Janji FISIP Tertibkan Rokok dan Peduli Mental Health Lewat Program Kampus Sehat
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro resmi meluncurkan program FISIP Kampus Sehat pada Jumat (17/2/2023) lalu. Program Kampus Sehat sendiri merupakan program kerjasama kementerian pendidikan dan kementerian kesehatan yang seyogyanya sudah dilaksanakan oleh perguruan tinggi dari tahun lalu. Akan tetapi, karena prosedur pelaksanaannya yang belum jelas, program Kampus Sehat tersebut belum dapat terealisasi tahun kemarin.
“Program ini tuh sebenarnya sudah masuk ke sini (FISIP) dari tahun lalu, tapi karena kemarin itu tata laksananya belum jelas, petunjuk pelaksanaannya juga belum terlalu jelas dari universitas, jadi baru dilaksanakan di FISIP itu tahun ini.” Ungkap Anis Qomariyah selaku PIC dari program FISIP Kampus Sehat pada (17/2).
Anis mengungkapkan tujuan dan urgensi program Kampus Sehat sendiri meliputi banyak hal, salah satunya adalah bentuk sosialisasi Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) di tingkat universitas.
“Sebenarnya banyak ya tujuannya, salah satunya memang untuk mensosialisasikan GERMAS di tingkat kampus, baik dari mahasiswa, dosen, maupun tenaga kependidikan (tendik). Nah salah satunya dengan habituasi kebiasaan-kebiasaan sehat seperti rajin berolahraga dan makan makanan yang bergizi,”
Setali tiga uang dengan Anis, Wakil Dekan I Bagian Kemahasiswaan FISIP Undip, Teguh Yuwono, juga menyampaikan hal yang serupa ketika ditanya mengenai tujuan dari program FISIP Kampus Sehat pada kesempatan yang sama.
“Bahwa pendidikan itu tidak hanya sekadar menghasilkan kompetensi lulusan yang cerdas tapi juga sehat, kalo sehat kan implikasinya produktif, prestasinya bisa tercapai, publikasi tercapai, akademik tercapai, lulus tepat waktu dengan IPK bagus. Jadi FISIP sehat, FISIP cerdas, FISIP sejahtera, kampus sehat itu kan proses untuk mencapai pendidikan yang sesungguhnya. Keutuhan pendidikan itu kan tidak hanya rohani kan? Jasmani, rasio, pemikiran, oleh karena itu kemudian perlu (adanya program FISIP Kampus Sehat). Karena beban dosen, karyawan, mahasiswa itu kan cukup tinggi sehingga perlu dilakukan pendukungan supaya itu hasilnya baik.” Ungkap Teguh pada LPM Opini.
Lebih lanjut, terkait sasaran program FISIP Kampus Sehat menurut Teguh adalah seluruh civitas akademika FISIP Undip.
“Jadi ini kan targetnya civitas akademika, mahasiswa, dosen, tendik, karyawan, jadi nanti akan kita perluas. Mungkin nanti jangka pendek perwakilan organisasi mahasiswa (ormawa), mungkin dibuat berapa berapa jumlahnya,”
“Jadi kita ini akan setting, ini tidak hanya untuk dosen dan mahasiswa saja, kita undang juga mungkin perwakilan, dua atau tiga ormawa. Sebetulnya alokasinya kan 200 orang, paling ngga dosen 100 sekian, karyawannya sekian, tambah mahasiswa kan ada 25 ormawa ditambah BEM dan senat kalo dikali dua kan udah cukup 50 mahasiswa. Nanti kita siapkan soto untuk 50 orang, nanti kalo nambah kita tambah lagi 75 orang.” Imbuhnya.
Tata Laksana dan Rencana Jangka Panjang Program FISIP Kampus Sehat
Mengenai tata laksana program Kampus Sehat FISIP Undip ini sendiri, Anis selaku PIC program FISIP Kampus Sehat menjelaskan bahwa ada enam tata laksana atau prosedur yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan FISIP Kampus Sehat.
“Nah, kalo dalam pelaksanaan tahun ini tuh kami sudah menyusun enam tata laksana atau prosedur. Yang pertama itu tata laksana kesehatan jasmani yang tadi adek-adek lihat kegiatannya, ada senam, FISIP bergerak, terus nanti ada yoga juga terus olahraga-olahraga bareng kayak badminton, terus kemarin ada usulan pingpong gitu, itu akan nanti kita lakukan gitu. Cuma untuk program perdana yang kita lakukan hari ini kita senam dulu,” jelas Anis.
“Nah tata laksana yang kedua itu pemeriksaan dan pemantauan kesehatan. Jadi ada yang namanya Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU). POSBINDU ini sebenarnya seperti Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) tapi sasarannya adalah untuk remaja, orang dewasa sebelum lansia (pra lansia). Nanti di dalam POSBINDU itu kita mencoba mengidentifikasi potensi penyakit tidak menular, dengan cara ada pengukuran berat badan, tinggi badan, terus lingkar perut, tensi, terus nanti ada gula darah, kolesterol, sama asam urat, Luaran dari kegiatan pemantauan kesehatan ini berupa rekomendasi kesehatan,” ungkap Anis menambahkan.
Saat ditanya mengenai keberlangsungan program FISIP Kampus Sehat ke depannya, Anis menjawab bahwa program ini akan berlangsung secara kontinyu.
“Iya (akan dilaksanakan secara kontinyu), ini akan menjadi bagian dari pencapaian Indikator Kerja Utama (IKU).” ungkapnya.
Terkait dengan keberlanjutan program tersebut, maka kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya juga akan dilaksanakan secara rutin. Anis sendiri memaparkan rencana kegiatan POSBINDU akan berlangsung satu bulan sekali meski panduan dari Kementerian Kesehatan adalah dua minggu sekali.
“Jadi gini, panduannya dari Kementerian Kesehatan itu idealnya dua minggu sekali, cuma karena dengan banyak pertimbangan seperti waktu, tenaga, dan sebagainya, kita memutuskan untuk POSBINDU ini dilakukan satu bulan sekali. Tapi kemarin itu, arahan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) minimal sepuluh kali dalam satu tahun. Cuma dari kami akan mengusahakan satu kali dalam sebulan biar bisa lihat perkembangannya karena kalau dua minggu kok terlalu sebentar, gitu. Tujuannya adalah untuk memantau kesehatan dari mahasiswa, tendik, dan dosen di setiap bulannya.”
Melanjutkan ke tata laksana yang ketiga, Anis mengungkapkan bahwa pada tata laksana yang ketiga ini, tim FISIP Kampus Sehat akan mengadakan survei kesehatan dan analisis terkait snack yang dikonsumsi oleh mahasiswa.
“Di tata laksana yang ketiga, kita punya surveilans dan kampanye penyakit tidak menular. Jadi di situ kita pertama nanti survei mengenai kondisi kesehatan jiwa dan jasmani, baik dosen, tendik, maupun mahasiswa FISIP Undip secara berkala. Selain itu, kita juga memantau asupan makanan yang teman-teman ini makan, apakah sudah termasuk makanan yang bergizi atau tidak. Kita juga nantinya akan mengevaluasi snack-snack yang kalian konsumsi ketika rapat, apakah itu memenuhi standar gizi yang ada atau enggak nih.”
Sementara itu, di tata laksana selanjutnya, tim FISIP Kampus Sehat sendiri ingin memantau kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan yang ada di FISIP melalui tata laksana Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Beberapa di antara yang ingin diwujudkan adalah perombakan tangga belakang FISIP agar sesuai standar keselamatan, pembuatan jalur evakuasi darurat, dan program kantin sehat.
“Kemudian tata laksana yang keempat itu K3L, jadi di bagian ini nanti tugasnya memantau kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan yang ada di FISIP. Contohnya tangga belakang FISIP itu kan belum sesuai standar K3L karena licin dan lain lain, nah kami nanti akan mengakomodasi itu. Yang kedua kita kan ga punya jalur-jalur evakuasi, jadi misalnya tiba-tiba ada kebakaran di dalem kan bingung nanti adek-adek ini keluarnya bagaimana, lewat mana, makanya dibutuhkan jalur evakuasi itu. Kemudian untuk yang lingkungan, kami punya beberapa program, salah satunya nanti adalah kantin sehat, kantin kita kan kotor ya, dari sanitasinya, saluran airnya juga kayaknya mampet itu karena bau kan, terus mahasiswa juga belum punya kebiasaan untuk membuang sampah di tempatnya. Itu juga permasalahan-permasalahan yang kita akomodasi dalam K3L.”
Melanjutkan ke tata laksana yang kelima, Anis menyebutkan jika tim FISIP Kampus Sehat akan mencoba mewujudkan kawasan bebas rokok meski program ini tidak akan langsung terlaksana di tahun ini karena kaitannya dengan mengubah perilaku seseorang merupakan sesuatu yang memakan waktu cukup lama.
“Selanjutnya adalah tata laksana kawasan bebas rokok, memang tidak bisa langsung diimplementasikan tahun ini karena yang namanya pembuatan regulasi itu kan langkahnya panjang karena itu berkaitan dengan perilaku, perubahan perilaku, mengubah perilaku orang kan nggak bisa sehari dua hari tapi membutuhkan proses gitu, jadi, untuk tahun ini kami mulai untuk sosialisasi terlebih dahulu.”
Saat ditanya mengenai bagaimana langkah implementasi kawasan bebas rokok Anis juga menjelaskan langkah yang akan ditempuhnya bersama tim FISIP Kampus Sehat nantinya.
“Kami akan memetakan hotspots atau titik yang biasanya banyak orang merokok, seperti yang sudah kita lihat bersama itu kan yang banyak orang merokok biasanya di kantin, tapi ternyata kan di selasar ruang kelas kan kadang masih ada yang merokok, nah kita akan memetakan itu kemudian nanti sosialisasi. Itu untuk tahun ini, untuk tahun depan kita baru mau menggodog regulasinya mau seperti apa,”
Anis juga mengatakan jika nantinya akan mengadakan kawasan tersendiri untuk mahasiswa yang merokok.
“Dan kita juga akan menyediakan kawasan untuk rokok gitu, karena kan kasihan nih, kita kan merebut haknya untuk ngga merokok tapi masa kita tidak menyediakan tempat untuk merokok itu sendiri.”
Terakhir, tata laksana yang akan dijalankan oleh tim FISIP Kampus Sehat adalah pembaruan unit kesehatan kampus dan pengadaan ruang laktasi.
“Yang terakhir kami juga punya tata laksana unit kesehatan kampus dan ruang laktasi. Untuk unit kesehatan kampus kita ini kan masih belum bagus, belum sesuai standar, tahun ini kita mencoba untuk membuatnya agar sesuai dengan standar. Kemudian untuk mengakomodasi teman-teman dosen dan tendik yang sudah punya anak dan melahirkan, itu kan mereka tidak punya ruang untuk laktasi. Nah kami juga akan menyediakan itu.” Paparnya.
Kesehatan Mental juga Menjadi Fokus FISIP Kampus Sehat
Selain kesehatan jasmani, kesehatan mental atau mental health juga menjadi fokus dalam program FISIP Kampus Sehat agar nantinya akan difasilitasi untuk mendapatkan pelayanan konsultasi. Akan tetapi untuk sementara waktu, pelayanan konsultasi tersebut baru bisa dinikmati oleh para dosen dan tendik.
“Tidak hanya kesehatan jasmani, kami juga fokus di kesehatan mental. Jadi di salah satu program kami nanti ada yang namanya Pojok Rangkul Jiwa. Pojok Rangkul Jiwa ini kegiatan umumnya nanti kita akan bikin webinar kesehatan mental, webinar bagaimana cara mengelola stress dan sebagainya, itu bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa, tendik dan dosen FISIP Undip. Tapi untuk konsultasinya mungkin masih terbatas untuk dosen dan tendik.”
Alasan program konsultasi Pojok Rangkul Jiwa hanya dapat diikuti oleh dosen dan tendik karena mahasiswa dinilai sudah memiliki program yang serupa di tingkat program studi yaitu Biro Konsultasi Mahasiswa (BKM). Meskipun keberadaan BKM sendiri masih cukup asing di kalangan mahasiswa.
Terlepas dari keenam penjelasan tata laksana tersebut, Anis mengungkap jika sebenarnya keberlanjutan dari program ini ke depannya masih perlu didiskusikan lebih lanjut.
“Karena ini baru program pertama, sebenarnya kami sudah ada tata laksana dan rencana kegiatan, cuma untuk pelaksanaannya, ini belum tetap gitu, karena ini masih paralel projek. Setelah ini sih kami mau rekrut mahasiswa dulu untuk bergabung menjadi tim duta FISIP Kampus Sehat ini dan menyesuaikan jadwalnya, baru setelah itu program dilakukan secara rutin. Akan tetapi kalau akan ada kegiatan pasti kami publikasikan kok di media sosial kami.”
Tanggapan dari mahasiswa yang hadir pada acara launching FISIP Kampus Sehat tersebut juga cukup positif. Vernandita, salah satu mahasiswi Ilmu Komunikasi yang ikut menjajal pemeriksaan kesehatan gratis dalam kesempatan yang sama, mengungkapkan tanggapannya terkait program ini.
“Good sih, better step buat anak FISIP biar seenggaknya mereka aware sama kesehatan mereka sendiri kalo ngga minimal tau lah apa apa aja yang sekiranya Body Max Index (BMI) mereka minimalnya,”
Vernandita juga berharap agar program FISIP Kampus Sehat dapat terus terlaksana secara berkelanjutan.
“Semoga sustainable aja jadi biar angkatan lain tau terus kayaknya kita juga perlu awareness lagi biar semua orang FISIP pada tau gitu.”
Terakhir, Anis selaku ketua program FISIP Kampus Sehat juga ikut berharap dengan adanya program FISIP Kampus Sehat dapat mendukung kesehatan para civitas akademika yang berada di FISIP Undip beserta kesehatan lingkungannya.
“Harapan ke depannya dari kami adalah semoga semua civitas akademika ini sehat, kemudian didukung dengan lingkungan yang bersih dan sehat, dan literasi civitas akademika ini terhadap kesehatan diri maupun kesehatan lingkungan, maupun concern mereka terhadap lingkungan ini juga meningkat.” Pungkasnya.
Reporter: Alivia Nuriyani & Bintang Suci
Penulis: Alivia Nuriyani
Editor: Luthfi Maulana
Pemimpin Redaksi: Almira Khairunnisa