LPM OPINI – Musyawarah Luar Biasa (MLB)  telah memasuki agenda kelimanya pada Senin (5/12). MLB ini sama sekali tidak berjalan sesuai rencana pada awal perembukkan agenda. Pembagian babak seharusnya hanya dilakukan tiga kali sidang, yakni pada 30 November, 4 Desember, dan penentuan kelanjutan estafet Ketua-Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa di 5 Desember.

Keterlambatan ini disebabkan oleh berbagai masalah, mulai dari perihal kuorum, permasalahan mengenai presidium di hari pertama, sampai perdebatan mengenai hal-hal apa saja yang mesti dimulai untuk dibahas.

Di MLB yang kelima, kegiatan yang berlangsung di Auditorium Gedung A Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ini melakukan pembahasan mengenai pencalonan ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang semestinya sudah dilakukan pada musyawarah pertama apabila melihat pada ketentuan awal.

“Agenda hari ini adalah penentuan kriteria calon Kabem dan Wakabem, penentuan tata tertib pemilihan calon Kabem dan Wakabem, serta agenda pencalonan Kabem dan Wakabem,” ungkap Ismi Syarifatus selaku Presidium 1.

Sempat terkendala dengan jumlah partisipan, kegiatan MLB atau Musyawarah Mahasiswa kali ini mengalami keterlambatan selama kurang lebih 90 menit. Hal ini terjadi karena minimnya jumlah partisipan dalam forum yang seharusnya meliputi perwakilan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) termasuk Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) dan mahasiswa FISIP secara umum. Namun akhirnya, sidang tetap dilaksanakan meski tidak mencapai kuorum atas usulan dari Ismah selaku salah satu peserta penuh.

“Dikarenakan keterbatasan waktu peminjaman ruangan, sidang akan tetap dilanjutkan walaupun belum kuorum,” ucap Ismah yang kemudian disepakati oleh forum.

Sempat Nihilnya Calon yang Diajukan

Sesuai dengan tata tertib MLB yang telah disepakati, baik peserta penuh maupun peninjau dapat mencalonkan diri atau orang lain sebagai ketua dan/atau wakil ketua BEM. Forum pun menyetujui opsi waktu pencalonan diri selama 2 x 5 menit, terhitung dari waktu opsi disepakati.

“Mengingat keterbatasan waktu dan tempat, saya mengajukan opsi pencalonan diri selama 2 x 5 menit. Diharapkan dengan lamanya waktu tersebut, sudah ada calon sehingga kita bisa langsung masuk ke tahap penjaringan,” usul Adel selaku peserta penuh.

Jika baik tahap pengajuan calon maupun tahap penjaringan belum juga mengantongi nama calon kabem – wakabem, Yohana selaku Ketua Senat Mahasiswa FISIP Undip mengungkapkan bahwa keputusan akan diajukan ke dekanat. Yohana juga menimbang peserta sidang yang sedikit.

“Kalau sampe 2×5 menit gak ada yang calonin diri, kita ke dekanat saja. (Peserta) yang dateng juga cuma segini,” ungkapnya.

Tahap pengajuan calon kemudian tidak menghasilkan apa pun sehingga MLB langsung memasuki tahap penjaringan selama 2 x 5 menit berikutnya atas kesepakatan forum.

Masuki Tahap Penjaringan, MLB Kantongi Nama Bakal Calon Kabem Wakabem

Pada tahap penjaringan, peserta penuh berhak untuk menyebutkan bakal calon pasangan kabem – wakabem baik dari peserta penuh maupun peserta peninjau.

“Jika mendapatkan tiga suara, calon kabem – wakabem resmi ditetapkan,” ucap Ismi.

Nafil selaku perwakilan dari UPK Bulutangkis kemudian mengajukan opsi berupa pengajuan dua nama sebagai calon Kabem dan Wakabem atas nama Yazid Suhada Jaelani dan Thoriq Zafar. Ia menganggap kedua nama tersebut telah memiliki pengalaman organisasi yang meyakinkan, masing-masing sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ilmu Pemerintahan serta Ketua Bidang Riset dan Keilmuan BEM FISIP.

“Rasionalisasi saya terkait dua calon ini adalah pertama, mengingat kedua orang tersebut merupakan orang-orang yang memiliki pengalaman organisasi yang bisa dibilang meyakinkan karena Yazid adalah kahim dari HMPS Ilpem dan Thoriq adalah Kabid Riskeel BEM.  Maka, saya mengajukan mereka (untuk) menjadi calon kabem dan wakabem,” jelas Nafil.

Opsi tersebut kemudian diperkuat oleh Fajril selaku peserta penuh dengan pertimbangan bahwa Yazid mampu menjadi seorang pemimpin di tingkat fakultas setelah melihat kinerja Yazid sebagai ketua himpunan.

“Saya mengetahui bahwa saudara Yazid mampu menjadi seorang pemimpin di tingkat fakultas dengan melihat saudara Yazid sebagai ketua himpunan,” ucapnya.

Pengajuan tersebut kemudian disambut dengan kesediaan baik dari Yazid maupun Thoriq dalam menjadi bakal calon Kabem dan Wakabem FISIP 2023 dengan beberapa pertimbangan. Senada dengan pertimbangan dari Nafil, Yazid mengakui bahwa ia telah memiliki pengalaman terkait manajemen organisasi, terlebih pengusungan nama Thoriq sebagai bakal calon Wakabem membuat dirinya yakin untuk menyetujui opsi pengusungan tersebut.

“Saya punya pengalaman terkait manajemen organisasi. Lalu, untuk wakil juga banyak pertimbangan. Pertimbangan terbesar saya adalah Thoriq sudah lama berada di internal BEM FISIP sehingga dia tau evaluasi kabinet sebelumnya dari sisi internal, (sementara) saya (sudah) melihat BEM FISIP dari pandangan eksternal. Poinnya adalah saya bersedia,” jelas Yazid.

Sementara itu, Thoriq menilai bahwa ia bersedia untuk menjadi bakal calon Wakabem atas dasar hubungan personal dengan Yazid. “Saya memang memiliki hubungan personal dengan Yazid. Saya tahu bagaimana saudara Yazid saat memimpin dan anak-anak saya yang berada di HMPS Ilpem (juga) mengetahui bagaimana leadership-nya,” ungkap Thoriq.

Persoalkan Jabatan Terkini Bakal Calon 

Meskipun demikian, Yohana kemudian mempertanyakan terkait jabatan yang saat ini masih dipegang oleh Yazid dan Thoriq masing-masing selaku ketua himpunan dan ketua bidang dalam BEM FISIP, terlebih ia menilai bahwa Yazid seharusnya memberi tahu kepada anggota HMPS Ilmu Pemerintahan terlebih dahulu mengingat Yazid memegang jabatan yang tinggi.

“Ada baiknya Yazid izin dulu mengingat jabatan yang dia pegang tinggi sebagai kahim. Saya percaya teman-teman Ilpem akan mendukung. Tapi  kan enggak enak saja kalau sudah ketok palu tahunya bawahan-bawahan dia enggak setuju,” ujar Yohana.

Namun, Yazid melihat bahwa dalam kasus ini, ia diajukan dalam tahap penjaringan di mana para peserta dari Ormawa-lah yang mengusungkan namanya sehingga ia merasa bahwa jika mengikuti persyaratan, ia hanya perlu mengajukan cuti.

“Saya maju di tahap penjaringan di mana teman-teman ormawa yang mengusung nama saya. Sesuai dengan persyaratan yang dibilang dalam berkas ialah cuti. Kalau saya maju dari awal Pemira, saya harus mengundurkan diri dari jabatan Kahim. Kalau saya mengajukan diri, saya mundur. Tapi  kan ini saya diusung,” responnya.

Minim Partisipan, Legitimasi Paslon Dipertanyakan

Fakta bahwa MLB tidak dihadiri oleh banyak perwakilan ormawa membuat Selsi sebagai salah satu peserta peninjau memberikan pandangan terkait opsi pengusungan bakal calon Kabem dan Wakabem. Pasalnya, ia menilai bahwa minimnya partisipasi ormawa membuat legitimasi paslon dipertanyakan jika nantinya terpilih.

“Bahwasannya, musyawarah pada hari ini masih belum dihadiri oleh banyak ormawa. Saya mempertanyakan legitimasi paslon jika nantinya (bakal calon) terpilih,” ujar Selsi.

Merespon hal tersebut, Yazid sebagai individu yang dicalonkan menyepakati pandangan dari Selsi bahwa musyawarah ini seharusnya perlu melibatkan banyak partisipan dari Ormawa serta peserta peninjau. Ia pun juga menilai bahwa minimnya partisipan juga perlu dipersoalkan mengingat keputusan berada di tangan peserta penuh.

“Saya ingin tahu pandangan temen-temen ormawa karena (ini) kesepakatan kita bersama di forum. Keputusan ada di peserta penuh yang bisa memiliki suara. Ketika teman-teman lain belum ada, itu perlu dipertanyakan juga,”

“Terkait legal atau enggaknya, kita kan sudah menjalankan sesuai kesepakatan forum. Tadi ketika belum kuorum, forum setuju untuk lanjut. Menurut saya sudah sah. Ketika status saya nanti sudah jadi calon, akan kembali ke kesepakatan forum. Terkait hal ini, saya akan menjalankan administrasi sesuai dengan regulasi yang telah ditentukan,” pungkasnya.

Agenda MLB sendiri kembali ditunda mengingat waktu yang terbatas dan akan dilanjutkan dalam kurun waktu 2 x 10 jam. Penentuan musywa selanjutnya menunggu keputusan dan informasi lebih lanjut dari Senat Mahasiswa.

Penulis: Almira Khairunnisa

Reporter: Almira Khairunnisa, Rachel Aina

Editor: Luthfi Maulana

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.