Wakil Rektor I Undip: Metode Pembelajaran Hybrid Mungkin Akan Menjadi Platform yang Dipermanenkan
LPM OPINI – Dalam rangka memberikan audiensi kepada mahasiswa terkait uji coba perkuliahan tatap muka (PTM), Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro (MWA Undip) mengadakan diskusi terbuka pada 4 November 2021 melalui media Microsoft Teams. Diskusi terbuka ini turut menghadirkan Wakil Rektor I Undip, Budi Setiyono dan Wakil Rektor II, Heru Susanto sebagai narasumber.
Pada diskusi terbuka tersebut, Budi Setiyono selaku Wakil Rektor I Undip menyampaikan jika uji coba PTM masih bersifat trial and error, sehingga prosedur bisa berganti-ganti melihat situasi dan kondisi di lapangan.
“Karena sifatnya uji coba maka pembelajaran tatap muka bersifat trial dan error. Kita tidak bisa memastikan standar prosedur kualifikasi tertentu yang sangat rinci melainkan bersifat fleksibel dengan standar protokol yang dibuat,” ujarnya.
Kemudian, Wakil Rektor II Undip, Heru Susanto menambahkan, saat ini Undip telah menyediakan prosedur mitigasi berupa fasilitas sarana dan prasarana untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 selama uji coba PTM.
“Mitigasi COVID selama PTM pertama tentu bagaimana persyaratan ruang itu sendiri. Misalkan sirkulasi udara, penyemprotan desinfektan secara berkala, penyediaan sarana pendukung protokol kesehatan tentunya hal wajib yang kami penuhi,” ujar Heru.
“Kemudian sampai saat ini kami sudah menyediakan satu flat di rusunawa untuk shelter manakala terjadi hal yang tidak diinginkan, flat bisa menjadi shelter sebelum dirujuk ke rumah sakit,” tambahnya.
Melalui uji coba PTM yang hingga kini masih terus dievaluasi, diharapkan Undip akan memiliki pandangan akan bagaimana pengelolaan pembelajaran secara campuran ke depannya.
“Dari uji coba PTM ini nanti kita bisa memiliki lesson learned memiliki abstraksi pembelajaran dan pengalaman tentang bagaimana mengelola pembelajaran secara campuran tersebut,” papar Budi Setiyono.
Setelah uji coba berakhir, masih belum bisa dipastikan apakah Undip akan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka sepenuhnya atau masih tetap pada metode campuran. Namun, menurut Budi Setiyono, metode campuran dapat menjadi pilihan utama yang mungkin akan diaplikasikan di semester berikutnya.
“Kita masih belum bisa memastikan semester depan akan diadakan full tatap muka atau mungkin masih ada kebutuhan yang bersifat non tatap muka sehingga opsi kita hybrid masih menjadi pilihan utama yang mungkin kita aplikasikan di semester depan,” jelas Budi Setiyono.
Selain itu, Budi Setiyono juga memperkirakan bahwa sistem pembelajaran campuran mungkin akan menjadi metode yang bakal dipermanenkan karena dianggap akan sia-sia bila infrastruktur dan sistem pembelajarannya dihilangkan begitu saja.
“Menurut perkiraan saya dengan ada atau tidaknya COVID-19, kita sudah terbiasa dengan sistem pembelajaran online sehingga mungkin infrastruktur dan lesson experience yang sudah kita kumpulkan selama ini itu rasanya akan eman-eman kalau dihilangkan begitu saja. Sehingga mungkin metode hybrid akan menjadi platform yang dipermanenkan,” tutupnya.
Penulis : Sekar Ajeng Rengganis
Editor : Fani Adhiti
Redaktur Pelaksana: Luthfi Maulana
Pemimpin Redaksi: Langgeng Irma