A Werewolf Boy: Melukiskan Cinta Sejati, Melampaui Daya Imajinasi
Judul : A Werewolf Boy/늑대소년
Genre : Drama/Fantasi/Romantis
Pemain : Song Joong Ki/Park Bo Young
Sutradara : Jo Seng Hee
Produser : Kim Su Jin/Yu In Beom/Jeong Tae Seong
Produksi : CJ Entertainment
Tanggal Rilis : 31 Oktober 2012
Negara : Korea Selatan
Durasi : 2 Jam 6 Menit
Nampaknya setelah kesuksesan The Twilight Saga (2008), kisah percintaan antara manusia, vampir, dan serigala menjadi trend tersendiri di masyarakat yang meromantisasi kisah percintaan dengan aliran fantasi dan aksi. Jo Seng Hee melihat fenomena ini sebagai sebuah peluang untuk memproduksi A Werewolf Boy yang mengangkat kisah cinta antara manusia dan serigala.
Jo Seng Hee merupakan sutradara kenamaan Korea Selatan yang sebelumnya lebih tertarik untuk membuat film pendek seperti Don’t Step Out of The House yang memiliki aliran thriller dan End of Animal yang memiliki aliran misteri dan fantasi. Pada A Werewolf Boy, Jo Seng Hee seakan keluar dari zona aman dan nyamanya, dengan memproduksi film fiksi dan melodrama yang tidak pernah dibuat sebelumnya. Hasilnya pun luar biasa, A Werewolf Boy menjadi film melodrama terlaris sepanjang masa di Korea Selatan dan menempati posisi pertama dengan penjualan 4,1 juta tiket seminggu setelah perilisannya serta tembus puncak box office Korea Selatan.
A Werewolf Boy mungkin memang memiliki kisah cinta yang kurang lebih sama dengan film-film yang mengangkat kisah cinta terhadap makhluk beda jenis seperti The Twilight Saga dan Warm Bodies, namun yang membuat film ini istimewa dari film serupa adalah kisah cinta yang dibawakan tidak monoton, mengajarkan arti penting ketulusan, dibumbui dengan adegan manis dari Song Joong Ki dan Park Bo Young yang membuat penonton gemas, serta alur cerita yang menyentuh hati. Tidak harus menjadi logis dalam sebuah film untuk dapat menghadirkan sensasi tersendiri bagi para penonton, A Werewolf Boy mampu menguras hati dan emosi para penonton dengan konflik yang dibawakan.
Misalnya ketika kemunculan karakter Ji Tae (Yoo Yeon Seok) yang digambarkan sebagai karakter pria yang sombong, selalu berbuat onar, serta bagaimana dia memperlakukan Suni (Park Bo Young) dan Chul Soo (Song Joong Ki) mampu membuat penonton turut membenci karakter tersebut. Akting dari para pemain A Werewolf Boy sangat menjanjikan mengingat film ini membawakan kisah yang menarik serta pesan yang disampaikan dalam film dapat dimaknai oleh para penonton. Ditambah dengan sinematografi yang keren pada kala itu dibarengi juga penggunaan palet warna yang terasa lembut dan hangat di mata penonton menambah ketertarikan sendiri dalam menikmati film A Werewolf Boy.
Film A Werewolf Boy tidak hanya mengangkat kisah percintaan saja, terdapat unsur lain seperti konspirasi pemerintah, eksperimen terlarang, serta konflik yang timbul dalam masyarakat setelah kemunculan manusia serigala juga ditampilkan dengan baik. Untuk ukuran film yang menghadirkan manusia serigala sebagai pemeran utama, film ini cenderung bersih dari adegan laga dan gore, bahkan adegan ketika Chul Soo berhadapan dengan Ji Tae yang membuat dia marah dan mencabik-cabik tubuh Ji Tae ditampilkan secara rapi dan tidak menimbulkan rasa jijik
pada penonton. Karenanya film ini terasa ingin mengambil ‘aman’, terdapat beberapa adegan yang sebenarnya bisa dibuat lebih kuat dan klimaks untuk dapat memukau penonton seperti bagaimana Chul-soo berubah menjadi manusia serigala seutuhnya, darimana asal serta bagaimana Chul-soo dijadikan sebuah eksperimen oleh seorang dokter, ataupun penantian Chul-soo yang seharusnya bisa diperlihatkan untuk menambah kejelasan dalam film ini sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan asumsi di akhir film, nampaknya memang sutradara sudah membangun ‘lingkup aman’ sejak awal hingga akhir film.
Menelusuri kembali dalam film A Werewolf Boy, sebenarnya kisah cinta yang dibawakan tidak sama dengan kisah cinta dalam film romansa lainnya. Saya akui kisah cinta yang berada dalam film ini on another level, digambarkan cinta sejati tidak harus membuat pemeran utama saling bertemu, mengasihi, dan mengikat janji setia sampai akhir hayat, film ini mengajarkan bahwa cinta merupakan titik temu untuk dapat saling mempercayai dan merelakan untuk kebaikan satu sama lain. Tidak ada aksi romantis, sepucuk surat cinta, ataupun kata-kata gombal yang dilontarkan Chul-soo untuk menggambarkan rasa cinta terhadap Suni, lebih dari itu bagaimana cara mereka menghidupkan suasana romantis yang hangat, serta saling melindungi dan membutuhkan satu sama lain merupakan kunci film ini dapat diikuti dengan baik oleh penonton.
Berbicara tentang melodrama, umumnya menampilkan ending yang berbeda dari apa yang diharapkan penikmatnya, namun nyatanya kehadiran ending yang demikian memberikan kesan tersendiri dalam hati penonton. Begitu pula dengan film A Werewolf Boy yang menghadirkan akhir cerita begitu menyentuh, bagaimana akhir dibuat untuk mempresentasikan apa makna dari cinta sejati. Singkatnya, A Werewolf Boy menyajikan kisah cinta yang berwarna dalam setiap menitnya sehingga emosi penonton dibuat seperti menaiki wahana roller coaster karena tampilan cerita bahagia, penuh canda, konflik klimaks, serta kesedihan terjadi sepanjang alur cerita A Werewolf Boy.
Penulis: Rahma Kurniasari
Editor: Langgeng Irma
Pemimpin Redaksi: Langgeng Irma