Aksi Peringatan Hari Buruh di Semarang Berakhir Ricuh: Represifitas Aparat dan Pengepungan Mahasiswa di Undip Kampus Pleburan


Perayaan Hari Buruh atau May Day pada hari Kamis (01/05) merupakan hari peringatan dan perayaan perjuangan hak-hak buruh. Selayaknya terjadi di seluruh penjuru dunia, Semarang juga turut menggelar aksi peringatan Hari Buruh yang dihadiri berbagai perserikatan buruh di Jawa Tengah seperti Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Federasi Serikat Pekerja Indonesia Perjuangan (FSPIP), dan Konfederasi Barisan Buruh Indonesia (KBBI). Selain serikat buruh, mahasiswa juga turut menyuarakan tuntutan mengenai hak-hak buruh dan meminta keadilan terhadap represifitas yang telah dilakukan oleh pihak kepolisian terhadap warga sipil. Akan tetapi, aksi yang awalnya berjalan kondusif berakhir ricuh ketika benturan antara aparat dan mahasiswa terjadi. Kericuhan tersebut memicu mahasiswa mundur kembali ke Universitas Diponegoro (Undip) Kampus Pleburan setelah memperoleh semprotan peringatan water cannon dan berbagai tembakan gas air mata. Mahasiswa yang mundur berakhir terjebak di Undip Kampus Pleburan akibat kelompok tidak dikenal yang memblokade gerbang utama kampus.
Demonstrasi yang Terpaksa Ricuh

Mahasiswa bergabung dalam aksi di depan gedung Kantor Gubernur Jawa Tengah sekitar pukul 15:30 WIB. Melalui aksi tersebut, mahasiswa memasang poster dan baliho di sekitar pagar gubernuran dengan pesan menuntut keadilan buruh. Tidak hanya itu, mahasiswa juga menuntut keadilan terhadap tindakan represifitas pihak kepolisian melalui berbagai grafiti. Akan tetapi, pihak kepolisian memberhentikan kegiatan tersebut dengan mengerahkan barisan pertahanan yang membuat mahasiswa bergerak panik dari lokasi demonstrasi. Tindakan tersebut mengakibatkan mahasiswa melakukan retaliasi dengan membangun barikade dari pagar yang dicabut sekitar lokasi aksi untuk menghalangi gerak polisi.
Dalam kericuhan yang terjadi, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip, Ferry (nama samaran) melihat berbagai represifitas pihak kepolisian yang dilakukan terhadap mahasiswa.
“Banyak juga perilaku mereka (aparat) yang sangat tidak manusiawi, yaitu seperti menjambak, ataupun menginjak (massa dengan) kaki, menendang (dengan) kaki,” paparnya ketika diwawancarai pihak LPM OPINI melalui salah satu aplikasi pengirim pesan daring.
Selain represifitas dan penggunaan eksesif instrumen pembubaran demonstrasi, terdapat berbagai intimidasi terhadap mahasiswa berupa intel-intel yang dikerahkan pihak kepolisian yang salah satunya diamankan oleh pihak mahasiswa. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan mahasiswa terpukul untuk kembali ke Undip Kampus Pleburan.
“Demonstrasi pada hari ini sangat kejam. Selain daripada itu ya intel-intel juga mereka kerahkan semuanya. Alhasil, intimidasi-intimidasi yang mereka lakukan itu sangat begitu besar sampai pada akhirnya kami mundur ke (Undip) Kampus Pleburan,” ujar Ferry.
Kampus Dijegal oleh Kelompok Tidak Dikenal

Demonstrasi yang tidak kondusif mengakibatkan berbagai pelik setelah kegiatan berakhir. Seorang relawan medis dari salah satu universitas Kristen di Surabaya, Violet (nama samaran) memaparkan kondisi mahasiswa yang kekurangan oksigen, mobil ambulans yang terus kembali ke Undip Kampus Pleburan membawa korban, dan beberapa massa yang diamankan oleh pihak kepolisian.
“Tadi udah ada sekitar 4-5 orang gitu ya, kebanyakan sesak napas karena teriak-teriak atau karena asap. Untuk (mobil ambulans) tadi sih perkiraan ada 4,” jelasnya.
Selain berbagai permasalahan pascaaksi, pengepungan oleh kelompok tidak dikenal menyebabkan para mahasiswa terjebak di Undip Kampus Pleburan. Menurut pernyataan Violet, pengepungan ini kemungkinan terjadi karena mahasiswa mengamankan salah satu terduga intel dari pihak kepolisian dan meminta sebuah pertukaran antara mahasiswa yang diamankan kepolisian dengan intel yang diamankan.
“Tadinya sih kalo denger-denger dari pembicaraannya mereka (kelompok tidak dikenal), mereka nggak mau pulang sebelum teman-temannya mereka mungkin dalam tanda kutip ‘dipulangkan’,” jawab Violet.
Selain terjebak di Undip Kampus Pleburan. mahasiswa juga mendapat intimidasi oleh kelompok tidak dikenal yang memblokade gerbang utama kampus. Akibat pengepungan di kawasan gerbang Undip Kampus Pleburan, Ferry menyatakan mahasiswa yang tertahan di dalam kampus tidak memiliki jalan keluar hingga sekitar pukul 22:30 WIB.
“Sampai sekarang kami masih terjebak dalam Undip Kampus Pleburan, kami tidak bisa berkutat kemana-mana dan kami di jam 22:36 tidak bisa bergerak ke manapun itu,” tutupnya.
Reporter: Davino Krisna, Musyaffa Afif, Najwa Rahma, Taufiqurrahman Alfarisi, Rafi Amru
Penulis: Taufiqurrahman Alfarisi
Editor: Aulia Retno
Pemimpin Redaksi: Kayla Fauziah