Menengok Pembenahan Wajah FISIP Undip Pasca Setahun Tanpa Rutinitas Mahasiswa
LPM OPINI – Genap setahun sudah, kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) ditinggalkan oleh warganya. Selama satu tahun itu pula, FISIP mengalami pembenahan dalam bidang infrastruktur untuk menuju World Class University. Pembangunan ini berpusat pada prinsip Student Service Center, yakni pelayanan yang berpusat pada mahasiswa.
Menurut Dekan FISIP Undip, Hardi Warsono, pembangunan infrastruktur ini didasarkan pada tiga pengembangan strategis yaitu mandate organisasi, internal, dan eksternal.
“Secara prinsip perencanaan strategis menemukan issue pengembangan strategisnya dari 3 arah, yakni pertama, mandate organisasi berupa visi dan misi, kedua issue strategis dari internal organisasi dan ketiga issue strategis dari eksternal (mitra dan pesaing),” jelasnya (2/3).
Dari segi mandate organisasi, pembangunan infrastruktur FISIP merupakan implementasi dari visi dan misi Undip yang diturunkan dalam Renstra Universitas dan Renstra Fakultas. Dari segi ini penyempurnaan infrastruktur dilakukan untuk kelengkapan World Class University, greenmetric, dan SDGs.
Untuk menjadi World Class University, infrastruktur yang dimiliki oleh FISIP Undip haruslah sesuai dengan akreditasi internasional, yaitu mampu memadukan greenmetric dan SDGs. Greenmetric menuntut penataan lingkungan yang ramah dan SDGs merupakan konsep pendidikan inklusif di mana ‘no one left behind’ dengan menyediakan sarana prasarana serta mobilitas bagi kaum difabel dan elderly.
Kemudian dari segi internal, melalui Public Hearing mahasiswa, banyak saran yang masuk baik dari kalangan mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidik bahwa masih banyak ketertinggalan di bagian infrastruktur FISIP Undip, baik fasilitas kelas maupun sarana dan prasarana perkuliahan.
FISIP Undip juga tergabung dalam jejaring Forum Dekan Ilmu Ilmu Sosial (FORDEIKIIS) yang merupakan forum komunikasi antar dekan ilmu-ilmu sosial PTN se-Indonesia. Hal ini memungkinkan pertukaran informasi perkembangan antar kampus. Berangkat dari situ, FISIP Undip merasa perlu mensejajarkan diri dengan infrastruktur kampus lain yang sudah lebih maju.
Pembangunan Lift Fisip Undip
Pembangunan lift di FISIP Undip sudah ada dalam anggaran sejak tahun 2019. Namun pihak FISIP tidak mampu secara keuangan untuk membiayai sendiri, sehingga 65% keuangan dibantu oleh kementrian melalui Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (BPPTNBH). Dana tersebut membantu meringankan total dana yang diperlukan untuk pembangunan lift ini.
Pembangunan lift juga dianggap mendesak karena beberapa alasan seperti memenuhi standar World Class University dan SDGs. Kemudian, momentum kuliah online dianggap pas oleh pihak fakultas untuk melaksanakan pembenahan infrastruktur.
“Pembenahan ini dilakukan dengan harapan bila kondisi new normal dan mahasiswa sudah kembali ke kampus, kami sudah lebih siap memberikan kenyamanan yang lebih baik untuk proses belajar mengajar,” tutur Hardi Warsono.
Pemindahan Patung Pangeran Diponegoro
Patung Pangeran Diponegoro yang sebelumnya berada di depan gedung FISIP kabarnya akan dipindahkan di jalur landai di depan Gedung D. Menurut Hardi, hal ini dikarenakan patung yang ada belum memenuhi standar gambaran Pangeran Diponegoro.
Ketidakmiripan antara patung dan profil dari Pangeran Diponegoro pernah dimuat dalam kanal youtube seseorang yang mengulas FISIP Undip. Di dalam videonya ia mengatakan bahwa tidak mengenali sosok patung di depan gedung FISIP tersebut.
Maka dari itu, pihak FISIP berniat mengganti patung tersebut dengan yang lebih baik dan lebih mendekati profil dari Pangeran Diponegoro. Namun sampai saat ini, pihak fakultas belum menemukan penyedia jasa yang mampu menyediakan patung seperti yang diinginkan. Pihak fakultas bahkan memikirkan upaya lain seperti mengadakan lomba untuk ikon yang baru.
“Dari proses yang telah berjalan, FISIP belum menemukan yang sesuai harapan. Atau mungkin perlu upaya lain, misalnya dilombakan,” tutup Hardi.
Penulis : Sekar Ajeng
Editor: Fani Adhiti
Redaktur Pelaksana : Luthfi Maulana
Pemimpin Redaksi : Langgeng Irma