Menilik Ihwal Terbatasnya Area Belajar dan Akses Perpustakaan, FISIP Minim Sarana Pendukung Pembelajaran?
Ketersediaan fasilitas perpustakaan dan study space di lingkungan kampus merupakan hal yang penting dan wajib dipenuhi oleh pihak universitas. Hal tersebut ditujukan untuk menunjang kegiatan belajar mahasiswa. Oleh karena itu, FISIP Undip memfasilitasi perpustakaan yang terletak di Gedung D dan study space yang tersebar di beberapa titik, seperti di dalam perpustakaan, Gedung A, dan di area kolam ikan yang tersedia beberapa meja, kursi, serta gazebo. Meskipun begitu, fasilitas yang ada ternyata masih menimbulkan keluhan terutama terkait dengan terbatasnya aksesibilitas perpustakaan dan study space yang tersedia di lingkungan FISIP Undip.
Peninjauan Kembali Jam Operasional Perpustakaan FISIP Undip
Berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Subbagian Akademik dan Kemahasiswaan FISIP Undip, ketentuan jam operasional perpustakaan sendiri dimulai dari pukul 08.00–15.00 dengan jam istirahat pada pukul 12.00–13.00. Berangkat dari peraturan yang telah ditetapkan, banyak mahasiswa yang merasa jam operasional tersebut kurang memenuhi kebutuhan mereka.
“Kalau menurut aku sih belum memenuhi ya, kayak jam operasional sangat terbatas karena pengalaman aku mau ke perpustakaan tuh terkendala sama waktu operasionalnya. Misalnya semester lalu, kalau sudah jam 2 atau 3 sudah ditutup dan nggak boleh ke sana lagi, padahal kan daripada kita pulang ke kos atau ke tempat lain lebih baik kita baca baca buku di perpus, jadi jam operasional perpus sebaiknya bisa ditinjau ulang kembali,” ujar Claudia Vivian Lie, mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2022 saat ditemui oleh pihak OPINI pada Rabu (08/03).
Hal tersebut juga diamini oleh Hanif Imam Fahmidin, mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2020 yang mengkomparasi keterbatasan jam operasional di Perpustakaan FISIP Undip dengan perpustakaan fakultas lain.
“Menurut aku pribadi kurang ya waktunya karena terpotong istirahat udah 1 jam sendiri, apalagi kalo di FISIP tuh perpus cuma buka sampai jam 3, sementara aku dapat info kalau di fakultas lain sampai jam 4 jadi waktunya lebih panjang, sementara kan kalau di FISIP waktunya lebih pendek dan dipotong 1 jam,” tutur Hanif saat dihubungi oleh OPINI via Google Meet pada Kamis (09/03).
Diana Nirwani selaku pustakawan FISIP Undip kemudian memberikan pandangan terkait pembatasan jam operasional perpustakaan. Ia mengungkapkan jam kerja pegawai perpustakaan sampai jam 4 sore. Namun, waktu yang tersisa dilakukan untuk melakukan penataan buku ke tempat semula. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa belum dilakukannya perubahan oleh fakultas sehubungan dengan peraturan tersebut.
“Untuk menambah jam operasional bisa mengajukan ke pimpinan karena memang sudah diputuskan seperti itu dan pas ada pandemi itu kan memang ada pengurangan untuk penataan dan lain-lain dan kita rasa juga sudah bagus, sudah cukup, karena memang benar-benar butuh dan kalau tidak sempat menata juga bukunya berantakan sekali,” ungkap Diana saat diwawancarai langsung oleh OPINI pada Kamis (09/03).
Menanggapi keluhan mahasiswa terkait terbatasnya jam operasional perpustakaan FISIP Undip, Ika Riswanti Putranti selaku Wakil Dekan II FISIP Undip memberikan pernyataan tentang alternatif jika ingin dilakukan penambahan jam operasional dengan menambah asisten magang non akademik di jam tertentu sehingga dapat memperpanjang jam operasional.
“Kalau misalkan saya buka asisten magang non akademik di perpustakaan ada yang mau tidak? Dan itu ada gajinya bulanan meskipun tidak besar, kalau mau nanti dibantu untuk rekrutmennya, nanti saya buka asisten non akademik, jadi dua di pagi dua di malam kita bisa buka sampai jam 9 untuk empat mahasiswa. Nanti, kalian akan mengisi di jam mereka (karyawan) istirahat,” ucap Ika saat ditemui langsung oleh OPINI pada Jumat (17/03).
Idealkah Study Space di Area FISIP Undip?
Selain permasalahan jam operasional perpustakaan yang dirasa kurang, hal yang banyak dikeluhkan, tetapi terkadang luput dari perhatian adalah permasalahan seputar Study Space di area FISIP Undip. Berdasarkan beberapa mahasiswa yang diwawancarai oleh tim OPINI, Perpustakaan menjadi area yang ideal sebagai tempat belajar. Namun, mereka mengeluhkan tentang kurangnya variasi area belajar yang hanya diletakkan di beberapa tempat tertentu.
Menurut Hanif area belajar di FISIP Undip Hanya sebatas Gedung A dan Perpustakaan saja. Selain itu, penggunaan area tersebut juga cukup terbatas.
“Kalau menurutku perpus FISIP udah jadi study space yang ideal terutama di FISIP, kalau buat ditambah lagi sih boleh juga karena kan di perpus terbatasnya nggak bisa buat diskusi soalnya harus tenang, kalo study space paling ideal buat belajar dan diskusi kan paling di lobby karena bisa lebih bebas juga, bisa ngobrol, diskusi, bahkan meeting. Jadi biar lebih banyak pilihannya, enggak melulu perpustakaan atau lobby,” ungkap Hanif.
Lain lagi pendapat yang dikemukakan oleh Aliya Najiha Puteri, mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2021. Menurutnya, Perpustakaan FISIP yang sudah menjadi tempat ideal untuk belajar, tetapi ia mempertanyakan urgensi dibangunnya cafe yang ada di samping gedung C FISIP Undip yang menurutnya tidak terlalu diperlukan.
“Kalau di FISIP Undip sendiri di perpustakaannya udah enak buat belajar karena enggak berisik, orang orangnya juga paham peraturan di perpus tuh harus gimana, meja dan kursinya juga udah enak, kalau untuk study space itu iya perlu diperluas lagi. Aku notice ada cafe baru cuma menurutku itu gak terlalu urgent banget sebenernya. Di FISIP ada lapangan kosong itu juga bisa dijadikan tempat belajar, gak melulu di gazebo,” jelas Aliya saat dihubungi oleh pihak OPINI via Google Meet Jumat (10/03).
Terkait study space sendiri, Anis Qomariyah selaku perwakilan dari dekanat mengatakan dapat dilakukan survei terkait penambahan area belajar yang sesuai. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa di area sekitar kolam ikan juga merupakan study space.
“Itu nanti bisa dibuat survei, seberapa banyak mahasiswa yang ingin dan desainnya seperti apa. Sebenarnya yang di samping kolam itu juga study space cuma memang gak ada colokannya,” ungkap Anis saat diwawancarai langsung oleh pihak OPINI Jumat (17/03).
Anis juga menambahkan terkait dengan bangunan yang dianggap sebagai cafe yang ada di samping Gedung C juga berkaitan dengan area belajar walau belum ada konfirmasi terkait kejelasan bangunan tersebut.
“Itu belum ter-confirm dan belum ada bahasan mungkin nanti bisa dihubungi bu Ika. Itu sebenernya working space sih, kalian bisa nugas di sana, belajar di sana sambil liat ikan. Bangunannya juga sudah final dan tidak boleh menambah bangunan lagi di area FISIP,” ucap Anis.
Terbatasnya Sumber Referensi di Perpustakaan FISIP Undip
Beberapa mahasiswa ternyata juga mengeluhkan terkait terbatasnya sumber referensi yang tersedia. Mereka merasa perlu dilakukan penambahan sumber referensi yang ada di Perpustakaan FISIP Undip.
“Bukunya juga perlu ditambah soalnya buku tentang ilmu pemerintahan cuma ada satu atau dua rak sehingga sumber referensinya perlu diperbanyak,” tutur August Cahyani Sihite, mahasiswi Ilmu Pemerintahan angkatan 2022 ketika dihubungi oleh tim OPINI via Google Meet Jumat (10/03).
“Semoga bisa lebih banyak referensi buku terutama soal branding,” ungkap Aliya.
Alur pendistribusian dan juga sumbangan untuk referensi buku di perpustakaan dijelaskan secara gamblang oleh Ika mengalami beberapa kendala dalam beberapa hal.
“Bukunya itu banyak, sumbangan alumni tuh tiap tahun ada, tiap semester ada. Problemnya hanya satu, tempat, dua yang menata tenaganya terbatas,” jelas Ika.
Keresahan mahasiswa juga dirasakan oleh Anis selaku dosen Administrasi Bisnis FISIP Undip yang mengatakan hal serupa terkait keterbatasan sumber referensi.
“Terkait sumber referensi, nanti bisa di-list saja butuhnya buku apa, penulisnya siapa. Kemarin saya juga sudah bilang sama bu Diana penjaga perpustakaan memang ini baru mau pengadaan karena kan ini Covid, kemarin saya juga sudah minta list buku yang memang dibutuhkan di mata kuliah saya, kalau dari yang lain juga ada yang membutuhkan nanti bisa di-list saja,” ungkap Anis.
Penulis: Tarisha Putri Ramadhanti
Editor: Dinda Khansa
Redaktur Pelaksana: Gisella Previan Laoh