Merangkum Kiprah Perjalanan Pembagian Makanan Sehat Undip: Animo Selangit, War Kupon Sulit, Hingga Dugaan Penggunaan Cheat
Memiliki mahasiswa dan mahasiswi yang sejahtera menjadi salah satu wujud visi dan misi kampus kita tercinta, Universitas Diponegoro. Tujuan tersebut kini telah diimplementasikan melalui salah satu terobosannya, Program Pembagian Makanan Sehat dan Bergizi. Sejumlah porsi makanan sehat dibagikan secara cuma-cuma alias gratis kepada mahasiswa.
Program Makanan Sehat, Berkah bagi Mahasiswa
Program pembagian makanan sehat dan bergizi yang dilaksanakan Undip mendapat respons sangat positif dari mahasiswa. Sejak pertama kali program ini diluncurkan pada 6 September 2022, kabar pembagian makanan sehat dan bergizi menyebar sangat cepat dan disambut riang gembira oleh pihak penerima manfaat.
Hal itu dibenarkan pihak universitas. Menurut penuturan Muhammad Muntafi’, Manager Bagian Kemahasiswaan Biro Akademik dan Kemahasiswaan (BAK) Universitas Diponegoro, program ini memang banyak mendapat respons positif.
“Ya betul memang selama ini kami mendapat respons positif dari mahasiswa. Mereka sangat terbantu dengan adanya program ini (makanan sehat) khususnya bagi adik-adik yang tinggal kos,” kata Muntafi’ saat ditemui tim OPINI di Gedung SA-MWA, Rabu (07/06).
Pernyataan senada diungkapkan pula oleh Gaga, mahasiswa Prodi Statistika angkatan 2021. Dia mengatakan, keberadaan program makanan sehat ini sangat membantu terutama bagi mahasiswa indekos saat bujet menipis di akhir bulan. Dia juga memuji variasi dan rasa makanan yang dibagikan.
“Tentu dengan (adanya) program ini, saya sangat terbantu terutama saat akhir bulan. Apalagi makanannya juga variatif jadi nggak bakal bosen. Sukalah (dengan) program makanan sehat ini. Terus (rasanya) juga enak kan, jadi sangat terbantulah,” tutur Gaga yang sedang menyantap makanan sehat di Student Center saat ditemui tim OPINI, Selasa (30/05).
Hal serupa juga disampaikan Ismail Basayep, Kepala Bidang Kesejahteraan Mahasiswa (Kesma) BEM Undip. Menurutnya, mahasiswa sangat antusias dengan adanya pembagian makanan sehat ini. Hal tersebut juga ditambah dengan pembahasan makanan sehat Undip ini menjadi tren di berbagai kanal media sosial.
“Sejauh ini kalau food truck (makanan sehat) dibilang mendapat respons positif, jelas iya. Karena beberapa kalau misalkan kita lihat di sosial media, ada yang FYP di TikTok dan sebagainya terkait dengan food truck-nya itu sendiri,” ujar Ismail saat ditemui tim OPINI di Student Center, Selasa (30/05).
Besarnya Antusiasme Tak Sepadan dengan Jumlah Kuota
Antusiasme besar para mahasiswa Undip menyebabkan jatah kuota makanan sehat dan bergizi ludes hanya dalam waktu hitungan detik saat diakses melalui SSO. Hal tersebut tentu menyulitkan mahasiswa memperoleh makanan sehat. Sejumlah mahasiswa juga mengeluhkan betapa sulit mendapatkan makananan sehat. Bahkan, ada beberapa mahasiswa menyebut kuota makanannya “gaib” saking sulit mendapatkan makanan sehat.
Salah satunya diungkapkan Mustofa Ramadhani, mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan angkatan 2022. Dia menyampaikan keluhan soal kuota yang sangat sulit untuk didapatkan meski telah berupaya dengan berbagai cara.
“Sulit sekali (mendapatkan) makanan sehatnya. Saya baru buka SSO pas ingin diklik sudah habis. Bayangkan dalam hitungan detik saja, lho. Padahal saya sudah siap-siap 15 menit sebelumnya,” ungkap Mustofa saat ditemui tim OPINI, Kamis (15/06).
Berkaitan dengan hal tersebut, sejumlah mahasiswa mengharapkan penambahaan kuota. Seperti halnya yang disampaikan oleh Alika, mahasiswa Fakultas Sains dan Matematika. Dia menyampaikan harapan penambahan kuota mengingat jumlah mahasiswa yang begitu banyak.
“Masih ada harapan (dari kami) semoga kuotanya bakal ditambah. Lagi pula mahasiswa Undip kan banyak,” ujar Alika.
Merespons hal itu, pihak universitas sudah berupaya untuk menambah kuantitas porsi dari program makanan sehat ini. Hal tersebut diungkapkan Muntafi’ ketika kami menemui beliau.
“Terkait dengan kuantitas makanan sehat, sebenarnya sudah kami upayakan untuk menambah. Toh sekarang sudah lebih banyak kuotanya dari sejak pertama kali buka,” ujar Muntafi’.
Kupon Konvensional Ditinggalkan, SSO Dinilai Lebih Meyakinkan
Saat ini pembagian makanan sehat mendapat peningkatan baik dari sisi metode pembagian, waktu, jumlah lokasi, maupun kuantitas porsi makanan. Jika sebelumnya hanya dilakukan selama dua hari dalam seminggu, kini pembagian makanan sehat dilaksanakan selama empat hari dalam seminggu, yakni dari Senin sampai Kamis.
Di samping itu, lokasinya pun bertambah menjadi empat titik, dari semula hanya di Student Center dan Aula FPIK, kemudian ditambah dengan halaman SA-MWA dan Auditorium Imam Bardjo Kampus Pleburan. Kupon konvensional kini ditinggalkan, beralih ke kupon digital yang lebih efisien dan efektif.
“Dari sisi layanan itu lebih modern, transparan, dan terbuka. Kalau sistem digital itu kan sebenarnya sama saja kita membagi kupon. Hanya (berbeda) bentuknya. Sekarang melalui SSO jadi kuotanya tiap mahasiswa itu sama,” ujar Muntafi’ saat menanggapi perubahan mekanisme pembagian makanan sehat.
Menanggapi perubahan mekanisme pembagian makanan sehat, Sabrina, mahasiswa Departemen Statistika angkatan 2021 ikut berkomentar. Dia berpendapat, perubahan mekanisme pembagian dapat menghemat waktu.
“Kalau antre seperti dahulu kan makan waktu. Tapi, kalau pakai SSO jadi lebih efektif juga mempersingkat waktu. Cuma ya gitu, kadang ya kalau beruntung bisa dapat kalau lagi nggak ya nggak dapat,” ucap Sabrina saat ditemui OPINI, Selasa (30/05).
Namun, perubahan mekanisme pembagian sempat terkendala sistem yang eror. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya mahasiswa yang mengakses di waktu yang bersamaan. Seperti halnya yang diungkapkan Fikri, mahasiswa Undip angkatan 2021. Dia mengatakan sistem seringkali eror di hari Selasa.
“Dari minggu lalu pas hari Selasa juga sama kayak gini. Jadi waktu pembagian kuponnya nggak pas jam 10. Tapi pas hari lain kayak Rabu minggu lalu sempat nyobain aman. Tapi pas hari Selasanya eror, nggak tahu ya mungkin sistemnya yang bermasalah,” ujar Fikri saat ditemui OPINI, Selasa (30/05).
Jatah Sulit Didapat, Dugaan Penggunaan Bot Menguat
Kesulitan mendapat kuota makanan sehat menjadi dinamika tersendiri dari program ini. Sejumlah isu dan dugaan kecurangan pun mencuat. Sempat heboh juga di media sosial tentang penggunaan perangkat ketiga. Perangkat semacam Bot (program perangkat lunak yang dirancang untuk melakukan tugas tertentu) yang digunakan untuk mendapatkan kuota makanan secara instan.
Dugaan tersebut diperkuat dengan pernyataan Jeruk (nama samaran). Berdasarkan pernyataannya, dia menggunakan Bot untuk memudahkan mendapatkan makanan sehat. Tidak tanggung-tanggung, dia memanfaatkan 10 akun yang berbeda demi mendapatkan jatah makanan sehat.
“Iya Mas, kalau (pakai) Bot itu jadi lebih gampang mendapatkannya. Saya saja memprogram sekitar lima Bot. Lha wong gimana nggak pake Bot, kalau manual kita susah (mendapatkan) makan. Ya paling gampang pakai (cara) ini,” tutur Jeruk saat ditemui OPINI dengan permintaan narasumber untuk disamarkan identitasnya.
Hal serupa juga tim OPINI jumpai di media sosial Twitter. Dugaan penggunaan Bot sempat mencuat ke permukaan dan mendapat respons beragam. Secara umum mereka menentang keras perbuatan ini. Namun mengejutkannya, ada akun secara terang-terangan menyatakan menggunakan Bot untuk mendapatkan jatah makanan sehat.
“Lagi tes Bot untuk enam akun buat kupon food truck makanan sehat Undip. Dapet semua slurrr,” tulis akun tersebut ketika penelusuran tim OPINI secara digital, Kamis (25/05).
Sampah Berserakan, Bukti Kesadaran Masih Rendah
Lagi-lagi, seakan menjadi perilaku “khas” orang Indonesia membuat kita harus mengerutkan dahi. Program sebagus ini harus tercoreng oknum mahasiswa yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut sempat trending di lini masa Twitter @undipmenfess. Akun tersebut menyatakan kekecewaannya terhadap sejumlah oknum mahasiswa yang membuang bekas wadah makanan sehat sembarangan.
“Sudah dikasih program makanan gratis, difasilitasi tempat untuk makannya pula. Eh kok cuma untuk buang sampah pada tempatnya masih belum bisa,” tulis akun tersebut sambil melampirkan foto sampah makanan sehat di twitter @undipmenfess, Jumat (02/06).
Berdasarkan penelusuran tim OPINI yang dilakukan pada 5-9 Juni 2023, kami menemukan sejumlah bekas wadah makanan berserakan di sekitar Jogging Track Undip. Sampah tersebut digeletakkan begitu saja selepas oknum mahasiswa tersebut menyantapnya. Selain itu, juga ada bungkus minuman sehat, yakni susu yang tidak jauh dari lokasi sampah wadah makanan.
Terlepas dari semua dinamika di atas, keberadaan program makanan sehat dan bergizi sudah banyak berjasa bagi mahasiswa yang membutuhkan. Sebagian dari mereka yang merupakan mahasiswa rantau teringankan beban makannya. Walau begitu evaluasi dan perbaikan tetap diperlukan untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas kesejahteraan mahasiswa.
“Semua akan kami evaluasi, kami tingkatkan supaya lebih baik ke depannya. Dan, (kesejahteraan) mahasiswalah menjadi prioritas kami,” tandas Muntafi’.
Penulis: Fauzan Haidar Ramadan
Editor: Luthfi Maulana
Redaktur Pelaksana: Gisella Previan Laoh