Uji publik delegasi LKMM-TM FISIP Undip (Foto: Alivia) (Desain: Citra Adi)

 

Uji publik bagi para calon peserta Latihan Keterampilan dan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TM) delegasi FISIP telah dilaksanakan pada Jumat (8/9)  secara outdoor di halaman depan gedung D FISIP Undip. Para delegasi yang akan mewakili FISIP dalam kegiatan LKMM-TM juga telah diumumkan. Akan tetapi, bagaimana sebetulnya keberjalanan uji publik sebagai salah satu rangkaian seleksi untuk menguji kelayakan para calon pemimpin tersebut? 

Acara uji publik ini diikuti oleh lima calon delegasi FISIP empat di antaranya berasal dari program studi Ilmu Pemerintahan angkatan 2021, yaitu Muhammad Razan Alif Siregar, Rizqi Maghfur, Wahyu  Rio Shendy Kusuma, serta Muhammad Fikhar Azqeel Kusuma. Sedangkan satu di antaranya berasal dari program studi Hubungan Internasional tahun 2021 yaitu, Dhira Ardend Andhikarapandita. 

Person In Charge (PIC) acara uji publik, Enricko, mengatakan jika sebenarnya pihak universitas tidak mewajibkan adanya uji publik dalam rangkaian seleksi LKMM-TM.  Akan tetapi, FISIP berinisiatif untuk mengadakannya agar mahasiswa FISIP mengetahui para calon pemimpinnya.

“Jadi, singkat penjelasan, untuk seleksi LKMM-TM dibalikin ke masing-masing fakultas. Pihak Undip tidak mengharuskan fakultas mengadakan uji publik, tapi emang inisiatif FISIP mengadakan itu biar mahasiswa FISIP tau calon ketuanya berkualitas,” Ungkap Enricko saat ditemui LPM Opini pada Jumat (8/9).

Lebih lanjut, Enricko juga menyebutkan jika uji publik LKMM-TM ini adalah yang kedua setelah COVID-29. Urgensi diadakannya uji publik di FISIP sendiri menurut Enricko adalah untuk meningkatkan awareness mahasiswa terkait calon-calon pemimpin mereka nantinya.

“Sebenernya ada satu goal yang mau aku capai dengan adanya uji publik ini. Kamu sebagai mahasiswa FISIP, kamu dapat paparan berupa story (Instagram) gitu kan, dari itu uji publik ini mau membangun awareness mahasiswa soal berorganisasi lagi. Kan kalau di jarkomannya dijelasin kalau elektabilitas organisasi itu sudah turun. Dengan hal itu, kita ngadain uji publik outdoor kayak gini ya mau membangun lagi kayak, ‘Oh ada apaan sih itu rame-rame?’ jadi aware, kalau interest nanti setelahnya itu urusan lain,” Paparnya.

Sebelum sampai pada tahap uji publik, Enricko menjelaskan jika lima peserta ini merupakan orang-orang terpilih karena sudah melalui berbagai tahap seleksi yang dilakukan sebelumnya.

“Jadi gini, alur seleksi itu ada dua: seleksi berkas sama seleksi uji publik. FISIP itu kan dapet kuota 3 delegasi, sedangkan peserta ada 5, jadi nanti 2 nya di-cut dan nanti 3 nya dikirim buat LKMM-TM tingkat universitas nantinya. Pendaftarannya udah kita upload mulai tanggal 26 Agustus di Instagram BEM FISIP,”

Di uji publik, hal-hal yang diujikan oleh para panelis hanya terkait gagasan masing-masing peserta yang telah mereka tulis di makalah mereka. Untuk FISIP sendiri, Enricko menegaskan jika panelis dan panitia tidak memasukkan Grand Desain Organisasi (GDO) dari masing-masing peserta.

“Kita hanya uji publik makalah karena kami tidak membuat persyaratan visi misi kenapa ikut uji publik. Berkas yang kami punya juga cuma makalah, GDO enggak ada. Dari pusat itu ada kualifikasi standar, kualifikasi minimum yang harus dipenuhi. Tapi fakultas kalau mau menambahkan silakan. Nah FISIP enggak nambah GDO, tapi mengadakan uji publik,”

Salah satu peserta, Muhammad Razan Alif Siregar, menjelaskan motivasinya mengikuti rangkaian seleksi menuju LKMM-TM ini. Razan menyebut jika tujuan utamanya adalah untuk belajar, tetapi dirinya juga tidak menampik fakta bahwa LKMM-TM menjadi panggung baginya dalam menyampaikan gagasan yang dia miliki.

“Aku sebenarnya ini, pengin cari panggung aja, serius. Gini, aku bikin makalah. Makalah itu isinya apa, sih? Gagasan lah ya, gagasan berpikir cara kita memandang sesuatu. Dalam kita menyampaikannya kita memang butuh panggung, jadi sebenarnya apa yang kita bicarakan di panggung itu untuk menyampaikan gagasan itu,”

“ Jadi sebenarnya poinnya bukan pada hal ini aku diterima atau tidak, tetapi apakah pesan yang aku sampaikan itu tersampaikan atau tidak. Makanya kalau ditanya LKMM bagiku itu apa, ya itu, untuk menyampaikan gagasan. Nah, kalau LKMM-nya itu sendiri jelas pasti untuk belajar,” Imbuhnya.

 

GAGASAN PARA CALON PEMIMPIN

Terkait gagasan yang dibawa oleh mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan angkatan tahun 2021 ini, dia memaparkan jika gagasan dalam makalah yang ia angkat adalah tentang organisasi mahasiswa ideal masa kini.

“Aku tulis makalah itu yang temanya organisasi mahasiswa (ormawa) ideal masa kini. Nah, dari situ sebenarnya aku pengin masukin beberapa hal, termasuk kritik juga terhadap ormawa itu sendiri karena hari ini aku melihat biasanya teman-teman di fakultas lain membawakan tema yang sama, selalu membawa organisasi modern,”

Lebih lanjut, Razan menjelaskan alasan serta argumentasinya mengapa dirinya mengambil tema terkait organisasi mahasiswa. Dia menuturkan jika saat ini, terkadang kita sebagai mahasiswa lupa hakikat ormawa itu seperti apa.

“Aku berpikir seperti ini, kadang kita lupa sebenarnya ormawa itu apa, menjadi mahasiswa hakikatnya itu seperti apa, makanya judul makalahku itu ‘Mewujudkan Organisasi yang Ideal, yang Hakiki’. Kenapa? Ya, menurutku kita harus kembali pada hakikat kita, ormawa itu ngapain. Kita selalu bilang kalau ormawa itu harus gini-gini, tapi kita nggak pernah tahu apa itu ormawa itu sendiri,” Jelasnya.

Tidak hanya fokus pada gagasan terkait hakikat ormawa, Razan juga mengaku mengangkat isu keterkaitan ormawa dengan masyarakat dalam skala yang lebih luas. Bahwa ormawa sejatinya muncul dari permasalahan yang ada di masyarakat sehingga sudah semestinya ormawa peka terhadap isu yang ada di masyarakat itu sendiri.

“Bagiku kita nggak bisa bahas ormawa dengan secara terpisah dengan masyarakat. Kalau kita omongin mahasiswa, kita juga omongin dalam skala yang lebih besar, masyarakat. Kenapa? Karena hal itu saling berkaitan. Kita terlalu fokus bikin ormawa gimana cara secakep-cakepnya, serapih-rapihnya, tapi pada akhirnya cuma menjadi EO (Event Organizer). Apa yang aku tawarkan adalah bagaimana kita memetakan tidak hanya ormawa, tetapi hubungan dengan masyarakatnya karena kamu mau jadi mahasiswa, ada aspek pengabdian masyarakatnya tapi kamu nggak kenal masyarakat. Hadirnya ormawa itu kan sebagai respons akibat dari permasalahan yang ada, tapi kita nggak pernah fokus sama masalahnya itu apa,” Jelasnya secara rinci.

Sedikit berbeda dengan Razan, Muhammad Fikhar Azqeel Kusuma atau yang kerap disapa Fikhar menyampaikan jika gagasan yang dia bawakan dalam makalah untuk uji publik ini adalah terkait sikap mahasiswa dalam menghadapi Pemilu 2024.

“LKMM-TM ini ada empat topik, aku ambil yang pertama, yaitu sikap mahasiswa dalam menghadapi pesta demokrasi 2024. Nah, apa sih gagasanku? Aku mendasari latar belakang sikap mahasiswa dalam menghadapi pemilu 2024 dan bagaimana pemimpin ideal untuk Indonesia satu periode kedepan. Saya mengambil dari kacamata atau sudut pandang perspektif sosial-politik dengan isu demokrasi. Nah itu menyangkut kemunduran demokrasi.  Saat kita tahun 1998 kita mati-matian memperjuangkan demokrasi, namum begitu cepat waktu berlalu sekarang kita menghadapi stagnansi (demokrasi),” Ungkap Fikhar.

Terakhir, terkait persiapan untuk uji publik dan rangkaian acara LKMM-TM lainnya Razan kembali yang menyampaikan jika dirinya hanya mengikuti alur dan jalan saja.

“Nggak, basic aja. Udah jalan aja. Kalau aku sih aku cuma pengin ngomong aja, aku pengin ngelantur aja, berdakwah lah ya, gitu,” Tutupnya.

 

Reporter: Bintang Suci

Penulis: Alivia Nuriyani

Editor: Almira Khairunnisa

Pemimpin Redaksi: Almira Khairunnisa

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.