Undip Fasilitasi Sepeda Kampus: Realisasi Green Campus untuk Wujudkan Lingkungan Nol Emisi
Universitas Diponegoro selaku perguruan tinggi mempunyai kewajiban dalam mewujudkan lingkungan yang “ramah” secara fisik. Hal ini tentu saja sejalan dengan tanggung jawab untuk menjadikan Undip sebagai green campus, yang mana merupakan salah satu upaya dalam membentuk kampus ramah lingkungan. Bentuk komitmen Undip dalam merealisasikan green campus salah satunya dengan memfasilitasi kendaraan nol emisi, seperti sepeda kampus. PitKu (sebutan untuk sepeda Undip) merupakan bentuk pengejawantahan dari Green Campus sekaligus bertujuan untuk memudahkan mobilisasi kegiatan di area kampus oleh sivitas akademika. Menilik animo dan pengalaman mahasiswa, apa tanggapan mereka terkait adanya fasilitas sepeda kampus, serta bagaimana persiapan universitas dalam memfasilitasi penyediaan sepeda?
PitKu Sebagai Salah Satu Indikator Penilaian UI GreenMetric
Dalam rangka meningkatkan nilai pada pemeringkatan UI GreenMetric, tentunya Undip berupaya semaksimal mungkin untuk memperhatikan berbagai hal di dalamnya.
Supervisor Subbagian Kerumahtanggaan Universitas Diponegoro, Dharmawan Agung Widodo mengungkapkan bahwa Undip sebagai salah satu universitas yang turut menjaga lingkungan tentunya memiliki tujuan jelas, yakni untuk mewujudkan carbon neutral campus dengan menyediakan kendaraan yang memiliki emisi nol dan terkait dengan pemeringkatan UI GreenMetric yang menilai berbagai aspek untuk melindungi ekosistem di lingkungan sekitar.
“Tujuan awal itu dari pimpinan kan memang seperti tadi (mewujudkan kendaraan tanpa emisi). Terus yang kedua, mungkin ada hubungannya juga dengan mungkin yang kita butuhkan seperti pemeringkatan, salah satunya itu UI GreenMetric, komponen yang dinilai juga masalah transportasi,” ungkapnya saat ditemui langsung oleh OPINI pada Selasa (07/11).
UI GreenMetric dikenal sebagai lembaga pemeringkatan pertama di dunia yang digagas oleh Universitas Indonesia dengan menilai aspek pengelolaan lingkungan hidup di perguruan tinggi dengan 39 indikator penilaian pada enam kriteria. Jumlah peserta dalam pemeringkatan ini mencapai 84 negara dan 1183 universitas di seluruh dunia.
Revitalisasi Fasilitas Sepeda, Apa Saja Yang Sudah Diperbuat?
Sayangnya, walaupun jumlah sepeda yang ada di setiap unit sudah tergolong banyak, tetapi masih ditemukan beberapa sepeda yang mengalami kerusakan. Meski begitu, pihak fakultas mengaku bahwa perawatan yang dilakukan pada setiap unit sudah cukup baik, lantaran dilakukan pemisahan antara sepeda yang kondisinya masih dapat dipakai dan yang tidak agar nantinya diperbaiki. Mahasiswa juga dapat memilih sepeda yang kondisinya layak dan aman untuk dikendarai. Dini Hartanti mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2022 mengungkapkan terkait kondisi sepeda yang ada di SA-MWA.
“Kalau kemarin yang aku pakai itu bagus kondisinya, tapi beberapa yang dilihat di SA-MWA itu ada yang rusak seperti bannya bocor, jadi kita harus milih-milih dulu yang kondisinya bagus buat dipinjam,” terangnya saat diwawancarai secara langsung oleh OPINI pada Minggu (26/11).
Berbagai penunjang fasilitas sepeda di lingkungan kampus dipersiapkan dengan matang, mulai dari persiapan awal, melakukan pemeliharaan, hingga jalur sepeda yang akan digunakan. Sementara itu, untuk rencana pengembangan ke depannya, pihak universitas akan menyediakan helm demi keselamatan bersepeda.
“Kami tuh melihat kondisi sepeda, terus kemudian juga ada kunjungan dari kantor pemeringkatan dan timnya Pak Wakil Rektor 4, menjelaskan tentang pemanfaatan sepeda. Terus kemudian yang sudah dilakukan oleh bagian aset itu juga tadi pemeliharan sepeda, kebetulan sepeda itu kan juga sudah lama tidak digunakan. Kemudian itu, jalur sepeda yang kamu lihat kuning, terus kemudian sudah membuat peta kampus untuk jalur sepedanya, itu sudah juga, kelengkapan sepeda ini kami masih menyusul seperti helm dan lain-lain,” tutur Dharmawan atau yang akrab disapa Wawan.
Andi Widiasmoro selaku Manajer Bagian Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip juga menyatakan ihwal persiapan mereka terkait fasilitas sepeda dengan melakukan perbaikan dan menyediakan tempat untuk menyimpan sepeda.
“Mulai tahun 2023 kemarin kondisi sepeda coba kami perbaiki semua, apa yang rusak kami perbaiki dan kami letakkan ke tempat yang seharusnya. Kalau dulu kan di gudang dan kenapa di depan ada rumah sepeda memang itu akan digunakan sebagai tempat parkir sepeda,” ungkap Andi saat diwawancarai secara langsung oleh OPINI pada Kamis (21/11).
Topografi Kampus yang Ekstrem untuk Bersepeda
Dengan adanya fasilitas sepeda di lingkungan kampus, mahasiswa dapat menggunakannya sebagai sarana untuk berolahraga. Banyak manfaat yang didapat ketika bersepeda, mulai dari menjaga kesehatan sampai berguna untuk menjaga mental agar tetap stabil. Selain itu, bersepeda juga dapat menjadi sarana merilekskan diri dari kepenatan berkuliah.
“Jadi ya manfaatnya tuh sebenernya kalau buat kesehatan mental sendiri tuh bagus loh. Jadi, olahraga itu kan memunculkan hormon dopamin kan kebahagiaan. Nah itu, jadi manfaatnya itu sih menurutku,” ujar Dyah Arfanny, mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2022 saat diwawancarai secara langsung oleh OPINI pada Selasa (05/12).
Hal serupa juga disampaikan oleh Safa Yumna, mahasiswa FISIP angkatan 2022. Ia mengungkapkan ketertarikannya untuk berolahraga menggunakan sepeda Undip di sekitar lingkungan kampus.
“Manfaat yang saya rasakan adalah senang bisa ngerasain sepedaan seru-seruan lagi setelah sekian lama. Selain itu, secara tidak langsung sepedaan kan sama kayak berolahraga gitu jadi bisa untuk menjaga kesehatan,” tuturnya saat ditemui secara langsung oleh OPINI pada Selasa (05/12).
Meski begitu, terdapat beberapa mahasiswa yang enggan menggunakannya untuk kedua kalinya karena keadaan topografi wilayah kampus Undip yang dinilai tidak cocok untuk bersepeda.
“Sebenarnya naik sepeda Undip hanya penasaran pengen nyobain. Jujurnya habis nyobain nggak mau lagi karena jalurnya di Undip itu naik turun jadi kalo naik sepeda kayaknya nggak cocok deh,” ungkap Dini.
Ia juga menambahkan pendapatnya mengenai pengalaman dalam menggunakan sepeda kampus yang jalurnya dinilai terlalu berat untuk bersepeda.
“Antara perlu tidak perlu. Perlunya juga buat kita refreshing, olahraga, liat-liat kampus. Tapi juga ga perlu kalo kita liat, siapa yang mau naik sepeda di medan atau jalur yang tidak menentu, apalagi FPP atau Psikolog yang jalur nanjaknya ekstrem, ke Fakultas Hukum Fisip juga gitu,” pungkasnya.
Rute Sepeda Yang Belum Menyeluruh
Tak hanya perihal sepeda, jalur sepeda yang disediakan oleh Undip juga belum menjangkau seluruh kawasan di Universitas Diponegoro, karena hanya mencakup sampai Fakultas Ekonomi. Sedangkan untuk lingkup Psikologi dan Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) tidak ada rute yang jelas.
“Kalau yang di depan Fakultas Ekonomi itu ada jalur sepedanya, tapi itu cuma mentok di situ doang dan pinggirannya udah nggak ada lagi. Kalo yang daerah dalam aku nggak tahu ya kan karena itu cuma muterin apa RSND itu kan belum ada. Seingatku jalur sepedanya cuma sampe Ekonomi yang tengah,” ujar Fanny.
Dini juga menanggapi hal yang sama terkait jalur sepeda yang belum melingkupi seluruh area di Undip.
“Daerah FSM, SA-MWA, dan FISIP itu sudah ada jalur sepeda atau track yang cat warna kuning, tapi belakang Psikologi dan jembatan Si Katak setahuku itu nggak ada, kalau daerah SA-MWA sudah ada,” ujarnya.
Dari Aspek Perawatan Hingga Penyediaan Layanan, Apakah Sudah Dilakukan Secara Prima?
Wawan selaku Pengelola sepeda kampus yang berlokasi di SA-MWA mengklarifikasi perihal jalur dan perawatan sepeda kampus. Ia mengatakan bahwa pengelolaan dilakukan secara berkala oleh petugas. Untuk perbaikan sepeda akan ditindaklanjuti berdasarkan keluhan mahasiswa.
“Checkup kami ada satu petugas itu yang selalu melihat sepeda, seperti yang disampaikan tadi toh misalkan bannya bocor itu disendirikan. Itu nanti biasanya petugas tuh langsung mengecek. Kalau misalkan harus dibawa ke bengkel, nanti dibawa ke bengkel, tapi kalo bisa diatasi sendiri mereka mengatasi sendiri. Biasanya ketika mahasiswa ada keluhan itu menyampaikannya ke security, nah dengan laporan tadi atau di check security nanti semisal sepeda yang bermasalah tadi disisihkan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan perihal jalur sepeda yang belum melewati area Fakultas Psikologi dan RSND. Selain itu, Wawan juga menjelaskan terkait daerah Undip yang menjadi satu dengan daerah yang dilewati pengendara umum.
“Seharusnya sudah ada, wong saya lihat petanya itu sampai RSND, berarti Psikologi sudah dilewati jalur itu. Kalau jalur ditambah jelas itu. Kendala kami kan juga untuk undip itu kan istilahnya, seperti stadion itu masuk wilayah Undip atau tidak, itu kendalanya tadi dengan kalo mungkin di UI atau di UGM mungkin satu gerbang masuk sedangkan Undip tuh banyak pintu. Oke yang psikologi sebagai catatan saya maksudnya nanti saya cek, tapi itu seharusnya sudah masuk ke wilayah petanya tadi,” tambahnya.
Andi juga menanggapi terkait pengelolaan sepeda di FISIP. Ia mengakui bahwa sampai saat ini, penanganan sepeda belum maksimal.
“Untuk saat ini kami belum terlalu berkonsentrasi untuk penyediaan pelayanan yang cukup prima gitu. Artinya kami memeriksa setiap saat itu tidak sih kalau sampai saat ini masih diperbaiki kalau ada keluhan. Ya nanti mungkin ke depan kami akan coba untuk perbaiki, nanti ada beberapa waktu tertentu yang memastikan bahwa fasilitas itu akan dikelola lebih baik,” ujarnya.
Selanjutnya, ia juga mengakui kurangnya sosialisasi dan perencanaan untuk memfasilitasi mahasiswa dengan sepeda yang ada di FISIP.
“Mungkin kalau menurut saya kurang anu ya, kurang di beberapa tempat memang kurang sosialisasi mungkin ya. Jadi memang yang saya lihat cukup ramai justru di kantor pusat itu seringkali ramai. Bagi kami ya kami coba untuk memfasilitasi, nanti ya tinggal mahasiswa minat atau ndak ya nanti diserahkan ke mahasiswa,” imbuhnya.
Penulis: Tarisha Putri R., Sabrina Aurelia P.
Editor: I Gusti Ayu Nyoman Septiari
Redaktur Pelaksana: Gisella Previan Laoh