Penuh Kemeriahan, ODM Undip 2024 Hadirkan Mozaik, Persembahan Penampilan, hingga Serukan Keadilan untuk Mendiang Aulia: Usut Tuntas!
Orientasi Diponegoro Muda (ODM) Universitas Diponegoro (Undip) sebagai penutup rangkaian acara pengenalan kampus mahasiswa baru dilaksanakan di Stadion Undip pada Minggu (18/08) lalu. ODM Undip tahun ini mengeksplorasi pentingnya kecakapan melek teknologi di era Revolusi Industri 5.0 dengan mengusung tema Memperluas Batas Menjangkau Kapabilitas. Acara ini mendapatkan sambutan hangat dari Ketua ODM Undip 2024, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip, dan Rektor.
Kegiatan ODM Undip berlangsung di pagi hari, pukul 05.30 WIB diawali dengan kedatangan mahasiswa baru. Sebelum memasuki acara inti, mahasiswa baru mendapatkan pengarahan untuk melaksanakan kreasi mozaik yang telah dipersiapkan panitia.
Perubahan Jumlah Formasi Mozaik ODM-U 2024: Bentuk Evaluasi dari Tahun Lalu
Mozaik tahun ini melibatkan 3600 mahasiswa yang datang lebih awal. Peserta mozaik tahun ini memang hanya setengah dari jumlah tahun lalu, tetapi hal itu dilakukan atas dasar hak mahasiswa untuk menerima tempat duduk yang layak bagi seluruh mahasiswa. Hal ini diungkapkan oleh Ketua ODM Undip 2024, Aldi Kurniawan.
“Alasannya perubahan jumlah ini karena aku tidak mau dari segi ODM itu, kita hanya berbicara tentang esensi, euforia, eksistensi, tapi kita melupakan satu, hak mahasiswa. Makanya, aku sendiri selaku ketua berkomitmen untuk 100% memberikan hak para mahasiswa baik itu tempat atau bahkan kelayakan. Makanya venue dari tempat ini lebih sesak dan lebih padat. Karena emang seharusnya seperti ini. Aku pribadi dan Nisa sebagai wakil, tetap berkomitmen bahwa jangan venue yang mengikuti acara, tapi acara yang mengikuti venue,” jelas Aldi saat ditemui LPM OPINI pada Minggu (18/08).
Mozaik menjadi euforia yang dinanti-nantikan mahasiswa baru sehingga tak ayal jika mahasiswa baru begitu bersemangat mengikutinya.
“Formasi ODM kan seharusnya diisi (secara) urut. Tapi dari maba ada yang langsung ke tengah mozaik. Belum apa-apa, aku mau di sini, aku mau di sini. Jadi memang sepolos itu maba. Aku mau ini, aku mau ini. Padahal kan ada sistemnya. Tapi, namanya mahasiswa baru ya, penuh semangat gitu,” tambah Aldi.
Mahasiswa baru menuturkan jika mozaik ini meninggalkan kesan yang baik di hati mereka. Mahfuza Imanina Lestari, salah satu mahasiswa baru Teknik Elektro 2024 menceritakan pengalaman keterlibatannya di mozaik saat ditemui LPM OPINI pada Minggu (18/08).
“Aku dapat sisaan mozaik karena datang jam enam. Perasaan aku ketika dapat mozaik itu senang banget karena aku dapat mozaiknya dapat bareng sama teman-teman sederetan. Itu kita awalnya masih diskusi dulu, gimana instruksinya, kita mempelajari dulu keterangan yang ada di kertas mozaiknya. Setelah itu, kita latihan dulu dan brief-nya cukup jelas dan lancar, mudah dipahami juga,” ujar Mahfuza.
Puncak antusias mahasiswa terjadi ketika ODM Undip menghadirkan Maudy Ayunda sebagai pembicara dalam acara Dipcussion disusul dengan sesi tanya jawab dengan mahasiswa baru. Pada kesempatan ini, Maudy Ayunda juga menyanyikan dua karya lagunya, yakni Perahu Kertas dan Hari Itu. Di samping itu, acara orientasi ini turut menghadirkan berbagai persembahan penampilan dari mahasiswa, mulai dari dance, parade, drama musikal, hingga orasi mahasiswa.
ODM Undip Berikan Ruang untuk Seruan Keadilan bagi Mendiang Aulia
Ketua BEM se-Undip turut menyuarakan seruan keadilan untuk kasus Aulia Risma Lestari, mendiang mahasiswa kedokteran Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Fakultas Kedokteran (FK) Undip yang diduga bunuh diri karena tak kuat dengan perundungan yang ia terima. Mereka berharap kasus ini diusut tuntas oleh seluruh elemen masyarakat sehingga beliau bisa mendapatkan keadilan.
“Dan teruntuk rekan sejawat kita, teruntuk senior kita, teruntuk mahasiswa yang kita mendapati kabar duka, saya berpesan untuk setiap elemen yang ada, baik itu dari kampus maupun dari pihak pemerintah sendiri mohon untuk bisa mengusut tuntas kasus yang dirasakan oleh kawan sejawat kita.
Seusai penyampaian orasi, Ketua BEM Undip meminta seluruh mahasiswa dan tamu undangan ODM untuk menundukkan kepala, berdoa untuk almarhumah Aulia.
Izin untuk kawan-kawan semuanya, saya meminta waktu beberapa detik untuk menundukkan kepala sebentar untuk kita sampaikan bahwasanya beliau tidak pernah sendirian, bahwasanya beliau, saudara dokter Aulia Rahma, kita hantarkan doa-doa terbaik kita. Silahkan teman-teman, doa kita mulai,” tegas Farid Darmawan dalam ruang orasi ODM Undip pada Minggu (18/08).
Jingle ODM Undip Ditiadakan
Selain berbagai kemeriahan tadi, acara ODM masih menimbulkan beberapa pertanyaan di benak mahasiswa, salah satunya terkait jingle ODM yang ditiadakan, tak sesuai dengan yang tercantum di rundown.
“Jingle ODM nggak ditampilin karena waktu. Waktu itu mempengaruhi banyak hal, apalagi rundown tentunya. Ramainya teman-teman maba, menghimpun di dalam, itu tuh kita ngaret setengah jam. Dan seharusnya HIVI! itu nampil di jam 11.30, tapi tadi malah nampil jam 12. Karena dari kontrak, kalau telat ada beberapa hal yang memang di-cut gitu, dan aku nggak mau hal itu,” ujar Aldi.
Evaluasi Panitia: Persiapan yang Lebih Matang
Dibalik kemeriahan ODM Undip tahun 2024, tidak dapat dipungkiri tetap ada evaluasi dari berbagai pihak, baik dari mahasiswa maupun panitia sendiri. Aldi berharap persiapan ODM selanjutnya dapat dilakukan lebih matang dengan waktu yang lebih cukup agar menambah euforia.
“Evaluasi tahun ini mepet. Kalau bisa, siapapun kabidnya, Desember udah oprec. Jujur, aku semenekan itu karena memang ODM itu besar. Akan lebih baik kalau kita mempersiapkan dengan waktu yang cukup karena ODM tuh sangat krusial sama hal yang namanya detail kecil, persembahan, yel-yel kayak “dikasih w kasih o kasih w..” itu kita briefing ke guest star, nambah euforia kan. Banyak banget seharusnya di mata acara ada detail kecil. Itu mungkin secara waktu untuk angkatanku masih perlu di-improve,” pesan Aldi.
Evaluasi Mahasiswa: Keterbatasan Toilet dan Ketertiban Maba
Keterbatasan toilet juga menjadi evaluasi yang disampaikan oleh mahasiswa. Perbandingan jumlah peserta yang mengikuti ODM Undip dibanding jumlah toilet yang tersedia juga dianggap kurang seimbang.
“Menurut saya kendalanya, satu yaitu masalah toiletnya. Toiletnya cukup terbatas jadinya kita rebut-rebutan dan antrinya juga cukup panjang. Jadi mungkin toiletnya bisa ditambah sebagai evaluasi ke depannya,” ucap Mahfuza.
Menuju di penghujung kegiatan, ODM Undip menghadirkan HIVI! sebagai bintang tamu untuk mahasiswa dapat merasakan konser. Namun, ketidaktahuan mahasiswa terkait rundown, menjadikan mahasiswa acap kali menebak-nebak dengan langsung berlarian ke tengah lapangan, berupaya mendapatkan tempat terbaik untuk bisa menonton konser. Hal ini diungkapkan oleh salah satu mahasiswa baru Teknik Elektro 2024, Muhammad Farhan Ardisa.
“Mungkin hal yang perlu diperbaiki itu yang banyak mahasiswa yang lari padahal belum sesuai rundown. Mungkin untuk ke depannya, tim panitia atau tim penjagaan, ketika ada situasi dimana mereka mau lari, panitia harus menasehati dulu “itu tuh belum waktunya”, biar mereka nggak tabrakan dan muncul masalah, takutnya kalau seperti itu, ada kejadian yang nggak diinginkan, bisa terjatuh, terluka, ataupun pingsan karena berhimpit-himpitan,” ujar Farhan saat ditemui LPM Opini pada Minggu (18/08).
Reporter: Natalia Ginting, Rifat Farhan, Siti Aisyah
Penulis: Natalia Ginting
Editor: Alivia Nuriyani Syiva
Desain: Izza Karimatan