Black Swan, Film tentang Balerina dengan Pengaruh Antara Obsesi dan Delusi
Judul Film: Black Swan
Tahun tayang: 2010 (secara luas di AS), dan 2011 (di Indonesia)
Genre: Drama, psychological thriller
Sutradara: Darren Aronofsky
Penulis naskah: Mark Heyman, Andres Heinz dan John McLaughlin
Penulis cerita: Andres Heinz
Produser: Mike Medavoy, Arnold W. Messer, Brian Oliver dan Scott Franklin
Negara Asal Film: Amerika Serikat
Durasi: 1 jam 48 menit
Film ini menceritakan tentang seorang wanita muda bernama Nina Sayer (Natalie Portman) yang mengabdikan dirinya menjadi balerina profesional di kota New York. Nina sendiri sudah sangat terkenal di kalangan balerina akan kehebatan dan kesempurnaan tariannya. Nina memiliki seorang ibu mantan balerina yang sangat menginginkan sang anak untuk menjadi penari utama di pementasan Swan Lake, karena dulu sang ibu gagal untuk mencapainya.
Suatu hari, sutradara artistik di studio balet bernama Thomas Leroy (Vincent Cassel) memberi kabar kepada seluruh balerina di studio bahwa ia akan menggelar audisi untuk pementasan besar dengan tema Swan Lake karya Tchaikovsky. Pementasan ini membutuhkan seorang balerina dengan peran ganda yang memiliki sifat bertolak belakang, yaitu peran Odette si White Swan yang penuh dengan kepolosan dan pesona, dan Odile si Black Swan yang begitu gelap dan menggoda. Pencarian balerina untuk kedua karakter Swan Queen tersebut dimulai dengan audisi.
Untuk menjadi pemeran Swan Queen, Nina ikut serta dalam audisi dan menampilkan penampilan terbaiknya. Thomas memuji penampilan Nina saat menjadi white swan, tetapi ia meragukan Nina saat menjadi Black Swan, karena menurutnya gerakan Nina masih kurang menguasai dan emosi yang diberikan masih kurang nyata. Walaupun pada akhirnya Nina terpilih menjadi Swan Queen, Thomas tetap menginginkan gerakan tarian yang luwes seperti gerakan Lily (Mila Kunis) sang balerina baru dari San Fransisco. Karena Nina tidak ingin perannya dalam pementasan diganti oleh Lily, ia berusaha keras dan tanpa disadari karena perfeksionisme dan obsesi yang ia tonjolkan, dan kompetisi antara dirinya dan Lily, membuat Nina mulai menampakkan sisi gelapnya, dimana pada akhirnya hal tersebut hampir merusak karir dan juga kehidupannya.
Film Black Swan ini disutradari oleh sutradara terkenal, Darren Aronofsky yang dikenal melalui film garapannya pada tahun 1998 berjudul Pi. Film yang rilis tahun 2010 ini, peran setiap pemain ditampilkan dengan sangat apik, serta emosi dan konflik yang ada terasa sangat nyata, terutama dalam penggambaran sisi lain dari kehidupan seorang balerina dan gangguan mental yang menyertainya. Penggambaran yang apik ini dikarenakan usaha dari para pemain, seperti Natalie Portman yang mengurangi berat badannya sebanyak 10 kilogram demi perannya sebagai balerina ini. Banyak pesan menarik secara tersirat di dalam film ini yang dikemas dengan sedemikian rupa melalui konflik yang terjadi kepada para pemainnya. Film ini merupakan film beraliran psychological thriller dengan plot twist yang baik. Menceritakan tentang seni balet, mise-en-scène diatur dengan baik oleh sang sutradara. Sorotan kamera cenderung sempurna dengan menampilkan sorotan yang sejalan dengan gerakan balerina di sepanjang film. Salah satu adegan di dalamnya, yaitu saat adegan transformasi Nina menjadi Black Swan menjadi salah satu adegan film terbaik di tahun 2010. Adegan tersebut menggabungkan sinematografi yang menarik, special effect yang mulus, serta editing yang akurat. Pemilihan musik dan penempatannya di sepanjang film juga sangat luar biasa, walaupun musik yang ditampilkan adalah musik khas Swan Lake.
Disuguhi dengan cerita yang menarik, pada kenyataannya alur cerita dari Black Swan ini termasuk berat dan cukup berbelit-belit. Tidak hanya itu, alur cerita dari film ini juga masih menampilkan beberapa adegan yang cenderung terlalu berlebihan atau hyper-reality. Pada beberapa adegannya, akting pemeran utama, yaitu Nina yang diperankan oleh Natalie Portman terlihat datar dan mengurangi esensi dari film ini. Penggambaran-penggambaran gangguan psikologis yang dihadapi Nina memang menarik dengan halusinasi-halusinasi khas skizofrenia dan pikiran tak masuk akal dan ketakutan khas obsessive-compulsive disorder (OCD), yang diejawantahkan dalam wujud penampakan surreal yang ikut menghantui layar bersamaan dengan kisah kesehariannya. Namun, penggambaran itu juga dianggap terlalu berlebihan, terlalu menyeramkan, dan terkadang terasa tidak meyakinkan. Malah terkadang penggambaran tersebut lebih condong ke dalam genre horror dibandingkan dengan thriller.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, film ini sangat layak ditonton, terutama di akhir pekan. Black Swan berhasil menciptakan ketegangan dan misteri yang membuat penonton bertanya-tanya selama film berlangsung. Tak ayal bahwa film yang satu ini pun menyabet lima nominasi Oscar sekaligus meliputi Film Terbaik, Aktris Terbaik, Sutradara Terbaik, Sinematografi Terbaik dan Penyuntingan Film Terbaik. Walaupun bukan yang terbaik di alirannya, tetapi keindahan film Black Swan ini berhasil diciptakan dari awal hingga akhir film. Jadi, sayang jika masterpiece dari Darren Aronofsky yang satu ini tidak masuk ke dalam daftar tontonan kamu, nih!
Penulis: Althafa Nisrina A.
Editor: Langgeng Irma
Pemimpin Redaksi: Langgeng Irma