Kicau Mahasiswa Perihal Kandang Burung FISIP

0
Potret kandang burung FISIP (Sumber foto: Kayla Fauziah)

Semenjak dibangun di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) 4 bulan yang lalu, tiga kandang burung baru di depan Gedung D telah menuai beragam tanggapan dari kalangan mahasiswa FISIP. Sebagian dari mereka senang dengan kehadiran kandang burung, akan tetapi sebagian lagi justru keberatan, menganggap bahwa dana kandang burung dapat dialihkan untuk pembangunan lain di Kampus Orange.

 

Kandang Burung: Jadi Spot Baru Refreshing

Seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi 2023, Petrisia Putri mengatakan bahwa dirinya merasa tidak keberatan atas pembangunan kandang burung tersebut.

“Kalo menurut aku sih tentang pembangunan kandang burung tuh ya, sebenarnya enggak ada respons yang gimana-gimana banget. Responsku kayak, ‘oh, dibangun kandang burung,’ udah gitu doang sih,” tutur Petrisia saat diwawancarai LPM OPINI pada Rabu (05/06).

Meski begitu, dirinya melihat bahwa kandang burung dapat menjadi tempat di mana mahasiswa melepas lelah akibat perkuliahan. 

“Dia (kandang burung) tuh, jadi ada spot baru gitu. Mungkin bisa untuk refreshing, kayak kalo kita penat nih, mahasiswa penat dalam nugas, penat kuliah, itu kita bisa liat-liat burung gitu ‘kan,” jelas Petrisia.

Ia juga menjelaskan bahwa adanya kandang burung tidak membawa dampak buruk yang signifikan terhadap mahasiswa dan kampus, sehingga tidak bisa dikatakan mengganggu. Terutama mengingat bagaimana burung-burung tersebut selalu berada di dalam kandangnya. 

“Menurutku pribadi tuh gak ganggu. Karena, yaudah, burungnya cuma di situ hidup aja gak ada ganggu apa-apa,” akunya.

 

Ada Pembangunan yang Lebih Penting

Di sisi lain, dana untuk pembangunan kandang burung dinilai bisa digunakan untuk pembangunan yang lebih penting. Hal ini serupa dengan yang dikatakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi 2023 yang lain, Karomatus Saidah. Menurutnya, salah satu pembangunan yang diperlukan mahasiswa adalah trotoar pejalan kaki di area parkiran FISIP. 

“Menurut aku ya, dana dari kandang burung itu bisa dialokasikan ke hal-hal lain gitu. Contohnya nih, bisa ngebuat kayak trotoar gitu. Karena ‘kan di deket parkiran belum ada trotoar gitu, jadi untuk memudahkan akses untuk para pejalan kaki karena kalau dilihat-lihat nih, banyak banget loh mahasiswa FISIP itu yang sekarang itu lebih sering jalan kaki,” jelasnya. 

Seorang mahasiswa Administrasi Publik 2023, Rudi (nama samaran), juga menyebutkan hal serupa. Menurutnya, kandang burung merupakan pengeluaran anggaran yang tidak perlu, mengingat kampus memiliki urgensi yang lebih penting.

Mengenai ini, Rudi mengatakan, “Terkait dengan anggaran, menurut aku itu termasuk pemborosan karena menurut aku kurang ada urgensinya. Kenapa aku bilang kurang urgensinya? Karena menurut aku FISIP kurang ada kaitannya dengan itu, toh gak ada penelitian tentang burung itu.”

Selain masih terdapat urgensi yang lebih patut diperhatikan, kehadiran kandang burung pun dirasa tidak sesuai dengan lingkungan perkuliahan yang seharusnya tenang demi menjaga keharmonisan proses pembelajaran.

“Soalnya ‘kan ini lingkungan buat belajar. Menurut aku, lingkungan akademik itu perlu yang namanya ketenangan, kalo kayak ikan, suara air kolam, itu menenangkan, sedangkan burung ini enggak, apalagi Lovebird yang cerewet itu,” jelas Rudi. 

Dari sudut pandang keindahan sendiri, kandang burung bukannya mempercantik kampus, tetapi justru menjadikan FISIP terkesan seperti tempat wisata. 

“Terus (kandang burung)  juga mengurangi estetika, bisa diliat sendiri kan, FISIP udah sebagus itu, tiba-tiba aja kandang burung, sudah seperti wisata kabupaten ya,” lanjutnya.

Ketimbang pembuatan kandang burung, dana fakultas yang digunakan seharusnya dapat dialihkan untuk hal-hal lain yang lebih penting. Terutama fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar di kampus FISIP. 

“Ya menurutku, uangnya lebih baik dialih fungsikan ke hal-hal yang lain, misalnya seperti kegiatan riset, atau pembangunan fasilitas lab, seperti lab Administrasi Publik, karena kita tau ‘kan, lab Administrasi Publik tuh dirombak menjadi jalan untuk lift, kaya gitu aja sih menurut aku.”

 

Saatnya Tentukan Urgensi 

Melihat gencarnya pembangunan fasilitas yang ada, Aida berharap FISIP dapat lebih bijak ke depannya dalam menggunakan dana yang ada. Pembangunan fasilitas yang berhubungan langsung dengan kegiatan mahasiswa sebaiknya diutamakan, sehingga mahasiswa sendiri tidak terus-menerus melontarkan kritik kepada pihak fakultas. 

“Harapan aku ke depannya ya, kalo misalnya nih ada dana baru, dana itu lebih baik digunakan ke hal-hal yang sekiranya bisa bermanfaat dan bisa lebih fungsional lah, dan (kalau begitu) akan menghasilkan lebih sedikit kontra dari mahasiswa-mahasiswa FISIP,” ujar Aida. 

Petrisia sebagai mahasiswa yang tidak masalah dengan adanya kandang burung juga mengatakan hal yang sama. Selain menolak kemungkinan dibuat kandang burung kedua, ia berharap FISIP dapat membangun lebih banyak lagi fasilitas yang dapat memberikan dampak positif bagi kegiatan mahasiswa.

“Mungkin daripada bangun kandang burung tuh, bisa dialihkan untuk bangun yang lain yang lebih penting gitu, kayak ruang-ruang untuk PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) or something. Yang lebih berguna untuk kegiatan mahasiswa daripada sekadar kandang burung aja,” tutupnya. 

 

Reporter: Kayla Fauziah, Salman Abdulloh 

Penulis: Kayla Fauziah 

Editor: Alivia Nuriyani, Cheryl Lizka 

Pemimpin Redaksi: Natalia Ginting

Desain: Rifat Farhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *