Dilarang Mudik, Mahasiswa Undip Pilih Lebaran di Lingkungan Kampus

LPM OPINI – Momen Lebaran biasanya dijadikan masyarakat untuk bersilaturahmi ke kampung halaman atau pergi berlibur ke tempat wisata. Namun, seperti tahun sebelumnya, pemandangan tersebut berbeda karena pandemi Covid-19 yang memaksa orang untuk tidak bepergian.

Pemerintah juga secara resmi melarang masyarakat untuk melakukan mudik Lebaran 2021 pada tanggal 6-17 Mei 2021. Selain itu, pemerintah mengetatkan prosedur perjalanan bagi mereka yang bepergian pada 22 April sampai 5 Mei 2021, dan dari 18 Mei hingga 24 Mei 2021.

Larangan tersebut menjadikan masyarakat yang tinggal di kota lain tidak bisa berkumpul dengan sanak keluarga di kampung halaman. Hal tersebut juga menimpa beberapa mahasiswa Universitas Diponegoro yang tidak bisa pulang karena larangan mudik pemerintah dan memilih menetap di lingkungan kampus.

Muhammad Hanan Hauzan, mahasiswa Ilmu Komunikasi Undip ini tinggal di Semarang untuk melaksanakan program kerja (proker) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) serta magang mandiri pada perusahaan percetakan di Semarang. Ia menjelaskan magang yang dijalaninya berakhir tanggal 8 Mei 2021 sehingga tidak sempat untuk pulang ke rumah di Yogyakarta.

“Mau tidak mau, saya harus berada di Semarang terlebih dahulu pada saat lebaran,” tuturnya ketika dihubungi tim LPM Opini Selasa (11/5).

Hanan menjelaskan bahwa lebaran ini menjadi yang pertama kalinya tanpa keluarga dan berada di luar kota. Biasanya pada lebaran lalu, ia akan pergi bersama keluarga ke Semarang untuk berkumpul dengan keluarga besar, kemudian dilanjutkan dengan tamasya ke berbagai destinasi wisata, dan diakhiri dengan berkumpul kembali bersama keluarga kecilnya.

“Harapan saya pada keluarga, semoga selamat di Yogyakarta, semoga kesehatan menyertai mereka dan sentosa,” ujar Hanan.

Berbeda dengan Hanan, Wahruroji memilih untuk merayakan lebaran yang kedua kalinya di Semarang. Mahasiswa jurusan Manajemen Undip ini sudah berada di Semarang sejak Februari 2020. Ia mengaku tidak pulang ke kampung halaman yang ada di Jakarta, selain karena pandemi juga karena ayah dan ibunya telah tiada dan hanya tinggal kakaknya.

“Mengingat pandemi, mending di Semarang saja deh. Terus di kosanku juga ada WiFi, di Jakarta rumahku gak ada WiFi,” terang Wahruroji ketika dihubungi tim LPM Opini Minggu (16/5)

Wahruroji menambahkan dirinya sudah lupa seperti apa rasanya lebaran bersama keluarga. Lebaran tahun ini sudah menjadi lebaran tahun ke empat tanpa ayahnya, dan lebaran ketiga tanpa ibu baginya. Dirinya sekarang hidup sebatang kara, dan jauh dari kakaknya yang berada di Jakarta.

“Aku gak mau berharap neko-neko. Aku anak pemulung bisa kuliah pakai Bidikmisi saja sudah syukur, tapi semoga pandemi ini segera berakhir agar orang-orang lain bisa menikmati lebaran bersama keluarganya,” pungkas Wahruroji.

Penulis : Wahyu Hidayat

Editor : Fani Adhiti

Redaktur Pelaksana : Luthfi Maulana

Pemimpin Redaksi : Langgeng Irma

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.