Perayaan Bulan Bahasa Di Era Ini, Masih Pentingkah?
Morpin, Informasi – Bulan bahasa yang setiap tahunnya jatuh pada bulan Oktober berkaitan erat dengan Sumpah Pemuda, ini dibuktikan dengan butir ke 3 Sumpah Pemuda yang berbunyi “Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Atas dasar itulah bulan Oktober ditetapkan sebagai Bulan Bahasa di Indonesia. Penggalakan ini ditetapkan bertujuan agar dapat mengingat kembali bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang menyatukan masyarakat Indonesia dari berbagai keragaman bahasa daerah yang ada.
Pada saat ini penggunaan bahasa Indonesia di tengah masyarakat semakin menunjukkan penurunan yang tajam, bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di tahun 2016 sempat mengeluarkan ajakan resmi Pemartabatan Bahasa Indonesia melalui surat Nomor 5947/G/BS/2016. Dengan minimnya minat generasi muda berbahasa Indonesia serta menjamurnya tren bahasa asing membuat eksistensi bahasa Indonesia semakin terkikis. Adanya Bulan Bahasa diharapkan mampu memantik kepekaan generasi muda untuk lebih menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia.
Pendapat Dosen Sastra Indonesia tentang Perayaan Bulan Bahasa
Kebanggaan memiliki bahasa Indonesia dapat dijadikan sebuah poin untuk melihat sejauh mana karakter cinta tanah air dari seorang mahasiswa yang dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas berbahasa Indonesia. Salah satu dosen Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Laura Andri Retno Martini juga mendukung hal tersebut, “Peringatan bulan bahasa ini sebenarnya bisa dijadikan mahasiswa sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas berbahasa, sehingga dapat semakin menggalakkan karakter cinta tanah air,” ujarnya ketika dihubungi Tim OPINI via Whatsapp pada Sabtu (23/10).
Laura melanjutkan dengan menyatakan bahwa perayaan bulan Bahasa ini menjadi kesempatan untuk memantik kecintaan kawula muda terhadap bahasa nasional, “Saya harap mahasiswa dapat meningkatkan rasa kebanggaannya berbahasa Indonesia dalam berbagai kesempatan serta menghindari penggunaan bahasa asing secara berlebihan. Bulan bahasa ini juga dapat dimanfaatkan agar lebih mencintai bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia,” paparnya.
Program Studi Sastra Indonesia Universitas Diponegoro setiap tahun di bulan Oktober juga memperingati Bulan Bahasa dengan penyelenggaraan seminar tentang kebahasaan serta berbagai perlombaan yang dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas sastra dan juga kebahasaan.
Makna Penting Bahasa
Terkait dengan perayaan Bulan Bahasa dan makna penting bahasa di dalamnya, Tim OPINI berkesempatan untuk mewawancarai mahasiswa lintas prodi di Undip untuk mengetahui bagaimana pendapat kawula muda mengenai eksistensi bahasa nasional. Mahasiswa Psikologi 2020, Dania Sabrina Br Sinaga menyampaikan peran utama bahasa yang menjadi alat komunikasi masyarakat, “Di dalam setiap kebudayaan bahasa menjadi salah satu unsur pokok yang harus dan wajib terdapat dalam setiap masyarakat,” ujarnya kepada Tim OPINI via WhatsApp (20/10).
Dengan ini berarti bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia yang digunakan untuk berkomunikasi dengan tujuan menyampaikan pesan, gagasan, hingga kritik yang ditujukan kepada orang lain. Selain itu, penggunaan bahasa juga dimanfaatkan sebagai alat dalam menjalin pertukaran budaya dan mengekspresikan diri, misalnya melalui lagu atau karya sastra.
Nilai Penting Perayaan Bulan Bahasa
Bulan Oktober yang ditetapkan sebagai Bulan Bahasa menjadi momentum pengingat seluruh masyarakat Indonesia untuk terus melestarikan bahasa nasional. Perayaan ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan sehingga dapat membantu generasi muda meningkatkan kecintaan terhadap bahasa persatuan. Lunturnya kemampuan berbahasa yang baik dan benar serta kebiasaan menggunakan bahasa gaul yang tidak sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) menjadi sinyal penting bahwa perkembangan bahasa Indonesia memerlukan perhatian khusus dari para masyarakat.
Bagi para pelajar di sekolah internasional yang menggunakan kurikulum berbahasa asing dapat menetapkan program pembelajaran bahasa Indonesia secara penuh selama bulan Oktober. Ini merupakan sebuah strategi demi mendongkrak kemampuan berbahasa Indonesia generasi muda agar tidak luntur secara perlahan. Perayaan Bulan Bahasa sebenarnya adalah bentuk propaganda penggunaan bahasa Indonesia dengan tujuan agar eksistensi bahasa Indonesia tetap terjaga.
“Dengan adanya Bulan Bahasa ini, bahasa Indonesia bisa lebih dijunjung dan dihargai perannya dalam masyarakat sebagai bahasa persatuan, serta sebagai warisan untuk anak cucu kelak,” tutur Karen Christiana Eka Dewi, mahasiswa Ilmu Sejarah 2019 ketika dihubungi Tim OPINI via WhatsApp (18/10).
Fenomena yang tidak kalah menarik adalah dengan dibukanya program studi Bahasa Indonesia di beberapa universitas luar negeri. Sehingga warga negara asing sudah mulai menggunakan bahasa Indonesia dalam pembelajaran maupun komunikasi. Adanya kemajuan seperti ini mendukung gerakan internasionalisasi bahasa Indonesia agar semakin dikenal dunia.
Pesan untuk Generasi Muda
Dewasa ini banyak generasi muda yang lebih bangga menggunakan berbahasa asing. Ini merupakan sebuah tantangan sebagai dampak diadopsinya kurikulum berbahasa asing di sekolah-sekolah. Secara tidak langsung keputusan ini membawa konsekuensi yang cukup besar dalam menurunkan daya berbahasa Indonesia di kalangan pelajar.
“Kita tidak dilarang untuk mempelajari bahasa asing. Namun, sebagai warga Indonesia sudah menjadi kewajiban untuk melestarikan bahasa Indonesia. Saat ini penilaian intelektual atau wawasan seseorang sering dinilai melalui kefasihannya dalam berbicara bahasa asing, pandangan seperti itulah yang membuat penggunaan bahasa Indonesia kian menurun,” ujar Irene Maniury Panggabean, mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2021 saat diwawancarai Tim OPINI melalui WhatsApp (19/10).
Sebagai pewaris budaya yang ada di Indonesia, generasi muda sangat diharapkan memiliki kesadaran untuk berkontribusi dalam pelestarian bahasa Indonesia. Salah satu yang dapat dilakukan dengan mudah yaitu membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Rasa bangga terhadap bahasa Indonesia harus berani direalisasikan, bukan hanya sebatas ucapan. Para generasi muda wajib ikut ambil bagian dalam rangka mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bentuk rasa nasionalisme terhadap tanah air tercinta.
Hadirnya perayaan Bulan Bahasa seharusnya mampu dimaknai sebagai ajang refleksi bagi masyarakat secara umum termasuk mahasiswa untuk kembali pada koridor yang tepat dalam menggunakan, melestarikan dan memupuk kembali kecintaan pada bahasa Indonesia. Sehingga ke depannya eksistensi bahasa Indonesia tidak semakin memudar, namun mampu dilestarikan sebagai warisan berharga dan menjadi budaya yang tetap hidup di tengah derasnya arus global.
*Liputan ini merupakan bagian dari Buletin Morpin Edisi Spesial Jurmud 2021
Penulis: Sanita Sitinjak dan Gisella Previan Laoh
Editor: Dian Rahma Fika Alnina
Redaktur Pelaksana: Berliana Syafa Kirana
Pemimpin Redaksi: Langgeng Irma Salugiasih