Ratusan Mahasiswa Undip Turun Ke Jalan Tolak Pengesahan RUU KPK
Semarang, Aliansi BEM se-Undip bersama ratusan mahasiswa melakukan Aksi Solidaritas 1000 Bunga untuk KPK yang bertempat di kawasan Tugu Muda Kota Semarang pada Minggu (22/9) malam. Sikap yang diambil Aliansi BEM se-Undip ini didasarkan pada keresahan bersama akan upaya pelemahan Lembaga antirasuah tersebut. Disahkannya Revisi Undang-undang KPK terkesan dipaksakan, terlihat dari tidak adanya Undang-undang tersebut dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun 2014-2019 serta terjadi beberapa kecacatan prosedural dalam pembentukan Revisi Undang-undang KPK ini.
Aliansi BEM se-Undip memilih Aksi Solidaritas 1000 Bunga untuk merepresentasikan rasa duka atas dilemahkannya KPK sebagai lembaga independen negara. Ini juga menunjukkan bahwa Universitas Diponegoro merupakan kampus yang ramah, tetapi tetap progresif mengawal isu-isu yang ada.
Aksi yang dimulai pada pukul 20.00 WIB ini dilakukan dengan membagikan bunga mawar kepada para pengendara motor ataupun mobil yang sedang berhenti di lampu merah Jalan Pemuda sebelah Bangunan Lawang Sewu Semarang. Selain itu, peserta aksi juga melakukan orasi di mimbar terbuka yang disediakan dan tak lupa membawa banner-banner yang bertuliskan aspirasi mereka.
Koordinator Aksi, Arrazi Ilham, menerangkan bahwa tujuan dari aksi ini adalah untuk memberikan pressure kepada DPR dan Presiden selaku pemerintah,
“Target dari aksi ini ga muluk-muluk sebenarnya, aksi ini cuma mau ngasih pressure, Undip ini ada, Undip juga hadir buat ngasih pressure ke pemerintah. Outputnya ya itu, kita kasih pressure dan kita juga ngeluarin pernyataan sikap atas nama mahasiswa Undip,” tutur Ketua BEM FISIP Undip 2019 tersebut.
Selanjutnya, Humas dalam aksi tersebut, Baskara Petar M., menjelaskan bahwa target dari aksi ini adalah propaganda di media melalui hastag #IndependensiHargaMati,
“Jadi kita lebih bagaimana mendesain aksi propagandanya, supaya ter-blow up ke media,” jelas Baskara, mahasiswa Kesehatan Masyarakat Undip angkatan 2016.
Pasangan suami istri yang tampak mengabadikan aksi tersebut dari seberang jalan mengaku merasa tidak terganggu, dan justru sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa Undip.
“Saya sangat mendukung sekali ya, berarti mahasiswa sekarang tidak hanya berleha-leha, kan sudah sempat dibilang bahwa mahasiswa tidur, dengan adanya (aksi) begini mudah-mudahan semua daerah bisa menyusul ya, agar bisa dipertimbangkan itu Revisi Unang-undang KPK yang baru.” terang Nenes, warga Surabaya yang sedang berlibur di Semarang.
Pada pukul 21.30 WIB, masa diarahkan ke tengah Taman Tugu Muda untuk melaksanakan Doa Lintas Agama sebagai penutup aksi hari itu. Sampai pada akhir kegiatan, seluruh peserta aksi terpantau kondusif dan tidak menimbulkan kegaduhan apapun. Hal ini sependapat dengan penuturan dari Arazzi.
“Jujur ini di luar ekspektasi, karena kita tadinya cuma mau aksi seremonial doang, aksi solidaritas, ternyata banyak mahasiswa Undip yang tertarik. Berjalannya kondusif, saya juga gak ditegur apa-apa sama polisi, ga ada sampah, over all aman damai,” kata Arrazi saat ditemui setelah aksi.
Arrazi berharap setelah aksi ini seluruh elemen masyarakat baik itu akademisi, praktisi maupun mahasiswa untuk terus mengawal Revisi Undang-undang KPK ini.
“Kalau bisa tolong semua lapisan elemen adain judicial review, pun mahasiswa Undip kalau mau judicial review silahkan. Dengan adanya atensi ini yang sudah menjadi atensi nasional, Undang-undang tentang pemberantasan korupsi kan banyak, bukan hanya KPK, ya saya mau Pak Jokowi dengerin aspirasi masyarakat, jangan sekali-kali lagi bikin sistem yang di mana sistem itu melemahkan pemberantasan korupsi itu sendiri.” pungkasnya mengakhiri wawancara.
Penulis : Amelia Friska, Fani Adhiti
Editor : Gita N Elsitra
Redaktur Pelaksana : Dian Rahma F. A.