Tampak depan acara expo Komunitas Lingkungan dan Community Development. (Sumber foto: Taufiqurrahman Alfarisi). 

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) memperingati Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada 22 April lalu dengan menyelenggarakan dua acara sekaligus, yakni launching buku karya Prof. Soedarto dan Prof. Bulan Prabawani di Gedung PKM FISIP Undip. Selain itu, digelar expo bagi perusahaan-perusahaan dan komunitas lingkungan dalam rangka mempromosikan dan menawarkan kampanye ramah lingkungan atau produk yang bersumber dari material daur ulang pada Jumat (26/04) di depan Gedung B dan C FISIP Undip. Expo tersebut mengundang beberapa pihak seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN), Dinas Lingkungan Hidup Semarang (DLH Semarang), bahkan Program Studi Teknik Lingkungan Undip dengan membawa produk dan kampanye masing-masing.

 

Kajian Sustainable Development dan Penerapannya di Lingkup Bisnis dan Usaha

Sebagai Koordinator Acara Expo Komunitas Lingkungan dan Community Development bagian Mahasiswa, Firza Syafitrah mengutarakan bahwa expo tersebut bertujuan untuk menjadi bagian dari acara peringatan Hari Bumi Sedunia bersama dengan kegiatan bedah buku Prof Soedarto dan Prof Bulan Prabawani yang membahas hubungan manajemen lingkungan dengan bisnis berkelanjutan.

“Sebagai bentuk peringatan kita terhadap hari bumi yang jatuh pada tanggal 22 kemarin dan sekaligus kita me-launching bedah buku karya Prof. Soedarto dan Prof. Bulan Prabawani. Nah, di sini memang buku tersebut menjelaskan tentang manajemen lingkungan dan bisnis berkelanjutan,” ucap Firza.

Oleh karena itu, expo tersebut mempromosikan bisnis berkelanjutan atau Sustainable Development (SGD) yang mana sektor ekonomi dapat berkembang dengan memperhatikan aspek lingkungan. Promosi ini dengan undangan berbagai perusahaan yang sudah mendapat PROPER (Public Disclosure Program for Environmental Compliance) Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 

“Untuk acara Expo sendiri kita mengundang berbagai perusahaan yang telah mendapat PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menunjukkan inovasi ataupun community development yang kemudian dapat dipamerkan kepada mahasiswa serta civitas akademika di Undip. Selain itu, kami juga mengundang beberapa yayasan yang memang bergerak di bidang lingkungan juga,” lanjut Firza.

Selain mempromosikan bisnis berkelanjutan, Firza berharap acara ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terkait pentingnya menjaga lingkungan dalam menjalankan proses ekonomi maupun bisnis. Salah satu contoh yang ia berikan adalah dengan menerapkan teori bisnis berkelanjutan yang dibahas dalam acara bedah buku tersebut.

“Harapan saya acara ini meningkatkan concern dan kepedulian masyarakat terkait pentingnya menjaga lingkungan itu sendiri, kita hidup berdampingan dengan lingkungan, dengan itu kita harus menjaga yang ada di alam tersebut. Maka dari itu, penting bagi perusahaan-perusahaan untuk memperhatikan aspek lingkungan dengan menerapkan teori bisnis berkelanjutan yang tadi dibahas. Sembari memenuhi kebutuhan kita di sektor ekonomi dan bisnis, kita juga tidak boleh luput akan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan,” tukasnya.

Inovasi dan Terobosan Baru yang Ditawarkan Tangan Akademika

Booth program studi Teknik Lingkungan yang mempromosikan produk daur ulang seperti ecobrick. (Sumber foto: Deana Zahira).

Mengikuti semangat bisnis berkelanjutan, perwakilan dari program studi Teknik Lingkungan Undip, menawarkan berbagai produk yang berasal dari beberapa sumber daur ulang seperti botol plastik hingga fermentasi kulit buah. Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa program studi Teknik Lingkungan, Aulia Mutiara Andini turut memberikan penjabaran bagaimana produk mereka terbuat. 

“Di sini ada ecobrick, jadi kami menggunakan sampah-sampah plastik yang dipadatkan dalam satu botol plastik lalu ditekan sampai nggak ada rongganya sampai benar-benar padat. Produk akhirnya jadi tersusun sampai benar-benar bisa dibuat duduk. Selanjutnya, juga ada eco-enzyme yang secara garis umum hasil fermentasi kulit buah yang membentuk cairan pembersih pakaian yang sangat efektif. Jadi, kulitnya itu difermentasi menggunakan molase yang kemudian menjadi cairan pembersih yang bisa digunakan buat batik dan kain-kain sensitif juga,” jelas Andin.

Meskipun mengikuti acara tersebut sebagai lembaga usaha, Andin juga memberikan motivasi mereka mengikuti acara tersebut adalah sebagai civitas dengan latar pendidikan yang kemudian dapat bermanfaat terkait pemeliharaan lingkungan. 

“Kami di sini berperan sebagai civitas yang masih membawa background pendidikan yang nanti terjun ke dunia kerja untuk bisa bermanfaat nantinya terkait pemeliharaan di lingkungan. Selain itu, beberapa temen-temen yang antusiasmenya tinggi ternyata masih banyak banget yang belum tau tentang eco-enzyme, ataupun masih banyak yang masih awam sama kurang familiar dengan bagaimana cara pengelolaan sampah, nah motivasi kami lebih ke itu sih,” tambah Andin.

Ketua Bidang Riset dan Inovasi Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Undip, Aprianto Tyas Dwi Nugroho juga memberikan tanggapan positifnya mengenai penyelenggaraan acara yang ia harapkan dapat lebih ditingkatkan terutama yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat. 

So far acaranya berjalan lancar dan bagus banget, mungkin sering ditingkatkan aja untuk mengadakan acara-acara seperti ini. Ga cuma acara ini aja, mungkin bisa kerja sama dengan kami juga dengan event terkait ke masyarakat tentang spread awareness tentang environmental,” ujar Apri.

 

Antusiasme Mahasiswa terhadap Penyediaan Progam yang Interaktif

Potret antusiasme mahasiswa FISIP mengikuti kegiatan expo Komunitas Lingkungan dan Community Development. (Sumber foto: Zunaedi Ishak).

Expo yang diselenggarakan di pelataran Gedung B dan C berhasil menarik minat berbagai mahasiswa yang menyempatkan waktunya untuk mengunjungi berbagai booth yang sudah disediakan oleh acara tersebut. Salah satu mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut, Muhammad Ilham Berlian menyebutkan penawaran dari beberapa booth beserta interaktivitas di antara booth-booth merupakan alasan dirinya mengikuti acara tersebut.

“Jujur ya, pertama karena kopinya gratis, jujur aja. Kedua, juga menarik sih ada Pertamina, PLN, Pupuk Kalimantan gitu-gitu. Kita jadinya bisa interaksi, tanya jawab oleh ahlinya langsung. Jadi ya gitulah, sambil ngopi gratis, sambil nanya-nanya karir juga,” jelas Ilham.

Salah satu booth yang menjadi perhatiannya adalah booth perusahaan pupuk yang membuat inovasi pupuk tidak bebas dari pencemaran lingkungan serta pestisida yang mampu menjadi alternatif lebih aman bagi lingkungan. 

“Iya, ada perusahaan pupuk yang ngebuat inovasi bagaimana pupuknya tidak mencemari begitu, tidak bersifat seperti pestisida gitu. Jadi, lebih aman lah terhadap lingkungan,” tambah Ilham. 

Kendati berjalan dengan baik, pelaksanaan acara tersebut tidak luput dari kritik dan saran. Kurang masifnya publikasi sebelum acara dan kurangnya penawaran dari beberapa booth menjadi kritik terhadap acara Expo tersebut.

“Masih kurang kemasifan media kali ya, karena ya, aku sendiri tahunya dari mulut ke mulut. Jujur harapanku juga lebih digedein lagi skalanya, ya, karena ya bagus ini acaranya, kita bisa interaksi langsung gitu loh. Dan harapanku juga kedepannya, ya itu tadi sih, lebih banyak yang gratis-gratis lagi, entah kopi, entah makanan apa yang gratis-gratis lagi, itu menarik,” tutup Ilham.

 

Reporter: Taufiqurrahman Alfarisi

Penulis: Taufiqurrahman Alfarisi

Editor: Alivia Nuriyani

Pemimpin Redaksi: Natalia Ginting

Desain: Rifat Farhan

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.