Kuota Mahasiswa Baru Kian Bertambah Rentan Timbulkan Sederet Masalah: Bagaimana Upaya FISIP Untuk Berbenah?

Proses Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) tahun akademik 2023/2024 telah berlangsung dengan melalui segenap rangkaian kegiatan. Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), hingga Ujian Mandiri (UM) menjadi perjalanan panjang tersendiri bagi mahasiswa dalam memperoleh bangku perkuliahan. Begitu pula dengan rangkaian pengenalan kampus seperti Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), Pendidikan Karakter (Pendikar), Orientasi Diponegoro Muda (ODM), sampai Latihan Keterampilan dan Manajemen Mahasiswa Pra-Dasar (LKMMPD) yang juga mewarnai segenap perjalanan mahasiswa baru Universitas Diponegoro (Undip).

Namun, ada hal menarik dalam hiruk – pikuk penyambutan mahasiswa baru. Setiap tahun, Undip  tidak terkecuali Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), terus menambah kuota mahasiswa. Tentu ini menjadi pertanyaan, mengapa kampus terus menambah kuota mahasiswanya? Kemudian seberapa siap kampus dalam menghadapi jumlah mahasiswa yang terus bertambah?

 

Jumlah Kuota Mahasiswa Baru Bertambah

Terdapat lima program studi di FISIP yang menambah jatah mahasiswanya, yakni Ilmu Pemerintahan, Administrasi Publik, Ilmu Komunikasi, Administrasi Bisnis, dan Hubungan Internasional. Penambahan kuota mahasiswa ini dibenarkan oleh Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FISIP Undip, Teguh Yuwono. Penambahan kuota mahasiswa ini merupakan bentuk dan langkah mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Iya benar. Kami menambah kuota mahasiswa pada tahun ini. Sebetulnya kan karena universitas merupakan tempat menimba ilmu. Sudah semestinya kami membuka seluas-luasnya kesempatan itu. Ya jadi maksud kami baik, sesuai dengan tujuan bangsa, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Teguh saat ditemui tim OPINI di Dekanat FISIP pada Jumat (29/09).

Penambahan kuota mahasiswa juga mendapat beragam tanggapan. Salah satunya dari Amira Nurus Salma, mahasiswa Ilmu Pemerintahan Angkatan 2022. Menurutnya, penambahan kuota mahasiswa boleh-boleh saja asal didukung dengan jumlah dosen dan kualitas sarana yang memadai.

“Penambahan kuota mahasiswa berarti FISIP ramai banyak peminatnya. Sebetulnya nggak apa-apa bertambah (kuota mahasiswa). Ya asal diimbagi dengan menambah ruang kelas atau tenaga dosen yang andal,” ujar Amira saat ditemui tim OPINI pada Jumat (27/10).

Tanggapan serupa juga disampaikan oleh Annisa Aprillia, mahasiswa baru program studi Ilmu Pemerintahan Angkatan 2023. 

“Ya bagus. Itu berarti pada tertarik dan berminat ke FISIP. Kalau kita lihat saja tiap jurusan sampai 200an lebih yang daftar. Tentunya juga FISIP harus bisa mewadahi mahasiswa sebanyak ini dengan baik dan layak,” tutur Annisa saat ditemui oleh tim OPINI pada Sabtu (28/10).

 

Rasio Hampir Mencapai Batas

Sebuah perkuliahan tentu akan berjalan dengan baik bila rasio antara dosen dan mahasiswa dalam jumlah ideal. Saat tim OPINI menelusuri data, didapati rasio mahasiswa di beberapa program studi FISIP Undip sudah hampir berada di ambang batas.

Sumber Gambar: Pangkalan Data Pendidikan Tinggi

Dilansir dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, rasio dosen dan mahasiswa FISIP Undip pada tahun akademik 2022 genap, yakni S-1 Ilmu Pemerintahan (1 : 48,94), S-1 Administrasi Bisnis (1 : 45,29), S-1 Ilmu Komunikasi (1 : 36,36), S-1 Hubungan Internasional (1 : 33,11), dan S-1 Administrasi Publik (1 : 30,67).

Merespons pernyataan bahwa rasio dosen dan mahasiswa di ambang batas tidak ideal, Teguh Yuwono memberikan tanggapannya. Menurutnya, rasio dosen dan mahasiswa di FISIP masih berada pada taraf aman dan normal.

“Melihat jumlah dosen dengan mahasiswa, di FISIP masih dalam normal. Semua masih di bawah rasio 1 : 50. Ya tentu ini kami jaga agar tetap aman, tetap lancar perkuliahannya,” ucap Teguh.

Untuk rasio jumlah dosen dan mahasiswa, FISIP memang menetapkan angka ideal 1 : 50. Angka tersebut didasarkan pada jenis atau rumpun ilmu yang dipelajari. Menurutnya, FISIP termasuk rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora

“Kalau di FISIP, rasio idealnya ya sekitar 1 : 45 hingga maksimal 1 : 50. Kami itu kan rumpun Ilmu Sosial, Ilmu Humaniora ya. Jadi ya sekitar segitu angkanya. Beda lagi nanti kalau rumpun saintek,” imbuh Teguh.

Berbicara soal rasio ideal dosen dan mahasiswa, Amni Zarkasyi Rahman, dosen Departemen Administrasi Publik FISIP Undip menekankan bahwa hal itu dirancang  untuk menciptakan kelas yang proporsional. 

“Rasio itu instrumen akreditasi. Tujuan regulasi mengenai rasio mahasiswa dan dosen adalah untuk menyediakan kelas yang proporsional,” ujarnya saat ditemui oleh tim OPINI pada Selasa (31/10).

Amni menyebutkan, rasio dosen dan mahasiswa itu harus dalam tatanan jumlah yang sesuai. Tidak lebih dan tidak kurang. 

Jadi gini, untuk rasio itu terlalu rendah itu jelek. Terlalu tinggi juga jelek. Harus pas. Karena kalau rasionya terlalu rendah, jumlah dosennya banyak dan beban kerjanya berkurang, nanti berpengaruh pada beban kerja dosen (BKD). Jadi rasio itu harus benar-benar dijaga,” tambahnya.

Merujuk Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 26 Tahun 2015 tentang Registrasi Pendidik pada Perguruan Tinggi (pada lampiran Bab III bagian C), pemerintah menetapkan bahwa  di  sebuah program  studi  seharusnya  memiliki  rasio  ideal antara dosen dan mahasiswa, yakni 1 :  45  untuk  rumpun  ilmu  agama,  ilmu humaniora,  ilmu  sosial,  dan ilmu  terapan. 

 

Mahasiswa Terlalu Banyak 

Sumber Gambar: Fauzan Haidar

Menyoal penambahan kuota mahasiswa, tim OPINI mendapat pernyataan dari salah satu mahasiswa FISIP, Permata Sari. Dia menuturkan tentang kondisi kelas Mata Kuliah Agama Kristen yang diikutinya, ternyata diisi 130-an mahasiswa dalam satu kelas.

“Kami kuliah tiap Jumat siang di Ruang B102 untuk Mata Kuliah Agama Kristen. Memang di situ tidak hanya satu jurusan, tapi satu FISIP,” ujar Permata Sari saat ditemui tim OPINI pada kegiatan Public Hearing, Senin (30/10).

Jumlah mahasiswa yang relatif terlalu banyak juga disampaikan Amira. Dia mengungkapkan, dalam salah satu mata kuliah, jumlah mahasiswanya sekitar 60 orang. 

“Kelas Mata Kuliah Agama Politik di kelas sebelah ada yang sampai 69 orang. Kalau di kelas saya sendiri sekitar 60-an. Jika dibandingkan dengan mata kuliah lain, ini kan jumlahnya cukup banyak ya,” tuturnya.

Merespons hal ini, Teguh Yuwono menyampaikan tindak lanjutnya. Menurutnya kondisi ini akan segera diproses dan diurus oleh pihak fakultas.

“Segera akan kami proses. Ini tidak benar, kami akan urus dan selesaikan hari ini juga,” ujar Teguh pada saat kegiatan Public Hearing, Senin (30/10).

Pasca penyampaian aspirasi dalam kegiatan Public Hearing, kelas Agama Kristen yang awalnya awalnya sekitar 130-an orang dalam kelas, kini terlihat sudah mengalami pembagian kelas. Hal ini pun dibenarkan oleh Permata.

“Betul, sekarang sudah dibagi. Tidak sepenuh yang kemarin,” ujar Permata seminggu setelah kegiatan Public Hearing berlalu.

 

Menata Langkah Persiapan

Guna meningkatkan kenyamanan, FISIP berencana menambah tenaga dosen serta sejumlah  sarana dan prasarana guna menunjang peningkatan kualitas kegiatan perkuliahan. Hal tersebut disampaikan Wakil Dekan I Teguh Yuwono

“Ke depan kami akan menambah tenaga dosen. Belum lama ini kami juga sudah menambah beberapa dosen muda di Ilmu Komunikasi dan Administrasi Publik. Selain juga kami merencanakan menambah dosen baru untuk prodi lainnya,” ucap Teguh.

Selain menambah dosen, Teguh juga menerangkan bahwa pihak fakultas akan meningkatkan sarana dan prasarana guna menunjang kenyamanan .

“Tentunya fakultas juga akan menambah sarana dan prasarana. Sekarang ini sedang proses, di tunggu saja,” tambah Teguh.

Ika Riswanti juga menambahkan bahwasannya penambahan fasilitas ini demi kepentingan kesejahteraan mahasiswa.

“Di FISIP akan kami bangun sarana dan prasarana yang memadai untuk kepentingan dan kesejahteraan mahasiswa. Pasti, kami (fakultas) akan selalu memberi yang terbaik,” tandas Ika.

Harapan perbaikan dan penambahan fasilitas juga disuarakan salah satu mahasiswa, Amira. Menurutnya, ruang kelas perlu disesuaikan dengan jumlah mahasiswanya agar lebih nyaman dalam mengikuti perkuliahan.

“Harapannya, fasilitas di FISIP perlu terus ditingkatkan. Ruang kelas juga disesuaikan agar sama baik di gedung A, B, maupun C. Kursi juga lebih diperhatikan. Semua agar kondisi perkuliahan lebih nyaman,” pungkas Amira.

 

Penulis: Fauzan HR

Editor: Almira Khairunnisa

Redaktur Pelaksana: Gisella Previan Laoh

 

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.