Pendikar Online 2020/2021 : Efektif atau Repetitif?

LPM OPINI – Tangguh, adaptif, cerdas, dan beretika. Empat kata itu menjadi tema yang diusung oleh agenda Pendikar (Pendidikan karakter) periode 2020/2021 ini. Acara yang diwajibkan bagi seluruh mahasiswa baru Universitas Diponegoro (Undip)  tersebut dilaksanakan pada tanggal 18–20 Januari 2021 silam melalui pertemuan virtual dengan berbagai platform, seperti Microsoft Teams untuk pelaksanaan acara inti serta Zoom untuk upacara penutupan.

Tujuan dan Alasan Berjalan Saat Liburan

Seperti disampaikan Drs. Handoyo Djoko Waluyo, M.Si selaku Direktur Kemahasiswaan Undip, Pendikar yang diusung tahun ini memiliki misi untuk meningkatkan rasa nasionalisme pada Mahasiswa Baru angkatan 2020 dalam menyongsong dunia perkuliahan.

“Tujuan Pendikar adalah untuk meningkatkan jiwa nasionalisme terhadap nusa dan bangsa serta membentuk insan yang cerdas dan berjiwa patriot,” ujar Direktur Kemahasiswaan Undip, Drs. Handoyo Djoko Waluyo, M.Si dalam pembacaan laporan upacara penutupan Pendikar 2020.

Acara wajib yang diikuti sebanyak 11.427 mahasiswa ini telah menyelesaikan rangkaiannya selama tiga hari berturut-turut dengan mengangkat pembahasan mengenai pengenalan diri dan lingkungan, penjelasan seputar program kreativitas mahasiswa dan kurikulum merdeka belajar, serta analisis SWOT diri dan declaration of excellent.

Pelaksanaan pendikar pada pertengahan libur semester cukup mengundang tanda tanya karena agenda rutin ini biasanya diadakan bersamaan dengan acara PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) yang pada periode ini telah dilangsungkan pada 14 September 2020.

“Rencana awalnya dipisah di bulan Januari agar Pendikar bisa dilaksanakan secara offline. Pihak universitas menginginkan adanya kegiatan fisik. Namun, karena ternyata pandemi belum mereda, Pendikar akhirnya dilaksanakan secara online dengan mengambil waktu libur semester agar mahasiswa baru bisa lebih fokus di Pendikar,” jelas Syarifatullatifah selaku Penanggung jawab pendikar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip 2020/2021.

Tantangan, Kritik, dan Evaluasi

Jadi tahun pertama yang dilaksanakan daring, muncul ragam kendala dan tantangan baru bagi panitia dan fasilitator dalam menjalankan tugasnya. Hal tersebut selaras dengan apa yang disampaikan Yolanda Audrey selaku penanggung jawab pendikar program studi Ilmu Komunikasi Undip 2020/2021 yang mengaku mendapat tantangan lain dari perubahan tersebut. 

“Karena mereka (mahasiswa baru) pasti sudah bosan dan jenuh sama acara semacam webinar, maka dari itu, tantangan terbesarnya adalah gimana caranya supaya Pendikar ini tetap memiliki hasil positif bagi pengembangan karakter teman-teman mahasiswa baru,” jelasnya.

Upaya pengembangan karakter tersebut tampaknya diaplikasikan dalam penugasan yang wajib dikerjakan oleh mahasiswa baru baik tugas yang bersifat individu, maupun kelompok. Setiap akhir sesi, fasilitator langsung menyampaikan tugas apa saja yang harus dikumpulkan dalam tenggat waktu yang telah diberikan. Akan tetapi, hal ini sepertinya cukup memberatkan beberapa mahasiswa akan penugasan Pendikar yang bentrok dengan penugasan acara program studi. 

Timing Pendikar ini barengan sama acara prodi-ku, di mana dua-duanya diberikan tugas. Menurut aku, karena ini online juga, ya, semua kegiatan yang kita lakukan akhirnya hanya nugas, nugas, dan nugas. Itu dikerjakan cuma buat diselesain saja. Walaupun ngumpulin gak mepet deadline dan tetap pakai effort, tujuan kumpul tugasnya cuma buat mengurangi beban saja,” keluh salah satu mahasiswa baru asal FISIP yang enggan disebutkan identitasnya. 

Lebih lanjut ia mengkritik rutinitas yang cenderung repetitif bagi mahasiswa baru dengan kegiatan perkuliahan daring, tak terlepas Pendikar yang dilaksanakan saat masa libur perkuliahan.

“Dari awal kuliah juga kita sudah terbiasa sama rutinitas yang repetitif kayak begini. Bangun pagi, on cam, dengar pemateri bersesi lebih dari satu jam. Semua jadi kayak sudah tersistem,” terangnya.

Terlepas dari segala tugas yang dinilai agak memberatkan, Pendikar tampaknya berhasil memberikan kesan yang baik bagi beberapa mahasiswa dengan pemaparan materi yang dinilai sangat bermanfaat sebagai bekal untuk menjadi individu berkualitas, sebagaimana tujuan Pendikar itu sendiri. 

“Materi paling seru menurutku yang tentang skala prioritas itu, sih. Itu bermanfaat banget buat mikirin target-target yang mau kita capai tapi kita selalu merasa gak punya waktu buat mengerjakan itu,” imbuhnya. 

Tanggapan positif tersebut sesuai dengan tujuan utama pendikar yang disampaikan oleh Yolanda. Ia mengatakan mendalami karakter dan mengembangkan potensi adalah tujuan ihwal pelaksanaan agenda tahunan untuk mahasiswa baru ini.

“Tujuan utama pendikar bagi saya bukan bagus atau tidaknya acara, tetapi lebih ke bagaimana kami, teman-teman fasilitator, bisa memfasilitasi mahasiswa baru untuk memperdalam karakter diri dan mengembangkan kepribadian unggul melalui pendikar,” jelas Yolanda. 

Kendati demikian, Yolanda masih merasa bahwa pelaksanaan pendikar mesti dievaluasi lebih lanjut dengan banyaknya kekurangan dan miskomunikasi pada pelaksanaan pendikar tahun ini.

“Evaluasi tentu banyak, ya. Dari keterbatasan kondisi online ini masih banyak miss di hari-H pelaksanaan  karena kondisi yang tidak pernah bisa diprediksi, apalagi saat memberi pengarahan tugas, walaupun tatap muka secara online masih banyak yang salah paham. Begitu juga teman-teman mahasiswa baru yang mungkin sudah jenuh jadi masih ada beberapa yang kurang aware sama pendikar ini. Catatannya, semoga tahun depan pendikar bisa lebih baik,” tutupnya.

 

Penulis/Editor : Almira Khairunnisa/Luthfi Maulana

Redaktur Pelaksana : Luthfi Maulana

Pemimpin Redaksi : Langgeng Irma 

 

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.