Resensi Buku : Sokola Rimba, Misi Butet Menetaskan Asa Bangsa

Judul Buku.     : Sokola Rimba

Pengarang.      : Butet Manurung

Penerbit.          : Kompas

Tahun Terbit.  : 2013

Tebal Halaman: 348

Sinopsis Buku

Menyadari bahwa Orang Rimba membutuhkan bekal untuk menghadapi modernisasi yang kelak dapat mengancam eksistensi mereka, Butet berambisi untuk memberikan pengajaran kepada orang Rimba. Selain untuk mempertahankan hak-hak kehidupan mereka, Butet berharap bahwa orang Rimba dapat pula menyadari bahwa pendidikan adalah kekuatan bagi mereka untuk bertahan dari segala ancaman yang datang dari luar. Meskipun selama perjalanannya ia sempat dianggap sebagai pembawa sial karena mengajarkan hal asing, yaitu baca-tulis, insiden tersebut tidak mengurangi semangat Butet dalam berjuang serta menyusun strategi untuk mengenalkan pendidikan kepada masyarakat Rimba.

Sokola Rimba adalah kumpulan catatan harian Butet Manurung selama ia ‘berjuang’ memberikan pengalaman belajar dan mengajar di Rimba. Sembari mengikuti petualangan Butet yang kerap dikejar-kejar hewan buas, berlalu-lalang di hutan rimba, sampai dikecam masyarakat  Rimba akan idenya yang ingin memberikan pendidikan, kita juga akan diberi pencerahan tentang pentingnya menjunjung nilai budaya, perjuangan, serta pengabdian.

Isi Resensi

Kisah diawali dengan Butet menjadi fasilitator pendidikan di salah satu lembaga konservatif Jambi bernama Warsi. Petualangan Butet terus berlanjut dalam mengembangkan metode pendidikan yang sekiranya cocok untuk para masyarakat, khususnya anak-anak Rimba yang belum pernah tersentuh pendidikan sama sekali. Selama rentang waktu yang tidak sebentar, narasi berlanjut dengan berbagai permasalahan yang dialami Butet. Mulai dari permasalahan dengan kantornya sendiri, Warsi, serta masyarakat Rimba yang menganggap Butet sebagai pembawa malapetaka setelah mengenalkan baca-tulis.

Buku Sokola Rimba  dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami serta pembawaan yang santai. Dalam buku ini, suka duka Butet selama menjalani kehidupan di Rimba digambarkan secara apik dan menarik. Pembaca seakan-akan ikut terseret masuk dalam cerita merasakan langsung keseruan serta kesulitan yang dialami Butet melalui penggambaran suasana yang tepat. Bahasa sehari-hari yang digunakan dalam penulisan membuat pembaca mudah mencerna apa maksud penulis.

Meskipun terdapat beberapa dialog yang ditulis dalam bahasa Rimba, hal itu tidak membuat pembaca kelimpungan sebab terjemahan langsung ditulis tepat setelah kalimat tersebut. Tak lupa beberapa foto dokumentasi kegiatan belajar dan mengajar yang disisipkan pada tengah halaman membuat buku ini memiliki nilai tambah tersendiri.

Akan tetapi, hal yang sedikit mengganjal dari buku Sokola Rimba ialah fakta bahwa buku ini menghadirkan begitu banyak tokoh sehingga terkadang membuat saya kesulitan menghafal karakter serta peran setiap tokoh. Namun, hal ini wajarlah adanya sebab Butet memang berinteraksi dengan begitu banyak orang untuk melakukan pendekatan terhadap masyarakat Rimba. Kekurangan tersebut tidaklah mengurangi kesempurnaan pembawaan cerita dan pesan yang hendak disampaikan oleh pembaca

Buku Sokola Rimba  dapat saya katakan sebagai simbol inspirasi bagi semua orang, khususnya bagi generasi milenial dan para tenaga pendidik di Indonesia. Melalui kisah Butet, saya menjadi paham bahwa masih ada kelompok masyarakat di Indonesia yang menggenggam erat nilai budaya serta tradisi adat mereka. Orang Rimba mempertahankan hal tersebut sehingga menjadi skeptis dengan apa saja yang datang dari luar. Mereka takut hal-hal itu dapat merusak tradisi mereka. 

Dengan penuh dedikasi, Butet membuktikan bahwa ada banyak cara untuk mewujudkan asa. Tidaklah sia-sia sebuah perjuangan untuk menciptakan perubahan. Perubahan yang lebih baik demi kemajuan bangsa Indonesia.

Penulis: Almira Khairunnisa

Editor: Fani Adhiti

Redaktur Pelaksana : Luthfi Maulana

Pemimpin Redaksi : Langgeng Irma

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.