Sumber Gambar: BEM FISIP UNDIP

Reputasi sebuah universitas tidak hanya ditentukan oleh fasilitas fisik, tetapi juga dipengaruhi oleh prestasi yang diraih oleh para mahasiswanya. Universitas Diponegoro (Undip) sebagai salah satu universitas yang berupaya mewujudkan World Class University memiliki empat pilar riset, yaitu Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), debat politik, Mahasiswa Berprestasi (Mawapres), dan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) guna membangun lingkungan prestatif. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung prestasi bagi mahasiswa. 

Jumlah prestasi mahasiswa menjadi salah satu target dalam capaian indikator kinerja yang tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) FISIP Undip setiap tahunnya. Namun, kurangnya animo mahasiswa untuk ikut serta dalam ajang perlombaan menjadi tugas penting bagi fakultas untuk menyusun strategi dan kontribusi nyata dalam membangun lingkungan prestatif. Hal ini menjadi kewajiban bagi fakultas untuk memberikan atensi kepada mahasiswa seperti pendampingan untuk perlombaan, apresiasi bagi mahasiswa yang telah membawa nama baik fakultas maupun universitas di kancah nasional maupun internasional hingga hak mahasiswa untuk memperoleh pendanaan lomba guna mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk mencapai potensi maksimal dan mencetak prestasi. 

 

Minimnya Animo Mahasiswa dalam Mengikuti Ajang Perlombaan 

Partisipasi mahasiswa dalam ajang perlombaan turut berkontribusi dalam membangun iklim prestatif sekaligus bermanfaat bagi diri mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman berharga. Namun, ketertarikan mahasiswa untuk mengikuti perlombaan seringkali terhalang beberapa kendala seperti keterbatasan informasi sampai kesulitan untuk memilih partner untuk mengikuti perlombaan.

“Mahasiswa punya keinginan yang tinggi buat pengembangan diri atau lomba tapi sometimes mereka malas nyari informasi, gak punya partner buat lomba. Padahal menurut aku kalau misalnya masih kuliah ambil aja kesempatan yang ada,” jelas Dea Nofitri, mahasiswa Administrasi Publik angkatan 2022 saat dihubungi oleh OPINI via pesan WhatsApp pada Jumat (31/05).

Pada dasarnya, banyak mahasiswa memiliki keinginan untuk mencetak prestasi dengan mengikuti berbagai macam perlombaan, tetapi mereka belum mengerti mengenai ketersediaan pendampingan dalam persiapan perlombaan, karena FISIP Undip cenderung fokus kepada perlombaan di bidang akademik saja, sehingga minat mahasiswa menjadi berkurang dalam mengikuti jenis perlombaan tertentu. Hal ini diungkapkan Riva Imtinan Putri Sihombing, salah satu mahasiswa Hubungan Internasional angkatan 2021. 

“Sebenarnya interestnya lumayan gede ,tapi gak ada platform untuk latihannya. Jadi, malah larinya ke organisasi mahasiswa. Nah kalau untuk aspek akademik juga setahuku di HI, lebih didukungnya kalau misalnya lombanya lomba paper. Sementara Model United Nations (MUN) belum terlalu dibilang kognisi, jadi ada pembedaan antara lomba. Aku menyayangkan aja itu terjadi di lingkungan kampus. Itu bisa mengurangi interest mahasiswa terhadap lomba yang dibedakan,”  jelasnya saat diwawancarai secara langsung oleh OPINI pada Senin (03/06).

 Organisasi mahasiswa (Ormawa) FISIP Undip juga dapat berperan aktif dalam meningkatkan animo mahasiswa untuk mengikuti ajang perlombaan. Hal ini dijelaskan langsung oleh Ketua Unit PKM dan Prestasi Mahasiswa, Agus Naryoso. 

“Saya katakan kurang banget. Katakanlah kita kasih dana lewat UPK silakan teman-teman yang akan ikut kompetisi mengajukan diri melalui UPK, tetapi mereka tidak ada yang mengajukan sama sekali karena mereka senang bikin kegiatan-kegiatan seperti seminar, kegiatan expo, bazar. Padahal sebenarnya yang kita inginkan bahwa ketika kita memberikan atau menggulirkan anggaran untuk UPK itu ada salah satu program, yaitu pendampingan skill ataupun keahlian, sehingga akan bisa menciptakan banyak sekali juara-juara dari masing-masing UPK, tapi itu belum dilaksanakan oleh teman-teman UPK. Padahal kalau banyak juara atau prestasi dari UPK mungkin sekali loh ya pagu-pagu dari UPK akan kita tambah di tahun-tahun berikutnya,” jelasnya saat ditemui secara langsung oleh OPINI pada Selasa (12/06).

 

Sejauh Mana Kontribusi  FISIP  dalam Proses Mahasiswa Meraih Kejuaraan? 

Dalam menjalankan salah satu pilar riset yakni Mawapres, FISIP Undip dinilai sudah mendampingi mahasiswa lebih baik dari tahun kemarin dengan diadakannya Sekolah Mawapres selama dua hari pada tanggal 19–20 Februari 2024 dengan memberikan pembekalan kepada mahasiswa FISIP Undip yang hendak mengikuti seleksi Pilmapres (Pemilihan Mahasiswa Berprestasi) baik di tingkat universitas maupun di tingkat nasional nantinya. Namun, timeline Sekolah Mawapres cenderung singkat jika dibandingkan dengan pemilihan mahasiswa berprestasi (Pilmapres) yang memiliki rangkaian persiapan yang panjang. Hal ini diungkapkan langsung oleh Riva sebagai juara 1 Mawapres FISIP 2024. 

“Kemarin tuh sempat ada Sekolah Mawapres ya beberapa hari. Disitu kita kayak di kasih tau dasar-dasar Mawapres gimana, terus public speaking-nya kayak gimana. Tapi menurutku skill kayak gitu gak bisa dikembangin selama 2 hari kan. It’s has to be build for such a long time, pasti takes longer daripada 2 hari doang dan menurut aku gak banyak signifikansinya. Cuman kita jadi tahu tentang teknis-teknis Mawapres, tapi that’s all,” ungkap Riva. 

Di bidang perlombaan nonakademik khususnya kesenian, FISIP Undip turut memberikan perhatian dan dukungan bagi mahasiswa yang berpotensi di bidang nonakademik lewat bidang seni olahraga dan budaya atau yang lebih dikenal dengan Soraya BEM FISIP Undip. Hal ini diutarakan oleh Ramadha Azzahra Maharani (Ara) selaku mahasiswa Administrasi Publik angkatan 2022. 

“Dalam konteks perlombaan kesenian jujur aku sangat menyayangkan, even perlombaan FISIP MARS aku tahun lalu mewakili Mbak Persahabatan, setiap rangkaian dilakukan mandiri. Mungkin fakultas memberikan dukungannya lewat Soraya BEM FISIP dengan dana RKAT yang diberikan kepada Ormawa dalam mempersiapkan ajang Mas Mbak FISIP,” ungkapnya pada saat diwawancarai secara langsung oleh OPINI pada Senin (31/05).

Mengenai pendampingan, setiap Ormawa memiliki hak untuk mengajukan pendampingan atau konseling terkait dengan pengembangan diri yang dibutuhkan oleh mahasiswa sehingga menunjang dalam proses meraih kejuaraan di ajang perlombaan. Agus Naryoso selaku Ketua Unit PKM dan Prestasi Mahasiswa menjelaskan setiap UPK berhak untuk mengajukan pendampingan kepada fakultas.

“Pendampingan yang kita lakukan itu semuanya melalui mekanisme jalur UPK. Katakanlah butuh pendampingan, butuh konseling, UPK mengusulkan ke kita. Kita akan usahakan untuk mencari coaching-coaching yang profesional atau yang relevan. Jangan minta sendiri-sendiri saya minta didampingi, kan ada mekanismenya,” jelasnya.

Mahasiswa yang sudah mendapatkan coaching juga harus menjaga komitmennya untuk mendapatkan juara di tingkat nasional maupun internasional karena berkaitan dengan keuangan fakultas yang harus dipertanggungjawabkan.

“Tapi kalau berkaitan dengan coaching akan difasilitasi oleh fakultas untuk menyediakan coaching secara profesional, tetapi kita melihatnya harus dari kedua belah pihak kalau kita sediakan coaching, apakah  teman-teman mahasiswa akan menjadi juara, kalau kemudian kita sediakan coaching tapi tidak memberikan kontribusi ataupun tidak memberikan prestasi solusinya bagaimana? karena semua hal yang berkaitan dengan keuangan kan harus dipertanggungjawabkan,” tambah Agus menerangkan mengenai permasalahan coaching bagi mahasiswa.

 

Kejelasan mengenai Skema dan Besaran Nominal Pendanaan Lomba bagi Mahasiswa

Mahasiswa FISIP Undip memiliki hak untuk mengajukan dana delegasi ke fakultas jika ingin mengikuti perlombaan di tingkat nasional maupun internasional. Dea menjelaskan bahwa FISIP Undip berkontribusi dalam memberikan bantuan dana delegasi dengan sistem reimburse, yaitu penggantian dana dengan mengajukan nota pengeluaran.

“Menurut aku FISIP udah banyak membantu terutama di prodi aku sendiri. Aku beberapa kali sering ngajuin minta dana meskipun sistemnya reimburse, tapi dari mereka mengurus surat menyurat dan birokrasinya gak ribet dan gak bertele-tele. Itu berkontribusi banget karena kalau aku lomba paling sering keluar kota atau ke luar pulau, mereka mendukung aku untuk bisa kesana dengan bantuan dana delegasi,” jelas Dea.

Meski begitu, FISIP Undip belum memiliki edaran resmi yang menjelaskan mengenai alur, persyaratan, dan jangka waktu dana tersebut cair sehingga beberapa mahasiswa masih belum mengetahui skema pengajuan dana delegasi yang diberikan oleh FISIP Undip.

“Kalau besarannya coba nanti saya tanyakan ya, saya tidak hafal besarannya berapa. Untuk persisnya berkaitan dengan itu belum ada surat edaran resmi dari fakultas, tapi segera kita sampaikan aspirasinya. Misalnya temanmu juara tingkat nasional silahkan diajukan lewat Mas Danang secara tertulis resmi, nanti kita akan coba sampaikan kepada pimpinan siapa tahu nanti akan di approve tapi nanti kita belum tahu kira-kira bentuk apresiasinya itu apa. Mengajukan aja dengan menunjukan sertifikat buktinya,” ungkap Agus. 

Dea membagikan pengalamannya mengenai pencairan dana lomba dari FISIP Undip yang memberikan bantuan dengan sistem reimburse dalam jangka waktu sekitar 1 sampai 3 bulan. 

“Sebenarnya agak lama juga reimbusenya sekitar satu sampai tiga bulan dan pencairan dana bisa lewat transfer atau cash. Biasanya aku kirim proposal pengajuan dana delegasi nanti Mas Edi yang ngajuin dana ke fakultas. Nanti dikabarin apakah proposalnya di-acc atau tidak, kalau sudah selesai lombanya aku disuruh submit laporan pertanggungjawaban serta bukti-bukti nota, struknya dan nanti Mas Edi akan menyampaikan ke Mas Isyadi selaku PIC fakultas di bagian sumber daya,”  ujar Dea.

Saat ini FISIP memberikan limit nominal pendanaan delegasi maksimal Rp 2.000.000,00 untuk lomba nasional di luar kota. Akan tetapi, masih ada kemungkinan FISIP menolak proposal pendanaan yang diajukan oleh mahasiswa. 

“Sekarang di FISIP sudah ngasih limit untuk pendanaan lomba maksimal 2 juta untuk lomba nasional di luar kota, jadi menurutku agak berat juga kalau ada limitasi kasih pendanaan. Terus menurutku ada potensi untuk ditolak dan diterimanya cuma balik lagi bagaimana kita ngeyakinin supaya dapat pendanaannya,” terang Dea.

 

Apresiasi Fakultas terhadap Mahasiswa Berprestasi: Bukan Hanya Soal Insentif 

Menerima pengakuan yang layak ataupun insentif menjadi hak bagi mahasiswa berprestasi. Berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 6 Tahun 2022 tentang Standar Biaya Umum Universitas Diponegoro bahwa insentif diberikan bagi mahasiswa yang menjadi juara atau best winner, dan lain sebagainya minimal di tingkat nasional, sehingga bagi mahasiswa yang menjuarai baik di tingkat fakultas maupun universitas tidak mendapatkan insentif dari universitas. 

“Untuk tingkat Undip dan tingkat FISIP belum ada apresiasi, karena yang ada apresiasi yang levelnya nasional dan internasional. Berkaitan dengan apresiasinya apa nanti akan disampaikan oleh Dekan, tapi yang pasti kita apresiasi dalam bentuk yang pantas,” ungkap Agus. 

Apresiasi dari Dekan FISIP Undip dinilai kurang merata oleh Ara sebagai Mbak Persahabatan dalam acara FISIP MARS 2023. Pasalnya, FISIP MARS tahun lalu tidak mendapatkan apresiasi dari Dekan, tidak demikian halnya dengan tahun ini. 

“Sebetulnya dari tim Mas Mbak FISIP 2023 itu harusnya ada apresiasi yang diberikan oleh Dekan cuman aku gak tahu kenapa tahun kita itu gak ada, padahal tahun sebelumnya ada, memang sangat disayangkan. Dari FISIP MARS tahun ini ada apresiasi dari Pak Dekan,” ujar Ara.

Keberjalanan Pilmapres FISIP Undip juga kurang mendapatkan apresiasi jika dibandingkan dengan universitas lain, sebab peserta Sekolah Mawapres dan Mawapres FISIP hanya diberikan sertifikat penghargaan dengan jangka waktu cukup lama sejak acara tersebut selesai. Ara menceritakan pengalamannya saat mengikuti Sekolah Mawapres 2024.

“Kalau dalam konteks Mawapres itu jujur menurut aku kurang ya, karena aku melihat sendiri bahwa Mawapres top 3 hanya sertifikat saja yang diberikan, padahal kalau di kampus lain melihatnya mereka mendapatkan pendanaan. Jadi kan mahasiswa jiwa kompetisinya semakin tinggi jika ada apresiasi tersebut. Kemarin pun sertifikatnya kita diberikan cukup lama,” ungkap Ara.  

Riva menceritakan pengalamannya pada Pilmapres FISIP melalui Sekolah Mawapres 2024 bahwa masih kurangnya apresiasi yang diberikan fakultas, tetapi prodi HI sangat membantunya dalam persiapan Mawapres.

“Aku liat di fakultas dan di universitas lain yang jadi Mawapres fakultas dapet sertifikat, dibuat ceremonial nya, dihargai gitu what they awardee gift for the faculty. Dari BEM FISIP pernah sempet ada kesalahan, jadi mereka itu ngepost appreciation post itu juara 3 ditaruh di depan. Aku yang paling thankful ke prodi, karena paling banyak bantu aku jadi Mawapres pertama dari HI.  Im glad kalau tahun depan bisa ada ceremony, we have to wait to see the progress,” jelas Riva.

Selain insentif dan sertifikat kejuaraan, mahasiswa yang memiliki kejuaraan di tingkat nasional dapat mengajukan sertifikatnya via Single Sign On (SSO) Undip untuk diterbitkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). 

“Menurut aku ada sih apresiasi dari pihak kampus, misalnya kita menang nanti kita bisa ngajuin SKPI di SSO Undip. Nanti di SKPI di proses dan akan ada dana reward dari fakultas maupun dari kampus sesuai dengan tingkatan kamu juara berapa dan tingkatan lombanya,” terang Dea. 

 

Angan Mahasiswa dan Strategi FISIP: Optimalkan Peran Mahasiswa SBUB hingga Usulan ProgramOne UPK, One Prestasi” 

FISIP Undip menjanjikan bahwa mahasiswa yang meraih kejuaraan berhak mendapatkan reward yang jelas meskipun tidak selalu dalam bentuk materi. Selain itu, di  tahun berikutnya  FISIP Undip akan mengimplementasikan program “One UPK, one prestasi” guna mendorong mahasiswa untuk menciptakan kejuaraan di tingkat nasional maupun internasional. FISIP Undip berencana akan memaksimalkan peran mahasiswa jalur Seleksi Bibit Unggul Berprestasi (SBUB) dengan memberikan satu prestasi setiap semester sebagai bentuk komitmen mahasiswa terhadap fakultas dan universitas. 

“Yang pasti nanti kita akan memberikan kepastian kira kira yang mendapatkan juara 1, 2, dan 3 atau best apa itu apresiasi atau reward-nya harus jelas. Nanti, kita akan umumkan itu meskipun reward tidak selalu diberikan dalam bentuk materi tapi juga konversi-konversi yang lain. Kemudian nanti kita akan mencoba memiliki program “One UPK, one prestasi.” Kalau bisa teman-teman UPK kita akan target untuk memberikan satu prestasi untuk setiap pendanaan yang kita berikan ke mereka selain mereka melakukan kegiatan positif kemahasiswaan yang lain. Kita akan menegaskan kembali peran mahasiswa yang diterima melalui jalur SBUB karena selama ini kita belum optimalkan itu, jadi teman-teman yang diterima melalui jalur SBUB nantinya akan kontrak dengan kita satu semester, satu prestasi,” ungkap Agus. 

Selain itu, mahasiswa juga berharap mendapatkan perhatian yang sama dari fakultas bagi mahasiswa yang berprestasi baik di bidang akademik maupun di bidang nonakademik  seperti MUN. 

“Semoga mau secara adil melihat perspektif dari mahasiswa yang mengikuti sebuah kompetisi. Aku melihat sendiri teman-teman aku yang bergerak di bidang seni itu kurang banget perhatiannya, dimana setiap mahasiswa mempunyai kemampuan berbeda-beda. Seharusnya fakultas juga memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan bakatnya masing masing,” jelas Ara.

Mahasiswa berharap bantuan perlombaan tidak hanya berupa dana delegasi melainkan bantuan coaching atau akomodasi guna menunjang kegiatan perlombaan yang diikuti oleh mahasiswa.

“Fakultas pasti didorong untuk berprestasi kan, tapi kalau bisa jangan hanya dibebankan ke mahasiswa buat cari prestasi setaraf nasional dan internasional, tanpa ada dukungan dari kampus. Kan kalau kita mau pergi lomba internasional, uangnya gak kecil. Kalau mau dapat return yang besar, ya cost-nya juga harus besar. Bantulah untuk sekadar akomodasi atau transportasi atau seminimalnya dibantu coaching. Jadi kita gak perlu bayar coach, sejauh ini kan belum ada untuk lomba tertentu kayak MUN,” tutup Riva. (Aurell)

Penulis: Sabrina Aurellia Putri

Editor: Alivia Nuriyani

Redaktur Pelaksana: Tarisha Putri Ramadhanti

Pemimpin Redaksi: Natalia Ginting

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.