HARTA TAHTA AKSI NYATA: KOMUNITAS PENANGKAL HEDONISME PERGAULAN REMAJA BERGENGSI DAN PENCIPTA HEALTHY RELATIONSHIP DI SMA NEGERI 5 SEMARANG

“Contribute Yourself to Sustainable Development”
Dalam pergaulan remaja saat ini, sering kali ditemukan hubungan-hubungan yang tidak sehat atau biasa disebut sebagai toxic relationship. Walaupun toxic relationship ini sering digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua lawan jenis dengan romantisme namun istilah ini juga bisa digunakan untuk menggambarkan hubungan pertemanan sesama jenis sejumlah dua orang atau lebih. Lalu, bagaimana sih hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship dalam pertemanan itu?
Toxic relationship dalam pertemanan merupakan sikap seseorang atau bahkan merugikan dan berpotensi memberikan dampak buruk bagi tiap individu di dalamnya. Menurut survei yang dilakukan oleh Jakpat pada 15 November 2023 lalu, 44,3% dari 750 responden Indonesia mengaku pernah menjalin hubungan tak sehat dengan teman.
Salah satu sikap yang dapat menimbulkan toxic relationship adalah hedonisme. Hedonisme adalah sebuah pandangan yang menganggap kebahagiaan bisa didapatkan dari memenuhi kesenangan, seperti membeli barang-barang yang kita inginkan tanpa mempedulikan fungsi dan kegunaannya, pergi berlibur dengan berfoya-foya, bahkan sekadar memenuhi gengsi dalam pertemanan agar tidak terlihat kalah oleh teman-teman lain. Lingkungan sangat mempengaruhi terjadinya hedonisme ini sehingga toxic relationship dapat menyebabkan kita melakukan apapun demi memenuhi standar suatu kelompok pertemanan dengan berhutang, rela menghemat untuk membeli barang tersier, dan lain sebagainya. Maka dari itu, saya melakukan survei mandiri dengan membagikan link Google Forms untuk mengumpulkan data yang saya perlukan mengenai hedonisme yang terjadi dalam hubungan pertemanan di lingkungan SMA Negeri 5 Semarang sendiri. Dalam survei yang sudah saya lakukan terhadap 22 responden siswa-siswi SMA Negeri 5 Semarang menyatakan bahwa 27,3% (data A) responden pernah merasa terjebak di kelompok pertemanan yang hedon. Lalu, sebanyak 36,4% (data B) pernah memaksakan diri untuk mengikuti pertemanan yang hedon padahal tidak sesuai dengan uang yang dimilikinya.


Selain data-data di atas, saya juga mencari data lain berupa kondisi pergaulan di sekitar responden yang tidak mencakup mereka di dalamnya. Berapa banyak responden yang pernah melihat kelompok pertemanan toxic karena hedonisme di sekitar mereka? Data membuktikan sejumlah 71,4% (data C) merasakan hal tersebut. Selain itu, saya juga menanyakan tanggapan mereka mengenai kelompok pertemanan yang hedon tersebut, “hal yang merugikan fisik maupun batin orang lain (orang yang akan memaksakan demi pertemanannya berlanjut), perlu dibasmi toxic relationship seperti ini,” tanggap Fiqa, salah satu pengisi responden. “Sebenarnya menurut saya pribadi, kelompok pertemanan yang hedon adalah suatu hal buruk, mengingat uang sangu yang selalu kita bawa bukan semata-mata dari hasil keringat sendiri, namun dari kerja keras orang tua kita. Apabila masih di lingkungan sekolah, sebaiknya mengeluarkan uang sangu untuk hal-hal yang sewajarnya saja dan jangan menjadikan sebuah harta menjadi tolak ukur pertemanan,” tanggapan selanjutnya dari Bumi, responden lain yang mengisi form survei.

Permasalahan tersebut menggerakkan saya untuk menciptakan sebuah komunitas kecil yang diharapkan bisa berdampak besar seiring dengan berjalannya waktu. Di sini saya sebagai seorang siswi biasa, memiliki ide besar yang bisa mengubah permasalahan tersebut. Saya ingin menciptakan komunitas dengan nama “HARSITA” yang merupakan singkatan dari “Harta Tahta Aksi Nyata” sebagai bentuk aksi nyata para generasi muda di SMALA (SMA Negeri 5 Semarang) untuk melakukan beberapa kegiatan yang dapat memberikan dampak positif tentang pergaulan remaja, seperti mengajarkan cara mengelola keuangan, sosialisasi mengenai hubungan pertemanan yang sehat, memberikan solusi serta tips berhemat tanpa mementingkan gengsi, dan lain sebagainya. Ide ini muncul karena saya begitu terinspirasi oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) yang membentuk LPM OPINI serta mengadakan kegiatan seperti Journation 1.0 hingga Journation 6.0 yang bertujuan positif untuk menyediakan wadah bagi para pelajar untuk menulis dan berpikir kritis serta meningkatkan iklim literasi bagi para pelajar di Indonesia.
HARSITA merupakan komunitas yang diharapkan bisa bermanfaat dalam menciptakan lingkungan yang sehat di SMALA dengan memberantas gaya hidup hedonisme serta menerapkan keuangan yang baik. Walaupun masih dalam lingkup yang sempit, saya ingin bersungguh-sungguh merealisasikan hal ini sebagai gerakan baru yang ada di SMALA. Maka dari itu, beberapa kegiatan yang saya harapkan dapat dilakukan oleh komunitas HARSITA adalah Har-Fun, Har-Meet, Har-Social, Har-Keep, dan Har-Letter.
Kegiatan Har-Fun merupakan sebuah kegiatan yang diadakan tiga bulan sekali untuk melakukan pendekatan antar anggotanya. Kegiatan ini semacam kegiatan kumpul bersama untuk meningkatkan keakraban, menjaga tali silaturahmi, dan memperluas relasi pertemanan antar angkatan. Kegiatan ini bisa diisi dengan makan bersama, bermain games, atau bahkan diisi dengan evaluasi komunitas dengan sistem non-formal sehingga bisa mengantisipasi perselisihan tiap anggota-anggotanya.
Kegiatan Har-Meet merupakan sebuah kegiatan untuk saling memberikan ilmu satu sama lain. Kegiatan ini nantinya akan dijadwalkan bergilir setiap satu minggu sekali sehingga tiap anggotanya bisa merasakan menjadi pembicara di depan seluruh warga sekolah yang berminat mengikuti sesi Har-Meet ini. Ilmu yang tetap berada dalam koridor tema komunitas ini, yakni menciptakan lingkungan pertemanan di sekolah yang baik dan sehat. Selain mendapatkan ilmu sebagai pendengar, kegiatan ini juga akan dijadikan wadah untuk melatih public speaking sehingga tiap anggotanya dapat melatih diri untuk berbicara di depan umum. Setiap satu semester sekali, kegiatan ini akan mengundang guest star yang menginspirasi untuk mengisi Har-Meet dengan memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat.
Kegiatan Har-Social merupakan kegiatan yang dilakukan di luar sekolah. Kegiatan ini merupakan kegiatan bakti sosial yang diisi dengan kegiatan berkunjung ke panti asuhan, panti jompo, atau rumah ibadah. Hal-hal yang bisa dilakukan meliputi memberi bantuan, memberikan sosialisasi, berdoa bersama, membantu para lansia membersihkan panti jompo mereka, kerja bakti membersihkan tempat ibadah, atau kegiatan lainnya yang sifatnya membangun dan berdampak buat sekitar. Hal ini dapat membawa citra baik bagi sekolah sendiri karena murid-muridnya melakukan hal positif yang bermanfaat. Terkait masalah dana, bisa didapatkan dengan mengupayakan dana usaha berupa sumbangan dari warga sekolah yang nantinya dikumpulkan untuk membantu masyarakat luar sekolah yang membutuhkan.
Kegiatan Har-Keep merupakan kegiatan untuk membantu anggota-anggotanya dalam menyimpan uang dengan cara mengadakan tabungan mini di dalam komunitas tanpa bunga, hal ini dapat membantu para anggota untuk lebih bisa mengontrol diri dari nafsu agar tidak impulsif membeli barang-barang yang mereka mau tanpa tau fungsi dan kegunaannya atau sekadar lapar mata. Walaupun tanpa bunga, tabungan ini dapat membantu anggota berlatih menabung walaupun belum memiliki rekening bank, dan juga Har-Keep menerima tabungan dalam nominal sekecil apapun. Tabungan ini bisa ditarik kapanpun walau target belum tercapai, dengan syarat memang dibutuhkan karena kondisi darurat. Akhir tahun akan diberikan penghargaan kepada anggota-anggota yang rajin dan konsisten menabung.
Kegiatan Har-Letter merupakan kegiatan sebagai wadah aspirasi murid untuk menuangkan masalah-masalah sosial di SMALA secara anonim. Konsep kegiatan ini mirip dengan menfess di aplikasi X, tetapi perbedaannya terletak pada isu yang diangkat, yakni isu-isu yang berkaitan dengan masalah di lingkungan sekolah. Har-Letter ini nantinya akan diunggah ke media sosial HARSITA dengan memberikan solusi solutif dari anggota ataupun pengurus HARSITA bidang kreatif media sosial. Selain sebagai wadah curhat, kegiatan ini juga menanggapi masalah sender (pengirim aspirasi) tanpa membela atau menyudutkan pihak manapun, tanpa menyinggung unsur SARA.
Komunitas ini nantinya akan memiliki media sosial berupa Instagram untuk mempublikasikan seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan dalam komunitas. Selain untuk meningkatkan citra sekolah, dengan media sosial ini, komunitas HARSITA dapat menginspirasi sekolah lain untuk membentuk komunitas yang sama atau bahkan menarik anggota-anggota lain untuk mendaftar di komunitas ini sehingga komunitas ini berkembang dan dapat menebarkan manfaat luas bagi masyarakat. Setelah menyalurkan ide pembentukan komunitas ini, saya melakukan pengumpulan data mengenai setuju atau tidaknya warga SMALA dengan ide ini. Hasil dari survei tersebut menyatakan 95,5% (data D) dari 22 orang pengisi survei menyatakan setuju dengan terbentuknya Komunitas HARSITA ini, hanya terdapat satu responden yang kurang setuju.

Disini saya juga meminta pendapat responden tentang rencana pembentukan komunitas pencegah toxic relationship dalam pertemanan di SMALA. Beberapa tanggapan yang mereka katakan, yakni “pasti akan membantu bagi orang yang merasa dirinya terjebak di dalam kelompok pertemanan seperti itu,” ucap Gina sebagai salah satu responden. “Justru akan lebih baik jika ada pembentukan komunitas seperti itu karena kita tidak perlu lagi berteman memandang fisik, harta benda, dan kekayaan. Jika dibiarkan tumbuh dalam pertemanan yang toxic tersebut dapat mempengaruhi dan berdampak besar pada gaya hidup orang lain. Sebenarnya kita tidak perlu berteman dengan membeda-bedakan suatu kelebihan maupun kekurangan dalam hal apapun, termasuk harta benda kekayaan karena sesungguhnya hal tersebut memicu adanya persaingan gaya hidup, dan salah satu diantara mereka juga akan memicu sebuah kelompok pertemanan yang tidak sehat. Pertemanan sehat akan membentuk jati diri kita yang sebenarnya, tanpa adanya persaingan,” ujar Kikan yang merupakan responden lainnya. “Boleh sih, tapi sejujurnya SMALA nggak parah banget sama kelompok pertemanan hedonisme,” sebuah tanggapan dari Kanaya, satu-satunya responden yang merasa tidak perlu diadakannya komunitas ini. Harapannya komunitas ini nantinya dapat berkembang besar sehingga antar sekolah bisa saling berkolaborasi menciptakan lingkungan pergaulan remaja yang baik dan sehat.
Maraknya hedonisme dalam pergaulan remaja saat ini, menciptakan toxic relationship yang menyebabkan lingkungan sekolah menjadi buruk. Berdasarkan hal tersebut, muncullah ide saya untuk membentuk sebuah komunitas bernama HARSITA: Harta Tahta Aksi Nyata. Komunitas ini merupakan perkumpulan warga SMA Negeri 5 Semarang yang memiliki dedikasi untuk menangkal toxic relationship karena marak terjadinya sifat hedonisme. Harapannya, komunitas ini dapat berguna bagi sesama warga SMA Negeri 5 Semarang sebagai komunitas yang menciptakan lingkungan pergaulan sehat serta memberikan manfaat positif lainnya, seperti menambah relasi pertemanan, menambah ilmu pengetahuan, melatih public speaking, membangun hubungan sosial dengan melakukan berbagai kegiatan bakti sosial yang bermanfaat, mampu mengeluarkan pendapat, dan dapat mengelola keuangan secara baik dan benar. Manfaat-manfaat tersebut bisa didapatkan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang akan diadakan pada komunitas ini. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah Har-Fun, Har-Meet, Har-Social, Har-Keep, dan Har Letter. Walaupun komunitas ini baru sebuah rancangan, tetapi saya berharap komunitas ini bisa direalisasikan hingga menginspirasi para generasi muda lainnya.
Beberapa saran yang dapat saya sampaikan mengenai pembentukan komunitas ini ke depannya, yaitu: (1) Menciptakan kegiatan yang lebih besar, sehingga bisa memberikan impact yang besar pula kepada lingkungan sekolah. (2) Bagi para anggota dihimbau untuk serius dalam mengikuti komunitas dan melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab masing-masing. (3) Setiap sekolah di Indonesia memiliki komunitas seperti HARSITA, sehingga komunitas ini bisa dibentuk perkumpulan cabang kabupaten, provinsi, maupun nasional.
SUMBER REFERENSI
Idris, Muhammad. 2022. Mengenal Hedonisme: Definisi, Ciri, Contoh, dan Dampaknya. Diakses tanggal 9 Juli 2024 pukul 15.12 WIB. https://money.kompas.com/read/2022/03/06/115413726/mengenal-hedonisme definisi-ciri-contoh-dan-dampaknya?page=all.
Jakmin. 2023. Bukan Hanya dari Pasangan, Hubungan ini Juga Bisa Toxic. Diakses tanggal 8 Juli 2024 pukul 12.11 WIB. https://jakpat.net/info/bukan hanya-dari-pasangan-hubungan-ini-juga-bisa-toxic/.
Pane, Merry Dame Cristy. 2023. Toxic Relationship: Arti, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasinya. Diakses tanggal 7 Juli 2024 pukul 13.05 WIB. https://www.alodokter.com/hati-hati-ini-tanda-kamu-terjebak-dalam-toxic relationship.
Pegadaian, Sahabat. 2023. Hedonisme: Pengertian, Penyebab, Dampak, & Cara Mengatasinya. Diakses tanggal 9 Juli 2024 pukul 16.20 WIB. https://sahabat.pegadaian.co.id/artikel/inspirasi/hedonisme-adalah.
Rizaty, Monavia Ayu. 2023. Hasil Survei Pengalaman Masyarakat Indonesia Jalani Hubungan Toksik Diakses tanggal 8 Juli 2024 pukul 12.45 WIB. https://dataindonesia.id/varia/detail/hasil-survei-pengalaman-masyarakat indonesia-jalani-hubungan-toksik.
Penulis: Auraella Putri San Cameloon, siswa SMA Negeri 5 Semarang sebagai peraih juara 1 JOURNATION 6.0 LPM Opini
Editor: Natalia Ginting
*Telah disunting ulang dari naskah asli yang diikutsertakan lomba