Membuka Peluang Kesetaraan Gender Dalam Serial Gadis Kretek dan Peran Inspiratifnya Dalam Perekonomian dan Pembangunan Berkelanjutan

“Contribute Yourself to Sustainable Development” 

“Aku akan mengajari anak-anakku, baik laki-laki maupun perempuan untuk saling menghormati sebagai sesama dan membesarkan mereka dengan perlakuan sama, sesuai dengan bakat mereka masing-masing.” R.A Kartini 

 

Bagaimana mungkin kita dapat membangun masyarakat yang adil dan sejahtera  jika setengah dari populasinya masih terbelenggu oleh diskriminasi dan stereotip gender?  

Kesenjangan sosial dan ketidaksetaraan gender masih menjadi tantangan besar dalam upaya mencapai masyarakat yang adil dan sejahtera. Ketidakadilan ini tidak hanya berdampak negatif pada individu yang terpinggirkan, tetapi juga menghambat pertumbuhan dan pembangunan secara menyeluruh. Di era globalisasi ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan instansi-instansi terkait untuk mengatasi kesenjangan sosial. Namun, anggapan yang membedakan kewenangan dan peran antara pria dan wanita seringkali justru  memperparah ketidaksetaraan itu. 

Persentase kesetaraan gender di Indonesia tidak mengalami perubahan sejak tahun 2022, yakni sebesar 0,697. Hal ini menandakan bahwa Indonesia baru mencapai 69,7% kesetaraan gender dan pencapaian ini mengalami stagnasi sejak tahun 2022. Skor didasarkan oleh  empat sub-indeks, yaitu pencapaian di bidang pendidikan, kesehatan dan  kelangsungan hidup, partisipasi dan peluang ekonomi, serta pemberdayaan politik. Global Gender Gap Report memberikan skor antara 0 dan 1, di mana 1 menunjukan kesetaraan gender dan 0 menunjukkan ketimpangan gender (Global Gender Gap Report 2023).

Masalah yang timbul dari ketidaksetaraan gender dalam masyarakat mencakup  berbagai dampak yang signifikan terhadap individu dan kemajuan sosial. Salah satu  dampak utamanya adalah pembatasan terhadap potensi penuh perempuan dalam mengakses pendidikan, pekerjaan, dan pengambilan keputusan. Hal ini tidak hanya menghambat perkembangan individu perempuan tetapi juga membatasi kontribusi  mereka dalam ekonomi dan perkembangan sosial. Ketidaksetaraan gender juga memperburuk disparitas penghasilan antara laki-laki dan perempuan. Perempuan sering kali menerima bayaran yang lebih rendah dibanding laki-laki untuk pekerjaan yang setara. Selain itu, norma-norma gender yang terbentuk saat ini, dapat menyebabkan peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, dan perdagangan manusia. Dengan demikian, ketidaksetaraan gender bukan hanya soal masalah keadilan sosial tetapi juga menghalangi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. 

Esai ini akan membahas pentingnya kesetaraan gender dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan dampaknya terhadap masyarakat dengan menganalisis kisah dalam serial Gadis Kretek. Esai ini akan mengilustrasikan bagaimana perempuan harus mengatasi diskriminasi dan stereotip gender, serta berkontribusi secara signifikan terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi. 

Serial web Gadis Kretek diproduksi di Indonesia pada tahun 2023, disutradarai oleh Kamila Andini dan Ifa Isfansyah. Serial ini merupakan adaptasi dari novel populer berjudul sama dengan serialnya, yakni Gadis Kretek karya Ratih Kumala yang diterbitkan pada tahun 2012. Novel tersebut telah diakui sebagai salah satu karya terbaik dalam penerimaan penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012. 

Perjuangan Jeng Yah, tokoh utama dalam novel Gadis Kretek menggambarkan betapa  pentingnya memerangi stereotip gender yang merugikan, salah satunya memerangi anggapan bahwa perempuan tidak mampu berkontribusi di ranah publik atau luar rumah tangga. Perempuan sering kali menjadi korban stereotip gender yang membatasi potensi mereka dalam berbagai  aspek kehidupan. Perempuan selalu dikonotasikan sebagai manusia pekerja domestik (homemaker) yang dinilai tidak dapat berkontribusi secara aktif di luar rumah sehingga perannya tidak lebih dari sekadar aktivitas dalam rumah (Tuwu, 2018). 

Jika dipahami secara mendalam, peran perempuan tidak hanya sekadar mengurusi pekerjaan rumah saja. Perempuan turut memegang peranan penting dalam struktur sosial dan ekonomi global. Meskipun ada kemajuan signifikan yang mendukung kesetaraan gender di berbagai belahan dunia, tetapi tetap saja masih banyak perempuan yang menghadapi diskriminasi dalam akses terhadap pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan hak-hak dasar lainnya.  

Menonton serial Gadis Kretek dan menyerap pesan moralnya menjadi langkah pertama yang kuat dalam mengatasi tantangan ketidaksetaraan gender. Sebagai kaum perempuan, kita dapat menyadari bahwa tidak menjadi suatu masalah untuk mencoba hal baru atau bahkan menjadi pemimpin dalam suatu kelompok sosial selagi kita dapat berkontribusi  aktif dan memberikan manfaat bagi diri kita dan juga orang lain. Serial ini juga dapat menyadarkan para pria untuk tahu batasan terhadap kaum perempuan dan menghormati perempuan sebagaimana mestinya dilakukan. Melalui narasi Jeng Yah yang berjuang untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dan hambatan dalam mencapai cita-citanya sebagai peracik saus kretek, kita diajak untuk mempertanyakan dan meruntuhkan norma-norma sosial patriarki yang membatasi peran perempuan dalam  masyarakat. 

Secara sosial dan budaya, perempuan sering kali diidentifikasikan dengan peran dan ekspektasi tertentu dalam masyarakat, meski hal ini dapat bervariasi disesuaikan oleh budaya dan waktu tertentu. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan tanpa membeda-bedakan gender. Namun, dalam ranah pendidikan, sering kali anggapan “perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena berujung di dapur” terus menghantui perempuan yang hendak berjuang meraih pendidikan tinggi (Rahmayani, 2021). 

Secara tradisional, banyak sekali masyarakat yang menganut prinsip bahwa  kewajiban perempuan ialah sekadar mengerjakan pekerjaan rumah dan tidak pantas untuk bekerja di luar pekerjaan domestik. R.A Kartini sejak dahulu telah memperjuangkan perempuan mati-matian agar bisa memerdekakan dirinya dan dapat mengakses pendidikan, kesetaraan, bahkan menjadi pemimpin yang pintar dan bijaksana. Miris dan sedih ketika kita mendengar anggapan kuno yang tidak memperbolehkan perempuan untuk berkontribusi dalam dunia pekerjaan. Pasalnya, banyak keluarga yang ekonominya kurang mencukupi, tetapi perempuan terkungkung, tidak dapat berbuat apa-apa karena adanya larangan untuk bekerja. 

Seorang peneliti mengungkapkan segregasi profesi masih terjadi. Di Indonesia, angka partisipasi kerja perempuan hampir mencapai 51%, bandingkan dengan laki-laki yang mencapai angka 82%. Tak hanya itu, profesi perempuan terkonsentrasi pada sektor jasa. “Walaupun angka partisipasi perempuan naik, bidang itu masih sangat tersegregasi berdasarkan gender. Jadi, ada bidang-bidang kerja yang dianggap lebih cocok untuk perempuan dan ada bidang kerja yang dianggap cocok untuk laki-laki,” (Geopani, 2021).

Kretek, sebuah ikon produk Indonesia juga mencerminkan tantangan dalam  kesetaraan gender. Meskipun perempuan telah lama terlibat dalam industri  tembakau, tetapi akses mereka terhadap kesempatan yang setara dengan kaum pria sering kali dibatasi oleh pandangan tradisional tentang peran gender. Dalam konteks ini, upaya untuk memperjuangkan kesetaraan gender dalam industri kretek tidak hanya menghapuskan ketidakadilan sosial, tetapi juga  menguatkan peran kontribusi perempuan untuk menggaungkan perubahan.

Gadis Kretek mengisahkan tentang Daisiyah atau Jeng Yah, putri dari pemilik  perusahaan rokok kretek yang bercita-cita menjadi peracik saus kretek terbaik. Akan tetapi, ambisinya itu terbentur oleh norma-norma patriarkis dalam masyarakat. Profesi peracik saus dan pembuat kretek dianggap hanya dapat dilakukan oleh laki-laki karena adanya kepercayaan bahwa kehadiran perempuan di ruang saus akan mengakibatkan hasil kretek menjadi asam. 

Dalam serial Gadis Kretek, karakter Jeng Yah memperlihatkan ketegasan dan  ketekunan dalam mengejar impian dan tujuannya. Meskipun dihadang oleh norma sosial yang mengharuskan perempuan untuk berada di belakang layar atau tidak terlibat dalam pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh laki-laki, Jeng Yah tidak gentar untuk mengambil peran sebagai mandor dalam pabrik rokok kretek milik ayahnya. Keputusannya untuk turun tangan secara langsung dalam proses produksi  menunjukkan kemandirian dan keberaniannya untuk mengejar apa yang diinginkannya, tanpa terpengaruh oleh pandangan tradisional tentang gender. Selain itu, Jeng Yah juga menunjukkan bahwa dia tidak hanya mengandalkan  kemampuannya dalam karier, tetapi juga sangat selektif dalam pertemanan dan interaksi sosialnya. Kecerdikannya dalam memilih lingkungan pertemanan dan berbicara hanya ketika ada kepentingan yang jelas menunjukkan bahwa dia memahami nilai-nilai dirinya sendiri dengan baik. Dengan demikian, karakter Jeng Yah dalam Gadis Kretek memberikan contoh yang kuat tentang bagaimana seorang perempuan dapat mengekspresikan dirinya dengan keyakinan penuh dan tetap mempertahankan integritas nilai dalam dirinya. 

Serial ini menceritakan kisah cinta, keluarga, pekerjaan, dan perjuangan Jeng Yah untuk dapat membuat saus kretek racikannya tanpa harus mendapat diskriminasi karena ia seorang perempuan. “Saya sudah membuang jauh-jauh apa  yang saya impikan dan saya tahu saya mungkin tidak akan pernah mendapatkan apa yang saya mau” (Dasiyah, 2023, dalam serial Gadis Kretek). Itulah yang diucapkan Jeng Yah dalam serial Gadis Kretek ketika memperjuangkan mimpinya yang dianggap rendah orang lain terutama para pria yang menjadi saingannya dalam meracik saus kretek.  

Harus disadari, ketika perempuan diberi kesempatan yang setara, mereka tidak  hanya mampu meningkatkan kesejahteraan pribadi tetapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan. Kemunculan persoalan gender ini muncul pada abad ke-19 di Prancis, ketika upah yang didapat oleh laki-laki dan perempuan saat bekerja jauh berbeda. Hal inilah yang memunculkan ketidakadilan antara perempuan dan laki-laki (Nadia, 2022). 

Dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala, isu sosial yang dominan adalah  persaingan bisnis kretek dan larangan untuk perempuan meracik saus kretek, sehingga Jeng Yah terus berusaha untuk membuktikan bahwa saus kretek racikannya layak diedarkan. Berkat  kegigihannya dari segala macam masalah yang ia hadapi, Jeng Yah berhasil menggapai mimpinya untuk memproduksi kretek sesuai dengan standar racikan saus  miliknya. Meski demikian, kekecewaan pun hadir di tengah-tengah kebahagiaan Jeng Yah. Dimana, racikan saus kreteknya tersebut di plagiasi oleh Soeraja tanpa izin. Perasaan kecewa Jeng Yah menggambarkan betapa pentingnya perlindungan hukum dan etika berbisnis dalam masyarakat, serta memperlihatkan dampak sosial dari tindakan-tindakan yang tidak etis dalam  lingkup ekonomi lokal. 

Serial Gadis Kretek mendapat kabar baik setelah debutnya pada 2 November 2023. Serial ini berhasil masuk dalam peringkat sepuluh besar di Netflix secara global, khususnya dalam kategori serial non-berbahasa Inggris. Dalam satu minggu pertama penayangannya, serial ini berhasil menarik perhatian 1,6 juta penonton, berdasarkan data penonton dari 6 hingga 12 November 2023. Selain itu, serial ini  juga berhasil mencapai peringkat teratas di beberapa negara, yang disutradarai oleh Kamila Andini dan Ifa Isfansyah (Wardani, 2023).

Respons penonton terhadap tema kesetaraan gender dalam serial seperti Gadis Kretek cenderung bervariasi, tetapi umumnya mencerminkan minat dan dukungan  yang besar terhadap narasi yang mengangkat isu gender dan ekonomi. Penonton memberi respon positif terhadap representasi karakter perempuan yang kuat dan mandiri seperti Jeng Yah, yang menunjukkan bahwa ada apresiasi terhadap gambaran perempuan yang tidak terbatas oleh stereotip kuno. Selain itu, kesuksesan Gadis Kretek dalam mencapai popularitas global dan menarik perhatian banyak penonton juga menunjukkan bahwa tema kesetaraan gender dapat menjadi  magnet yang kuat dalam menarik minat publik secara luas.  

Dalam serial Gadis Kretek, terdapat beberapa nilai sosial yang disuarakan, salah satunya adalah nilai kerja keras dan kemandirian. Karakter seperti Idroes Moeria dan Jeng Yah direpresentasikan sebagai contoh yang baik dalam hal ini. Mereka menunjukkan keteguhan dan ketekunan dalam meraih tujuan mereka tanpa menggantungkan diri pada orang lain. Ini menggambarkan pentingnya usaha dan determinasi dalam mencapai kesuksesan, serta menginspirasi para penonton untuk tidak bergantung pada keberuntungan semata atau orang lain dalam meraih impian. Dengan demikian, novel ini mempromosikan nilai-nilai seperti kemandirian, kerja keras, dan keteguhan sebagai kunci untuk meraih cita-cita dalam kehidupan. 

Kesetaraan gender memiliki dampak yang signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan. Melibatkan perempuan secara penuh dalam kehidupan ekonomi dan  sosial membuka pintu untuk pemanfaatan potensi manusia yang lebih luas dan efektif. Perempuan yang memiliki akses yang sama dalam pendidikan dan  kesempatan kerja cenderung lebih berkontribusi dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Selain itu, keterlibatan mereka dalam  pengambilan keputusan politik dan sosial juga dapat meningkatkan kualitas keputusan, mencerminkan kebutuhan dan perspektif yang lebih luas  dari masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, kesetaraan gender bukan  hanya masalah keadilan sosial, tetapi juga merupakan investasi penting dalam mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh elemen masyarakat. 

Upaya meningkatkan kesejahteraan sosial melalui kesetaraan gender melibatkan serangkaian langkah strategis yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif menjadi kunci utama dalam menghapus ketidaksetaraan gender. Ketika perempuan memiliki akses yang sama dengan laki-laki terhadap pendidikan, pelatihan, pekerjaan yang layak, dan kesempatan untuk memimpin akan menghasilkan peningkatan produktivitas ekonomi secara  menyeluruh. Dengan demikian, memperjuangkan kesetaraan gender bukan hanya tentang keadilan sosial tetapi juga tentang memperkaya masyarakat melalui pemanfaatan seluruh potensi manusia, tanpa memandang gender. Menurut saya, kontribusi perempuan dalam perekonomian harus didukung penuh untuk pembangunan yang lebih baik. 

Serial Gadis Kretek memiliki potensi besar untuk menjadi alat dalam  menjembatani kesenjangan sosial, terutama dengan memotivasi perempuan untuk  berkontribusi secara aktif dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam ceritanya, karakter Jeng Yah memperlihatkan keteguhan dan kemauan untuk mengejar impian meskipun dihadapkan dengan tantangan dan stereotip gender yang menghalangi. Representasi perempuan yang mandiri dan berdaya dalam serial ini dapat menginspirasi perempuan lainnya untuk turut mengambil peran yang lebih  aktif dalam kehidupan ekonomi, politik, dan kehidupan sosial. 

Perjuangan Jeng Yah menjadi sumber inspirasi yang dapat mendorong perempuan lain untuk mengejar ambisi mereka, meski terhalang oleh tembok stereotip. Tidak hanya meningkatkan partisipasi perempuan dalam kehidupan ekonomi dan sosial, tetapi juga berpotensi mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial antar gender. Dengan mengangkat cerita-cerita seperti ini, Gadis Kretek tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga sumber inspirasi dan motivasi bagi perempuan untuk mengejar potensi mereka secara penuh dan berkontribusi  dalam pembangunan masyarakat.

Dalam pengembangan serial seperti Gadis Kretek, saya berharap ada banyak lagi novel, film, ataupun serial yang menyuarakan kesetaraan gender sehingga dapat memotivasi banyak orang untuk sadar bahwa perempuan pun berhak untuk berkontribusi secara langsung dalam roda perekonomian tanpa dipandang rendah, dibandingkan dengan kaum pria. Dalam  pembuatan film atau serial seperti ini, penting sekali untuk menghadirkan tokoh utamanya adalah perempuan dengan karakter yang kuat sehingga tidak hanya dipandang sebagai objek atau fisiknya saja, tetapi memiliki kompleksitas emosional dan intelektual yang memperkaya cerita.  

Sebagai kesimpulan, serial Gadis Kretek memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif yang signifikan dalam mengubah persepsi masyarakat terhadap isu-isu penting di kehidupan sosial.  Dengan semakin banyak perempuan yang terlibat secara aktif, kita dapat melihat peningkatan produktivitas ekonomi, pengambilan keputusan yang lebih inklusif,  dan kemajuan dalam kesejahteraan sosial secara keseluruhan. Serial Gadis Kretek membuktikan bahwa cerita yang kuat dan representasi yang adil dapat memicu perubahan positif dalam masyarakat, menjembatani kesenjangan sosial, dan mendorong pembangunan berkelanjutan. 

 

SUMBER REFERENSI

IBCWE, 2023, Fakta tentang Indonesia dalam Global Gender Gap Report 2023, dilihat 13 Juni 2024, <https://ibcwe.id/id/fakta-tentang-indonesia-dalam global-gender-gap-report-2023/>. 

Tuwu, 2018, ‘Peran Pekerja Perempuan Dalam Memenuhi Ekonomi  Keluarga: Dari Peran Domestik Menuju Sektor Publik’, Al Izzah: Jurnal Hasil Hasil Penelitian-ISSN: 1978-9726 (p); 2541-0717 (e), vol. 13, hh. 64. 

Rahmayani, 2021, ‘PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP  PENTINGNYA PENDIDIKAN TINGGI UNTUK KAUM PEREMPUAN’,  SOSAINS Journal Sosial dan Sains, vol. 1, hh. 1031. 

 Geopani, 2021, Segregasi Profesi Berdasarkan Gender Masih Terjadi, VOA  Indonesia, dilihat 13 Juni 2024, <https://www.voaindonesia.com/a/segregasi profesi-berdasarkan-gender-masih-terjadi/5780894.html>. 

Gadis Kretek, Disutradarai oleh Kamila Andini dan Ifa Isfansyah,  diperankan oleh Dian Sastrowardoyo. 

Nadia, 2022, Masyarakat dan Persoalan Gender, Djkn Kemenkeu, dilihat  13 Juni 2024, <https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-pontianak/baca artikel/15582/Masyarakat-dan-Persoalan-Gender.html>. 

Wardani, 2023, Serial Gadis Kretek Berhasil Duduki Top 10 Netflix dan  Ditonton 16 Juta Kali dalam Sepekan, Tribun News, dilihat 13 Juni 2024,  <https://www.tribunnews.com/seleb/2023/11/15/serial-gadis-kretek-berhasil duduki-top-10-netflix-dan-ditonton-16-juta-kali-dalam-sepekan>.

 

Penulis: Angelica Calluella Defanny Wijayakusuma siswa SMA Negeri 1 Cibinong sebagai peraih juara 2 JOURNATION 6.0 LPM Opini 

Editor: Natalia Ginting 

*Telah disunting ulang dari naskah asli yang diikutsertakan lomba

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.