Kampus Mengajar 2021 Resmi Dibuka Kemendikbud

LPM OPINI – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah sukses melaksanakan program Kampus Mengajar Perintis di akhir tahun 2020 lalu. Pada semester genap ini, Kemendikbud bekerja sama dengan Lembaga Pengelola dan Pendidikan (LPDP) untuk meluncurkan program Kampus Mengajar Angkatan 1 Tahun 2021 pada Selasa (9/2), pukul 13.00 WIB melalui Youtube Kemendikbud RI.

Kampus Mengajar merupakan implementasi kebijakan kampus merdeka yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim. Hal ini tentu selaras dengan visi dan misi Presiden Joko Widodo guna menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Program ini dimaksudkan untuk mengajak mahasiswa memberikan kontribusi nyata dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) khususnya di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan).

Pemerintah yang tengah berupaya memperbaiki mutu pendidikan nasional, dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Hal ini menjadi tantangan besar, utamanya bagi siswa yang duduk di bangku SD. Sebagian besar dari mereka harus belajar dari rumah, di samping sejumlah guru dan orang tua yang juga harus beradaptasi dengan teknologi.

Namun demikian, dalam peluncuran program Kampus Mengajar angkatan pertama, Nadiem mengajak mahasiswa di seluruh Indonesia untuk turut membantu mengubah tantangan tersebut menjadi harapan.

“Saya mengajak teman-teman mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk beraksi, berkolaborasi, dan berkreasi selama 12 minggu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SD terutama yang di daerah 3T. Hal tersebut sekaligus mengasah kepemimpinan, kematangan emosional, dan kepekaan sosial. Sehingga harapannya, setiap mahasiswa berkeinginan untuk terus memelihara api optimisme dan memberikan kontribusi terbaiknya,” ungkapnya dalam pernyataan peluncuran virtual tersebut.  

Perguruan tinggi dan dosen harus segera merevisi kurikulum untuk memungkinkan mahasiswa dapat menjalankan berbagai kegiatan kampus mengajar sehingga dapat tetap lulus tepat waktu. Dengan pendaftaran dan konversi satuan kredit semester (SKS) dari kampus mengajar yang harus dibuat mudah. 

“Perubahan-perubahan harus segera dilakukan agar mahasiswa dapat melaksanakan hal belajarnya di luar kampus dan di luar program studi dengan mudah difasilitasi dan didukung oleh kampus,” tambah Nadiem.

Dalam Kampus Merdeka tersedia 8 program kegiatan pembelajaran, pertama pertukaran pelajar, yaitu belajar lintas kampus dan membangun persahabatan antar mahasiswa. Kedua magang/praktik kerja, menekankan pada pembelajaran langsung ditempat kerja dengan memperoleh hardskill dan softskill. Ketiga mengajar di sekolah, dalam bentuk asistensi mengajar dilakukan di satuan pendidikan seperti sekolah dasar dan menengah. Keempat penelitian/riset, mahasiswa dapat membangun cara berpikir kritis dan melakukan metode riset dengan baik.

Selain itu ada pula proyek kemanusiaan, keterlibatan mahasiswa bersifat voluntary dan berjangka pendek. Keenam kegiatan wirausaha, ini menjadi kesempatan untuk membangun usaha lebih dini dari mahasiswa. Ketujuh studi/ proyek independen, untuk mewujudkan karya besar yang dilombakan di tingkat Internasional berbasis riset dan pengembangan. Kedelapan membangun desa/kuliah kerja nyata tematik, membantu percepatan pembangunan di wilayah pedesaan.

Selama mengajar mahasiswa akan dibimbing oleh dosen, baik dari perguruan tingginya sendiri maupun dari perguruan tinggi yang menjadi pembina dari program ini. Dirjen Dikti Kemendikbud, Nizam, menyatakan peserta kampus mengajar adalah mahasiswa dari perguruan tinggi untuk semester 5 keatas dari semua program studi agar dapat mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman di luar kelas kuliah.

“Dengan ini mahasiswa akan bisa mendarmabaktikan sebagian waktunya untuk mendidik, melatih, dan mengajar siswa di sekolah mendampingi para guru. Materi yang diberikan pun secara general seperti membaca, berhitung, maupun kecakapan-kecakapan praktis yang sangat membantu pelajar untuk bisa melewatkan waktu dengan tetap mengikuti pendidikan,” ujarnya.

Sepanjang mengikuti program Kampus Mengajar ini, dosen dan mahasiswa akan mendapatkan sejumlah manfaat. Selain mengasah kemampuannya di lapangan, mahasiswa akan memperoleh bantuan pendidikan dari LPDP

“Bantuan biaya hidup sebesar 700 ribu/bulan dan bantuan uang kuliah senilai paling tinggi 2,4 juta tergantung pada uang kuliah di perguruan tinggi tersebut. Sedangkan bagi dosen akan diberikan insentif dan sertifikat pembimbing kegiatan,” jelas Nizam.

Perubahan tidak datang jika kita hanya duduk tanpa memulai melangkah. Perubahan tidak datang dari kata melainkan aksi nyata. Program kampus mengajar turut memanggil rekan-rekan mahasiswa untuk ikut berkolaborasi, beraksi, dan berbakti untuk negeri. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Jumeri memiliki harapan besar pada mahasiswa untuk memberikan penyegaran baru bagi siswa SD.

“Mudah-mudahan program semacam ini bisa memberikan hal positif bagi satuan SD. Kedatangan mahasiswa merupakan energi besar bagi anak-anak kami untuk memotivasi dan membangkitkan semangat mereka dalam mencapai cita-cita yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kepada bapak/ibu kepala sekolah, bapak/ibu guru terimalah mahasiswa sebagai suatu kolaborasi pada sekolah. Berilah bantuan dan bimbingan agar mereka lancar dalam melaksanakan misinya,” tutup Jumeri.

 

Penulis: Dhiya Alya Kasamira

Editor: Fani Adhiti

Redaktur Pelaksana : Luthfi Maulana

Pemimpin Redaksi : Langgeng Irma

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.