanas dengan adanya provokasi dan desakan massa yang mencoba merangsek masuk ke Gedung DPRD Jawa Tengah.
“Iya, tadi memanas. Beberapa mahasiswa coba masuk, namun diadang aparat,” ujar Dian Fitri Natasyia, mahasiswa FISIP Undip, yang turut dalam aksi demonstrasi.
Adapun massa demonstran menuntut berbagai hal kepada pemerintah melalui aksi unjuk rasa ini. Mereka melayangkan tuntutan ke pemerintah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah.
“Dalam poin yang kami tuntut ada beberapa aspek, yaitu hukum, HAM, ekonomi, ekologi, agraria, dan pendidikan. Ini tadi kami sudah buat nota kesepakatan,” ucap Razan.
Seusai penandatanganan nota kesepakatan, mahasiswa meminta dalam 14 hari, mahasiswa berharap tuntutan-tuntutan tersebut sudah terpenuhi.
“Tentunya kami akan selalu mengawasi keberjalan dari pemerintahan hari ini. Dan bilamana dalam 14 hari tuntutan-tuntutan kami masih ada ketidakjelasan, dan pemerintah masih saja melakukan penindasan, pastinya (akan) ada aksi yang lebih masif dan lebih besar. Karena ini adalah bentuk akumulasi kemarahan kami dari mahasiswa,” tandas Razan.
Menjelang akhir demonstrasi, sejumlah mahasiswa menampilkan aksi simbolik dengan menaburkan bunga sebagai lambang matinya demokrasi. Tidak hanya itu, aksi lain juga dilakukan seperti meniup peluit sebanyak sembilan kali sebagai lambangsembilan tahun kekuasaan rezim Jokowi. (Fauzan HR)
Penulis : Fauzan Haidar Ramadan
Reporter : Fauzan Haidar Ramadan, Bintang Suci, Taufiqurrahman
Editor : Almira Khairunnisa