Pengalaman Penyintas: COVID-19 Itu Seperti Efek Domino
LPM Opini – Penyebaran COVID-19 di Indonesia masih terus dinamis. Sejalan dengan itu, Pemerintah tengah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang akan berakhir pada hari ini jika tidak diperpanjang kembali. Meski jumlah kasus baru berangsur menurun, angka kematian akibat COVID-19 justru kian melonjak.
Kenaikan dan penurunan ini bisa saja disebabkan oleh penyebaran virus yang baik disengaja maupun tidak disengaja. Penyintas COVID-19, Euodia Frida dan Ismi Syarifatus membagikan pengalaman mereka dalam menyintas virus ini.
Saat terpapar COVID-19, Euodia mengalami beberapa gejala seperti demam, nyeri tulang, dan anosmia. Berbeda dengan Euodia, Ismi tidak mengalami gejala yang biasanya dialami oleh penderita COVID-19 atau yang biasa disebut Orang Tanpa Gejala (OTG).
Keduanya terpapar virus COVID-19 karena kontak erat dengan penderita COVID-19 yang merupakan keluarga mereka sendiri. Setelah dinyatakan positif, keduanya melakukan isolasi mandiri di rumah.
Ismi menyatakan bahwa ia dan kakaknya yang juga terpapar, melakukan isolasi mandiri di kamar masing-masing dengan menjaga jarak dari anggota keluarga lain yang tidak terpapar COVID-19 agar tidak menambah penyebaran. Ismi bersyukur bahwa tidak semua anggota keluarganya terpapar COVID-19 sehingga masih ada anggota keluarga yang dapat menjalankan perekonomian keluarga serta mengurus anggota keluarga yang sakit.
Sedangkan Euodia, semua anggota keluarganya di rumah terpapar COVID-19 karena kontak erat satu sama lain sehingga pasokan makanan, vitamin, dan obat-obatan disediakan oleh orang-orang sekitar.
“Kami sekeluarga isolasi mandiri sehingga pasokan makanan, vitamin, dan obat diberi oleh orang-orang sekitar kami seperti tetangga dan saudara,” ujarnya saat diwawancarai oleh LPM Opini pada Jum’at (20/8).
Setelah pengalaman yang dialaminya, Euodia berpesan kepada semua orang agar selalu mematuhi protokol kesehatan dan jangan keluar rumah bila tidak perlu.
“Karena pernah mengalami sendiri, saya berpesan kepada semuanya untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan jangan keluar rumah bila tidak perlu,” pesannya.
Kemudian, Ismi menegaskan bahwa COVID-19 ada dan nyata. Ismi meminta agar semua orang mematuhi protokol kesehatan karena menurutnya, COVID-19 bagaikan efek domino yang memengaruhi sekitar, bukan hanya diri sendiri.
“COVID-19 itu ada dan nyata. Jadi tolong taati protokol kesehatan karena COVID-19 itu seperti efek domino yang dampaknya bukan hanya ke diri sendiri tetapi juga ke orang-orang yang ada disekitar,” tegasnya.
Mereka berharap agar pandemi segera berakhir dan keadaan segera membaik seperti sedia kala.
“Harapan saya ke depannya adalah agar pandemi segera berakhir dan kita dapat menjalani kehidupan dengan normal seperti sebelum adanya pandemi,” tutup Euodia.
Penulis : Sekar Ajeng Rengganis
Editor: Fani Adhiti