Undip Cantik, Ajang Apresiasi atau Objektifikasi?

ilustrasi media sosial Instagram (unsplashc.com/June Aye)
Morpin, Agora – Manusia diciptakan bukan untuk mendapat penilaian dari orang lain terhadap dirinya. Setiap manusia menghidupi kehidupannya sendiri-sendiri. Sehingga, tampilan fisik seseorang bukanlah sesuatu yang dapat diukur melalui pandangan segelintir orang saja walaupun hal tersebut masih kerap dilakukan. Isu ‘kecantikan’ ini kembali meluap ke permukaan jika dikaitkan dengan kehidupan perkuliahan. Paras tampan atau cantik seseorang menjadi tontonan bagi banyak orang dan tak jarang mendapat komentar merendahkan jika tampilan orang tersebut tidak memenuhi standar ekspektasi penikmatnya. Kehadiran sosial media memudahkan penyebaran informasi terhadap orang-orang yang dapat dijadikan konsumsi publik.
Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, tak terkecuali Universitas Diponegoro, nyatanya masih saja didapati akun Instagram yang mencoba mengekspos mahasiswa dan mahasiswinya. Eksistensi akun Instagram dengan username @undip.cantik menjadi ajang untuk menampilkan visual mahasiswi Undip yang foto dirinya terpilih untuk diunggah dalam akun mereka. Secara tidak langsung, keberadaannya menjadi ‘asupan’ bagi orang-orang yang menikmati konten serupa.
Memunculkan Standardisasi Kecantikan
Mahasiswi yang foto dirinya diunggah dalam Instagram Undip Cantik sering kali memiliki ciri-ciri fisik dengan kulit cerah, tubuh langsing, ukuran mata yang besar, dan sebagainya. Secara tidak langsung, hal ini menjadi standardisasi bagi mahasiswi untuk berpenampilan seperti itu agar masuk dalam kategori cantik.
“Tidak dipungkiri bahwa media sosial seperti akun Instagram Undip Cantik dapat memicu timbulnya standar kecantikan, karena dari unggahannya yang terus-menerus menampilkan perempuan ‘cantik.’ Definisi kecantikan yang seperti itu tentu dapat menciptakan standar kecantikan,” ujar Novia Dewi, Psychoeducator Gerakan Sehat Mental Mahasiswa Universitas Diponegoro saat dihubungi Tim OPINI pada Kamis (28/10).
Tak jarang, banyak ditemukan komentar dari pengikut akun Undip Cantik yang memberikan penilaian pada setiap foto mahasiswi yang diunggah. Mulai dari pujian dan sanjungan untuk mahasiswi yang dianggap ‘cantik’ hingga tanggapan bagi pemilik akun untuk mencari mahasiswi lainnya dengan paras lebih menarik untuk diunggah karena mahasiswi tersebut dipandang kurang memenuhi ekspektasi mereka. Dengan demikian, munculnya persepsi yang mendiskriminasi seseorang hanya dari tampilan fisiknya saja tanpa mengetahui prestasi, perilaku, maupun sifat masing-masing mahasiswi yang fotonya dipublikasikan.
Kronologi Foto Mahasiswi Diunggah
Mahasiswi yang dianggap memiliki paras menarik akan dihubungi oleh admin Undip Cantik agar fotonya dipublikasikan. Terdapat dua cara ketika seorang mahasiswi dapat dilihat oleh admin akun tersebut yaitu dengan rekomendasi oleh orang-orang yang mengetahui mahasiswi tersebut ‘cantik’ melalui komentar yang dilontarkan dalam akun tersebut dan melakukan mention terhadap mahasiswi maupun melalui seleksi admin dengan melihat foto-foto dalam akun Instagram mahasiswi yang berpotensi untuk disebarkan kepada khalayak.
Setelah itu, mahasiswi dihubungi melalui direct message (DM) Instagram untuk diminta kesediaannya agar fotonya dapat diunggah. Setelah itu, mahasiswi ditanyakan terkait nama dan fakultas masing-masing sebagai informasi ketika foto disebarluaskan.
“Hal yang membuat saya terkejut ialah foto yang diunggah ialah foto yang tidak pernah saya sebarkan dalam akun Instagram pertama saya sehingga saya mempertanyakan dari mana mereka bisa mendapatkan foto tersebut,” ungkap SA, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2021, ketika dihubungi Tim OPINI pada Selasa (19/10).
Diunggahnya foto mahasiswi tanpa menanyakan terlebih dahulu foto apa yang akan diangkat dalam Instagram menjadi salah satu celah kekurangan bagi akun tersebut. Pasalnya, ketika narasumber mencoba menanyakan foto apa yang akan diunggah, pihak Undip Cantik langsung menyebarkan foto mahasiswi tersebut tanpa bertanya terlebih dahulu. Ditambah dengan tidak adanya respons selagi ditanyakan sumber mendapatkan foto tersebut yang bahkan tidak pernah diunggah oleh mahasiswi pada akun Instagram pribadinya, menambah poin kesalahan dari hadirnya akun ini di kalangan mahasiswa.
Imbas Bagi Mahasiswi Yang Fotonya Diunggah
Tak dapat dipungkiri bahwa mahasiswi yang keberadaannya dibagikan secara publik mendapatkan atensi dari berbagai pihak khususnya mahasiswa yang mengikuti akun tersebut. Pengalaman mendapatkan lebih banyak perhatian dari orang-orang di sekitar, meraih banyak pengikut baru di akun Instagram, dan melimpahnya notifikasi disebabkan oleh banyaknya pesan yang masuk menjadi konsekuensi dari dirinya yang semakin dikenal banyak orang. Namun, di antara dampak tersebut terdapat pil pahit juga yang harus ditelan para mahasiswi karena unggahan tersebut dapat memicu komentar yang merendahkan serta dianggap tidak memenuhi ekspektasi pengikutnya.
“Saya mendapat banyak DM setelah foto saya diunggah padahal saya tidak suka dipuji agar orang lain tidak berekspektasi tinggi kepada saya. Selain itu, saya juga tidak berani untuk melihat kolom komentar pada unggahan Undip Cantik tersebut untuk mencegah saya dari melihat pandangan-pandangan negatif dari orang lain kepada saya,” terang PS, mahasiswi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan angkatan 2020, saat diwawancarai Tim OPINI pada Rabu (20/10).
Undip Cantik Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa
Bermunculannya foto mahasiswi yang dipampang dalam akun tersebut setiap harinya, tidak menutup kemungkinan munculnya obsesi bagi mahasiswa lain yang menginginkan fotonya turut dipublikasikan. Berbagai cara berpotensi dilakukan agar dapat memenuhi kriteria ‘cantik’ yang ada. Selain itu, tidak jarang ditemukan beberapa mahasiswi yang mulai kurang
percaya diri dengan tampilannya sehingga mencoba mengubahnya agar mendapat perhatian lebih dan fotonya dapat diunggah pula dalam akun Instagram Undip Cantik. Namun, usaha yang dilakukan tak selamanya baik bagi diri mereka masing-masing. Keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan tersebut berpotensi mengubah citra diri mereka masing-masing.
“Akun Undip Cantik sangat berpengaruh terhadap rasa tidak percaya diri (insecurity). Dengan adanya akun tersebut, fokus kuliah mahasiswa menjadi terbagi antara pendidikan dan tampil menarik agar dapat diunggah dalam Undip Cantik. Jika seseorang tidak bisa memenuhi standar ekspektasi akan kecantikan tersebut, tentunya akan berdampak pada munculnya rasa insecure, tidak pantas dicintai, bahkan tidak percaya diri untuk berada di lingkungan masyarakat,” pungkas Novia.
*Liputan ini merupakan bagian dari Buletin Morpin Edisi Spesial Jurmud 2021
Penulis: Gabriella Alvita A. S dan Adelia Nur Fitri
Editor: Halima Iradati Arba
Redaktur Pelaksana: Berliana Syafa Kirana
Pemimpin Redaksi: Lenggeng Irma Salugiasih