Sebulan Lebih FISIP Laksanakan Perkuliahan Hybrid: Kembali Luring atau Tetap Daring?

Sebelum tulisan ini terbit, Divisi Riset berkolaborasi dengan Divisi Online LPM OPINI telah melakukan Mini Survey Kesiapan Perkuliahan Metode Hybrid yang dapat diakses di link berikut:

LPM OPINI – Semenjak turunnya status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Semarang menjadi level 1, beberapa universitas di Kota Semarang mulai memberlakukan perkuliahan dengan sistem hybrid. Melalui Surat Edaran (SE) nomor 22/UN7.P/SE/2021, secara resmi Universitas Diponegoro melakukan Perkuliahan Tatap Muka (PTM) secara terbatas sejak 23 Agustus 2021.

Sebelum keluarnya surat edaran tersebut, isu mengenai pelaksanaan PTM sudah menjadi kabar burung yang menyebar di kalangan mahasiswa. Kirana, mahasiswa tahun ketiga jurusan Ilmu Pemerintahan menyampaikan telah mengetahui desas-desus tentang rencana UNDIP untuk melakukan sistem hybrid sedari semester genap, yang kemudian baru direalisasikan di pertengahan semester ganjil ini.

Tak hanya itu, Elita mahasiswa baru Administrasi Bisnis menyatakan bahwa dirinya mendengar wacana pelaksanaan PTM ini semenjak resmi menjadi mahasiswa undip.

Tau, Undip melaksanakan percobaan hybrid pada beberapa mahasiswa yang berkenan mengikuti PTM dengan syarat sudah vaksin dua kali, berdomisili sekitar Semarang, Kendal, Demak, dan sudah diizinkan orangtua,” ungkap Elita kala diwawancarai melalui aplikasi WhatsApp.

Penyelenggaraan percobaan PTM merata di semua program studi dengan melakukan pembatasan maksimal 25% peserta didik yang hadir untuk mengikuti proses belajar mengajar secara offline. Namun, meski kuota sudah ditekan menjadi seperempat, jumlah mahasiswa yang mengikuti perkuliahan luring terhitung sedikit.

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya jurusan Hubungan Internasional angkatan 2020, mahasiswa yang mengikuti PTM hanya 1 orang.

“Satu orang dan berasal dari Semarang. Hal ini karena pada pendaftarannya terdapat miskomunikasi di mana mahasiswa mendapat info deadline pendaftaran tanggal 18 tetapi ternyata hanya membuka pendaftaran hingga tanggal 17 saja. Sehingga beberapa mahasiswa yang ingin apply tidak bisa,” kata Yunita, mahasiswi semester 3 jurusan Hubungan Internasional.

Senada dengan Yunita, Fatwa mahasiswa Ilmu Komunikasi juga merasakan hal yang sama.

 “Berdasarkan kuota yang disediakan oleh pihak FISIP Undip, setidaknya ada 45 siswa yang bisa hadir pada setiap kelas percobaan PTM. Tetapi, untuk pertemuan minggu lalu hanya saya saja yang baru terdaftar pada PTM mata kuliah Public Speaking kelas 8,” ungkap Fatwa.

Sebulan lebih dilaksanakan, proses PTM di FISIP dilaksanakan secara hybrid dengan tetap melibatkan komponen daring dalam pelaksanaannya. Namun, hal ini menimbulkan permasalahan bagi mahasiswa yang mengikuti perkuliahan secara online, karena fasilitas ruangan yang dinilai kurang optimal. Suara yang dihasilkan oleh perangkat sound menggema sehingga mahasiswa yang mengikuti perkuliahan secara online tidak dapat mendengar penjelasan dengan baik.

“Terdapat kendala, seperti kualitas sound ruangan yang tidak begitu jelas apabila mendengarkan suara teman-teman yang mengikuti secara daring,” ujar Abednego, mahasiswa angkatan 2019 Ilmu Pemerintahan.

Berbeda dengan Abed, Faradila mahasiswa baru Ilmu Pemerintahan menyampaikan tidak menemui kendala selama mengikuti PTM.

“Kalau masalah terkendala ketika PTM tidak ada. Tapi kan ketika PTM, dosen sekaligus mengajarkan secara daring jadi otomatis dosen harus menggunakan layar LCD proyektor untuk yang online. Nah terkendalanya itu kemarin seperti kesalahan dalam memberikan link kelas online melalui Ms. Teams yang akhirnya memotong waktu cukup banyak. Padahal PTM hanya diberikan waktu 30 menit tetapi kemarin bisa lebih dari 30 menit bahkan 1 jam lebih dalam pelaksanaannya,” papar Faradilla.

Dinamika percobaan perkuliahan luring ini diharapkan dapat menjadi koreksi dan perbaikan, agar nantinya pelaksanaan perkuliahan luring dapat efektif dan optimal. Besar harapan mahasiswa dapat melaksanakan perkuliahan offline untuk bisa merasakan secara langsung atmosfer dan suasana menjadi seorang mahasiswa. 

“Harapan saya sih bakalan full offline, karena dengan adanya full offline banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil mulai dari mata kuliahnya, teman-teman barunya, dan organisasinya yang bisa kita ikuti dengan bersama dengan baik. Tentunya kalau kelas offline bakalan lebih seru karena banyak ketemu teman-teman baru, dosen baru, dan bisa melaksanakan aktivitas kemahasiswaan,”ungkap Faradila.

Berdasarkan hal-hal yang sudah mahasiswa alami dan juga pihak universitas lakukan. Tidak menutup kemungkinan jika nantinya perkuliahan tatap muka dapat dilakukan secara  menyeluruh untuk semua mahasiswa. Namun, bukan menjadi sebuah yang mustahil juga, apabila perkuliahan akan kembali ke mode daring dikarenakan kondisi pandemi kembali tak terkendali. 

Penulis: Dikka Prasetyo

Editor: Fani Adhiti

Redaktur Pelaksana: Luthfi Maulana Adhari

Pemimpin Redaksi: Langgeng Irma

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.