Jalani Perkuliahan secara Daring, Mahasiswa Keluhkan Banyak Kendala
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro (FISIP Undip) kembali melaksanakan perkuliahan secara daring pada Semester Ganjil 2020/2021. Tentunya kebijakan yang telah berjalan ini memunculkan beragam banyak kesan maupun keluhan, baik yang dialami oleh mahasiswa baru, mahasiswa lama, maupun pihak dekanat.
Pandangan Mahasiswa Baru
Kartika Conny Briliant Dwikananda, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2020 memiliki kesan positif terhadap kuliah daring ini. Ia memandang sistem perkuliahan online sangat membantu mengurangi pengeluaran, sebab tidak perlu mengeluarkan biaya indekos, makanan, maupun pakaian.
“Sukanya dari kuliah online itu penjelasan dosen bisa direkam dan diulang, tidak menghabiskan waktu, dan bisa disambi hal lainnya. Untuk dukanya tidak bisa bertemu dengan teman sekelas dan cenderung bosan,” ungkap Kartika.
Berbeda dengan Kartika, Silvia Novitasari, mahasiswa Hubungan Internasional 2020 merasa kecewa ketika mendengar pelaksanaan kuliah dilakukan secara daring. Sebagai mahasiswa baru, ia merasa clueless tentang perkuliahan apalagi ditambah sistemnya yang dilakukan secara daring.
“Bener-bener clueless gitu tentang kuliah, sekalinya masuk malah langsung online, tapi sejauh ini gak seburuk itu sih. So far sudah bisa enjoy sama kulon ini dan ya, alhamdulillah bisa menganggap ini sebagai suatu pengalaman yang baru,” ujarnya.
Beragam kendala teknis yang paling umum dihadapi mahasiswa baru dalam menjalani perkuliahan daring, antara lain lambatnya koneksi jaringan internet, kondisi lingkungan yang kurang kondusif, serta perangkat yang acap kali ngelag karena tingginya frekuensi pemakaian.
Dari segi keefektifan perkuliahan daring yang dilakukan dosen, Adinda Nabila Fuadilah Al Khumairoh, mahasiswa Administrasi Publik 2020 berpendapat bahwa hal tersebut bergantung pada mahasiswa yang bersangkutan.
“Kalau untuk aku sendiri, penyampaian materi oleh dosen akan lebih sangat efektif jika dilakukan secara offline. Selebihnya penyampaian materi dapat dipahami sendiri,” tambahnya.
Terkait manajemen waktu, Devi Agustina Widyastuti, mahasiswa Administrasi Bisnis 2020 memilih membuat to do list dengan mengurutkan berdasarkan skala prioritas untuk kegiatan yang lebih penting. Ia pun berharap agar ke depannya perkuliahan dapat segera luring. “Semoga kuliah bisa dilakukan secara offline karena ingin merasakan bagaimana rasanya kuliah di Undip,” pungkasnya.
Pandangan Mahasiswa Lama
Dari sudut pandang mahasiswa lama, M. Hanan Hauzan, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2019 kuliah yang dijalaninya tidak begitu lancar. Terdapat banyak kendala yang dihadapi selama perkuliahan, salah satunya keterbatasan waktu bercengkrama dengan keluarga karena harus berada di depan laptop untuk kuliah online.
“Menurut saya nilai dari keefektifan belajar sebesar 5 dari 10 nilai. Itu karena materi yang didapatkan hanya berupa tulisan atau tugas saja, tanpa adanya pemahaman langsung dari bentuk vokal atau video. Meski tidak semua dosen seperti itu,” ujarnya.
Untuk persiapan ujian akhir semester mendatang, ia mengaku tidak menyiapkan apa pun, selain tugas yang harus dikumpulkan untuk UAS. Menurutnya, keuntungan dari kuliah online yakni pelaksanaan ujian yang cenderung lebih fleksibel, walaupun beban tugas yang diberikan lebih berat.
Annatasya Yunita Nugroho, mahasiswa Administrasi Publik 2018, menguraikan perbedaan perkuliahan daring semester genap lalu dan semester ganjil kini. Perbedaan yang kentara menurutnya ada pada alat dan metode pembelajaran yang menggunakan situs Kulon Undip dan Ms. Teams.
“Kalau semester lalu kan belum ada kebijakan harus (memakai) Kulon dan sebagainya. Cara mengajar dosen dulu itu melalui chat atau voice note di WAG (Whatsapp Group) dan tidak selalu di Ms. Teams. Kalau dari sistemnya sekarang mau tidak mau dosen dituntut harus memakai Kulon dan Ms. Teams,” imbuhnya.
Berbeda dengan Hanan, Annastasya telah menyiapkan materi untuk UAS yang ia rasa susah. Selain itu, ia berharap ketika UAS nanti SSO tidak mengalami kendala sehingga presensi dan Kulon dapat diakses dengan lancar.
Pandangan Dekanat
Menanggapi jalannya perkuliahan online semester gasal ini, Wakil Dekan 1 FISIP Undip, Teguh Yuwono menyatakan bahwa penerapan sistem daring mengikuti arahan universitas. Sebab kebijakan dalam hal perkuliahan bersifat menyeluruh, bukan sektoral atau per fakultas.
“Prinsip fakultas adalah memfasilitasi dan membantu mengembangkan agar mahasiswa mampu belajar mencapai kompetensinya dengan baik sehingga lulusannya menjadi berkualitas,” jawab Teguh, ketika dihubungi LPM OPINI beberapa waktu lalu.
Pihak dekanat mendorong dosen dan mahasiswa untuk aktif berdiskusi melalui berbagai media yang tersedia, seperti Ms. Teams, Situs Kulon Undip, ataupun Whatsapp Group agar pembelajaran lebih efektif dan sesuai dengan tujuan capaian kompetensi yang direncanakan. Ia berharap para mahasiswa tidak banyak mengeluh dan tetap berupaya produktif di situasi pandemi saat ini.
Teguh menyampaikan terdapat kendala-kendala yang dihadapi pihak dekanat dalam kuliah daring, seperti jaringan yang kurang stabil dan bagaimana materi bisa lebih dipersiapkan. Walaupun demikian, pihak dekanat juga selalu mengawasi jalannya perkuliahan daring serta rutin melakukan evaluasi agar kualitas pengajaran tetap terjaga. “Fakultas tetap berkomitmen. Kami mempunyai tim penjaminan mutu fakultas untuk tetap menjaga dan menghasilkan lulusan yang baik,” tandasnya.
Reporter: Tim Jurnalis Muda dan Divisi Online
Penulis: Wahyu Hidayat
Editor: Ikhsanny Novira I.
Redaktur Pelaksana: Annisa Qonita A.