Wajah Baru FISIP: Transformasi Menuju Kategori World Class University
(Sumber Gambar: Armelita Irnanda Putri)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) merupakan salah satu fakultas yang berperan penting dalam mengkaji berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan masyarakat. Dengan posisinya yang strategis dalam membentuk pemahaman pada masyarakat, revitalisasi fasilitas di FISIP tidak hanya sekadar perubahan fisik, tetapi juga merupakan investasi dalam masa depan ilmu pengetahuan, pemikiran, dan tindakan yang berdampak positif bagi perkembangan sosial dan politik. Mahasiswa sebagai pengguna utama fasilitas kampus, memiliki pengalaman langsung dalam penggunaan fasilitas di fakultas setiap harinya.
Apresiasi Mahasiswa Atas Revitalisasi Fasilitas FISIP Undip
Ridha Ayu Andini, mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2022, memberikan apresiasinya terhadap revitalisasi fasilitas yang telah dibangun ini. Menurutnya, hal ini merupakan hasil dari masukan dan kebutuhan yang disuarakan oleh mahasiswa. Revitalisasi fasilitas di FISIP membuktikan bahwa pihak fakultas secara langsung aktif mendengarkan aspirasi mahasiswa FISIP.
“Saya sangat mengapresiasi hasil dari revitalisasi FISIP, karena banyak dari fasilitas-fasilitas baru tersebut yang merupakan hasil dari keluhan dan permintaan mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa dapat merasa bahwa keluhannya didengar oleh pihak fakultas,” ungkap Ridha saat dihubungi OPINI via pesan WhatsApp pada Minggu (24/03).
Rahma (bukan nama sebenarnya), mahasiswa Administrasi Publik angkatan 2023, mengaku bahwa ia merasa terbantu dengan adanya penambahan fasilitas jembatan penghubung (skybridge) dalam menjangkau satu tempat ke tempat lainnya, serta memberikan tempat yang nyaman bagi mahasiswa yang memiliki jadwal padat.
“Kalau buatku itu benar-benar membantu sih, apalagi kalau misal aku sendiri nih kelasnya selalu di lantai 2 kalau nggak di lantai 3, jadi nggak perlu naik dari lantai satu gitu. Terus, buat tangga yang di dari kantin itu dibikin kayak lebih nggak capek gitu kan naiknya. Terus, buat PKM benar-benar nyaman banget. Kemarin aku sempat nugas di situ dari jam 11 sampai jam 2, terus diperpanjang lagi sampai jam 3 karena, jam kelasku jam 3 dan benar-benar nyaman dan adem banget di situ. Itu benar-benar fasilitas yang bagus bagi aku yang anak laju kan, yang dimana kelas tuh lama banget,” ucap Rahma saat dihubungi OPINI via telepon WhatsApp pada Sabtu (23/03)
Nazwa Awalia mahasiswa Administrasi Publik angkatan 2023, juga merasakan dampak positif dari revitalisasi fasilitas ini dalam menunjang kegiatan akademiknya.
“Untuk kegiatan belajar mengajar yang formal, mungkin seperti diskusi dan juga belajar mandiri, membantu saya sendiri karena, adanya ruang PKM itu membuat saya tidak perlu merasa pusing untuk mencari tempat diskusi di luar FISIP, karena dari FISIP saja sudah menyediakan tempat, jadi dapat memudahkan mahasiswa FISIP sendiri,” pungkas Nazwa saat ditemui OPINI pada Selasa (19/03)
Sudut Pandang Mahasiswa Terhadap Proses Reservasi Meja PKM
Sistem reservasi meja PKM mewarnai pembaruan fasilitas FISIP. Proses ini berupa pemesanan meja yang dilakukan mahasiswa sebelum menempati salah satu meja diskusi PKM melalui tautan formulir ini dianggap menyulitkan bagi mahasiswa yang memiliki kebutuhan mendesak dan adanya prioritas tertentu dalam penggunaan meja PKM. Mawar (bukan nama sebenarnya), mahasiswa Hubungan Internasional angkatan 2023, mengungkapkan bahwa proses reservasi meja PKM cukup berbelit dan memakan waktu. Selain itu, ormawa lebih diutamakan dalam proses pemesanan meja PKM.
“Iya, saat dadakan ingin berdiskusi harus reservasi dulu. Jadi lebih ribet dan memakan waktu. Jadi, setahu aku kalau reserve meja PKM itu harus 3 jam sebelumnya, pokoknya nggak bisa dadakan gitu deh, setahu aku. Terus, ada kejadian aku dadakan mau diskusi dan di lobby maupun kantin sudah penuh, terus one of my friend mau reserve table di PKM tapi katanya nggak bisa langsung. Jadi, harus nunggu juga gitu. Terus, kalau yang tentang ormawa ada di rules-nya lebih prioritaskan yang ormawa dulu,” ungkap Mawar saat dihubungi OPINI via pesan WhatsApp pada Minggu (24/03)
Berbeda dengan Mawar, Nazwa merasa terbantu dengan adanya sistem reservasi meja PKM saat ini. Nazwa menilai dengan sistem tersebut, berefek positif dengan terstrukturnya penggunaan fasilitas sehingga dapat digunakan secara adil oleh semua mahasiswa.
“Untuk saat ini sih belum ada kendala apapun yang saya rasakan, justru adanya reservasi untuk ruang PKM ini menurut saya merupakan suatu solusi agar ruang PKM tidak dikuasai oleh satu oknum dan juga mahasiswa FISIP dapat bergantian merasakan fasilitas ruang PKM itu sendiri,” ujar Nazwa.
Refleksi Mahasiswa tentang Kualitas dan Efisiensi Fasilitas di FISIP
Penambahan fasilitas di FISIP tidak hanya berkaitan dengan kuantitas dan kualitas saja, tetapi juga efisiensi fasilitas tersebut yang berperan dalam mendukung kegiatan kemahasiswaan non akademik dan kegiatan akademik. Menurut Ridha, fasilitas baru di FISIP saat ini dinilai sangat baik karena berorientasi pada kenyamanan publik dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
“Menurut pendapat saya pribadi, fasilitas yang telah jadi maupun yang masih dalam proses pembangunan sudah efisien menyesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa. Akses jalan yang memadai, public space yang semakin banyak, serta toilet yang bersih dan nyaman, menjadi beberapa hal yang dulu diharapkan oleh mahasiswa, dan kini telah tercapai,” ujar Ridha.
Akan tetapi, menurutnya ada beberapa poin penting dalam perencanaan pembangunan fasilitas baru di FISIP ke depannya akan memprioritaskan pada aspek keakraban terhadap teman-teman difabel.
“Saran pribadi dari saya, segala bentuk pembangunan fasilitas baru di FISIP, harus diutamakan untuk ramah terhadap teman-teman difabel. Perbanyak bidang-bidang miring untuk menuju lokasi yang lebih tinggi, dibuat dengan akses yang aman dan tidak curam, agar pengguna kursi roda dapat melewatinya dengan mudah,” lanjutnya.
World Class University Salah Satu Alasan Revitalisasi Fasilitas FISIP
Megahnya pembangunan fasilitas di FISIP dengan standar internasional dinilai dapat mewujudkan status World Class University. Diperhitungkan bahwa dampak dari revitalisasi ini akan memengaruhi persepsi masyarakat dan calon mahasiswa terhadap reputasi FISIP. Nazwa menilai bahwa dalam revitalisasi fasilitas di FISIP saat ini dapat meningkatkan kualitas FISIP sehingga dapat lebih kompetitif dan menarik bagi calon mahasiswa baru apabila dikombinasikan dengan promosi yang tepat.
“Pasti tentunya, akan membuat FISIP kompetitif dan menarik. Tapi dengan catatan hal ini juga harus didorong dengan promosi dalam sosial media, dimana adanya pembangunan yang lebih baik daripada sebelumnya untuk mencapai FISIP sebagai kategori World Class University,” ujar Nazwa.
Merespons dugaan keterkaitan revitalisasi sebagai upaya World Class University. Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FISIP Undip, Ika Riswanti, mengungkapkan bahwa tujuan utama pembangunan fasilitas baru di FISIP ini berorientasi kepada peningkatan pelayanan pihak fakultas kepada mahasiswa dan pemeringkatan hanya faktor tambahan dari revitalisasi fasilitas di FISIP.
“Kalau pembangunan yang ada di FISIP Undip saat ini, kalau kita berbicara mengenai pemeringkatan, kita berbicara mengenai akreditasi itu hanya salah satunya. Tapi yang paling penting, apa yang kita bangun saat ini? Ini adalah untuk memberikan pelayanan kepada sivitas akademika, terutama kepada mahasiswa, supaya mahasiswa nyaman,” ungkap Ika saat ditemui tim OPINI di Dekanat FISIP pada Rabu (27/03).
Mengapa Revitalisasi Baru Diimplementasikan?
Banyaknya keluhan mahasiswa terkait salah satu fasilitas yang krusial, seperti tangga penghubung antara area parkir, dan kantin menimbulkan pertanyaan mengapa pihak dekanat memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengatasi dan revitalisasi fasilitas tersebut, mengingat keluhan yang telah menumpuk selama periode waktu yang signifikan. Menyoal keterlambatan tersebut, Ika Riswanti menuturkan bahwasannya ada proses yang panjang untuk merencanakan revitalisasi tersebut.
“Keluhan-keluhan itu sudah lama. Cuman, kita itu kan institusi pemerintah. Dalam pengadaan sesuatu, dalam membangun sesuatu, itu kita harus mengikuti kaidah dan norma yang berlaku. Harus ada perencanaannya. Di dalam perencanaan itu harus diusulkan, harus kemudian dianggarkan, harus melihat prioritas anggaran, ada apa enggak dan sebagainya. Nanti kalau ada, harus menggunakan apa itu, proses lelang, menunggu masa sanggah dan sebagainya,” jelas Ika.
Untuk merevitalisasi fasilitas yang ada di FISIP, diperlukan perencanaan yang matang dan tidak bisa dilakukan sembarangan. Hal ini bertujuan agar tercipta keharmonisan dalam perencanaan tersebut.
“Kalau misalnya nanti ada yang kurang pas, kurang ini, kita harus minta diperbaiki. Jadi, tidak bisa kemudian kita buru-buru. Jadi, kita tetap harus sesuai dengan norma yang ada supaya semuanya aman dan semuanya nyaman,” pungkasnya. (Armelita)
Penulis: Armelita Irnanda Putri
Editor: Cheryl Lizka Yovita
Redaktur Pelaksana: Tarisha Putri Ramadhanti