Antusiasme mahasiswa baru Administrasi Publik di depan stand HMPS Administrasi Publik
(Sumber: Taufiqurrahman Alfarisi)

Dalam rangka menyambut mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip), telah diselenggarakan Pendidikan Karakter (Pendikar) FISIP sebagai bentuk pengenalan lingkungan FISIP untuk mahasiswa baru. Salah satu rangkaian acara dalam Pendikar FISIP, yaitu FISIP Ormawa Expo (FOREX) yang mewadahi Organisasi Mahasiswa (Ormawa) seperti Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Senat Mahasiswa, serta Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) FISIP untuk mempromosikan dan menjelaskan Ormawa mereka masing-masing kepada mahasiswa baru. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam jangka empat hari dimulai dari 12-15 Agustus 2024 bertempat di antara gedung B dan gedung C dengan beberapa booth UPK yang sudah disiapkan untuk menerima kunjungan dari mahasiswa baru. 

Terobosan Baru Melalui Sistem yang Berbeda dari Dulu

Kemeriahan mahasiswa baru dalam mengikuti kegiatan FOREX
(Sumber: Taufiqurrahman Alfarisi)

Berbeda dari sistem pengenalan Ormawa tahun sebelumnya, FOREX 2024 berusaha membentuk sistem baru dari keluhan beberapa mahasiswa terkait kurangnya kaderisasi seputar Ormawa maupun UPK di lingkungan FISIP. Dengan demikian, perbaikan ini dilakukan supaya mahasiswa baru lebih mengenal Ormawa dan menambah jumlah peminat di setiap Ormawa. 

“Setelah kita, dulu kan pernah ada tuh yang namanya Satria UPK, nah keluhan dari mahasiswa bahwa UPK itu atau Ormawa itu kebanyakan adalah terkait dengan kaderisasi karena kita lihat kaderisasi itu ya berbanding lurus dengan kurang dikenalnya UPK,” ucap Ketua Bidang Harmonisasi Kampus BEM FISIP sekaligus Steering Committee acara FOREX, Dwi Prastyanto, saat diwawancarai LPM OPINI pada Kamis (15/08).  

Selain itu, kurangnya partisipan yang mengikuti FOREX tahun sebelumnya juga menjadi alasan untuk pembentukan sistem baru, yakni melibatkannya dalam penugasan Pendikar. Mahasiswa baru ditugaskan untuk mengikuti kegiatan expo dan mendatangi tiap booth untuk memperoleh stempel yang harus dikumpulkan. Maka dari itu, penugasan tersebut dikaitkan dengan kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) serta Pendikar FISIP untuk meningkatkan partisipasi dari mahasiswa baru dalam expo tahun ini. 

“Dulu kan (FOREX) belum masuk ke PMB atau Pendikar jadi kita berdiri sendiri yang kemudian kita evaluasi dari tahun lalu juga karena kurangnya partisipan mengikuti exponya gitu jadi setelah kita masukan agendanya dalam PMB, bisa kita pastikan partisipannya akan banyak. Nah, salah satunya membentuk FOREX menjadi penugasan dengan mengunjungi semua stand, tiap-tiap maba membawa kertas penugasan yang nantinya akan distempel oleh tiap-tiap UPK,” lanjut Pras.

 

FOREX Diwajibkan, Partisipan Meningkat

Papan polling nominasi Ormawa dengan booth “Ter-seru” selama berjalannya kegiatan FOREX
(Sumber: Taufiqurrahman Alfarisi)

Tingginya jumlah partisipan mengharuskan kegiatan ini untuk dilakukan secara bertahap selama empat hari. Penjadwalan dilakukan setiap hari, mulai dari 12-15 Agustus kepada masing-masing jurusan, dimulai dari mahasiswa baru Ilmu Komunikasi, Administrasi Bisnis, Ilmu Pemerintahan, Administrasi Publik, dan ditutup oleh Hubungan Internasional. 

FOREX tahun ini menuai antusiasme yang tinggi di kalangan mahasiswa baru, seperti yang diungkapkan oleh salah satu perwakilan Ormawa Forum Keluarga Mahasiswa Muslim (FKMM), Zakia.

“Antusiasme mahasiswa jauh lebih tinggi di tahun ini. Engagement kita juga cepat naik. Mahasiswa juga banyak yang perhatiin kita ketika jelasin sesuatu gitu. Bahkan, antusiasmenya terlihat dari maba dan teman-teman yang jaga stand sampai berisiknya over banget,” tutur Zakia.

Tak dapat dipungkiri bahwa sebagian mahasiswa mengunjungi stand sebatas untuk menuntaskan kewajiban yang dibuktikan dengan stempel. 

“Kalau antusiasme dari maba tentu ada dari banyak mahasiswa. Kita marketingnya memang untuk lolos TOEFL dan IELTS itu gimana, dan beberapa cukup excited buat tanya-tanya gitu. Tapi nggak menutup kemungkinan, ada dari mereka yang datang ke stand kita hanya sebagai kewajiban saja, buat nyari stempelnya itu, kita juga lihat hal semacam itu,” jelas ZN, mahasiswa jurusan Hubungan Internasional sebagai salah satu penjaga booth Ormawa UPK Species. 

 

Berkat FOREX, Mahasiswa Bisa Merencanakan Pilihan Ormawa

Beberapa mahasiswa baru mengunjungi booth FISIPHORIA sambil mengerjakan penugasan pengumpulan stempel Pendikar
(Sumber: Taufiqurrahman Alfarisi)

FOREX memberikan ruang bagi mahasiswa untuk bisa memahami macam-macam organisasi yang nantinya akan menjadi tempat mereka bertumbuh dan mengasah kemampuan mereka. 

Ratna (bukan nama sebenarnya), salah satu mahasiswa baru Administrasi Bisnis 2024, mengaku FOREX berhasil memberinya gambaran akan organisasi yang ingin diikuti.

“Jujur aku mau banget nulis, kayak cerpen atau nulis berita-berita gitu awalnya. Cuman aku nggak tahu organisasinya itu apa. Belum aku cari tahu. Dan ternyata pas FOREX baru dikasih tahu ada Opini. Aku ke FOREX udah ada gambaran mau organisasi di bidang apa yang mungkin bakal aku geluti sesuai target awal aku,” jelasnya.

Selain dari organisasi pers, hadirnya FISIPHORIA menjadi pilihan yang paling diminati mahasiswa baru, khususnya dari kalangan mahasiswa Administrasi Publik.

“FISIPHORIA juga keren banget. Mereka paling banyak diminati sama maba lewat nominasi itu sih kak. Apalagi konser FISIPHORIA yang tahun lalu aku juga ngikutin, pas ada Dewa 19. Jadi aku kayak kepengen deh jadi volunteernya,” pungkas Nabil, mahasiswa baru Administrasi Publik.

“Kalau yang tadi aku jalanin, so far asik banget sih. Terus kan dikasih games terus kita ngefollow IG, jadi kita bisa mengetahui lebih banyak lagi stand-stand tadi itu gimana. Bisa kita cari tahu lebih lagi. Terus apalagi kayak sakutala yang ngajak nyanyi-nyanyi gitu kan, jadinya kalau aku (rencananya) sakutala sih,” ucap Claudia, juga salah satu mahasiswa Administrasi Publik 2024.

 

Evaluasi FOREX 2024: Sirkulasi Lancar hingga Ketertiban Suara

Meskipun FOREX tahun ini menggunakan sistem baru, hal ini tidak menutup ruang untuk evaluasi, yakni dalam hal alur masuk-keluar mahasiswa baru, rotasi di antara booth-booth, maupun keramaian yang terjadi akibat dari ratusan mahasiswa baru yang menumpuk di antara gedung B dan gedung C. Selain itu, penggunaan waktu yang kurang efektif pun menjadi bahan evaluasi.

“Evaluasinya, gak jauh dari pada skema terkait di mana alur maba masuk-keluar di mana istilahnya nanti rotasi di antara booth-booth gitu kita kan karena istilahnya satu jurusan diwajibkan kalau sekali masuk ada 235 orang, yang kayak kemarin di Ilmu Pemerintahan itu tuh jadi PR banget karena kalau semisal nggak diatur, 235 orang itu pasti bikin chaos gitu lho,” tutur Pras.

“Misalnya kayak sirkulasinya yang nggak lancar atau mandek di satu booth aja. Jadi, harapannya untuk FOREX hari berikutnya kesalahan sama nggak terulang lagi, nggak ada penumpukan mahasiswa di satu booth aja, sehingga sirkulasi bisa lancar.” 

Adapun kontroversi terkait efektivitas penggunaan stempel sebagai bukti penyelesaian tugas-tugas yang dapat dipertimbangkan untuk ke depannya.

“Saran aku mungkin bisa lebih di-improve dari segi kloteringnya supaya nggak berkerumun, stempel sebagai bukti sudah menyelesaikan penugasan bisa diganti dengan cara lain yang mungkin bisa lebih efektif,” ujar ZN. 

Terakhir, adapun harapan agar FOREX ke depannya dapat lebih memperhatikan ketertiban, khususnya pada proses promosi Ormawa untuk mencegah teredamnya suara anggota lain.

“Antusiasmenya tinggi banget tahun ini, cuma bisa lebih ditertibin lagi ya. Karena kan kita semuanya secara serentak jelasin UPK-UPK kita, sedangkan ada beberapa UPK yang kesusahan untuk menjelaskan karena stand UPK yang lain berisiknya over banget,” tutupnya.

 

Reporter: Taufiqurrahman Alfarisi, Natalia Ginting  

Penulis: Taufiqurrahman Alfarisi, Natalia Ginting  

Editor: Cheryl Lizka Yovita 

Desain: Nabila Mar’atunisa

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.